BAGIAN 1

931 98 2
                                    

Aku ingin mati, hal yang pantas untukku hanya ini. Manusia, hantupun membenciku. Aku.. membenci diriku. Kenapa aku harus menebus ini, kenapa harus seperti ini. Akhir yang menyedihkan untuk salah satu manusia dimuka bumi ini.

Jennie menarik nafasnya perlahan dengan memejamkan matanya. Rambut lurusnya tertiup lembut. Seragam sekolah masih lengkap ditubuhnya. Ia tengah duduk di balkon membelakangi udara, ia siap menjatuhkan tubuhnya kebawah. Tepat ia membuka matanya perlahan agar bisa melihat dunia untuk terakhir kalinya. Saat itu ada sosok lelaki muda berjas menatapnya. 

Jennie terdiam sejenak menatap lelaki itu. Ia kemudian tersenyum sinis menatap pemuda itu. Pemuda itu tampak seumuran dengannya tetapi tidak menggunakan seragam sekolah. Pemuda itu menggunakan setelan jas hitam. Wajahnya datar menatap jennie dengan jarak 10 cm.

"Apakah ini hantu terakhir?" Jennie tersenyum, sambil memiringkan kepalanya menatap kearah pemuda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah ini hantu terakhir?" Jennie tersenyum, sambil memiringkan kepalanya menatap kearah pemuda itu. 

Pemuda itu bergeming, masih menatap lurus kearah Jennie.

"Kau ingin menyaksikan aku? atau membantuku mati?" Jennie sedikit mendongak.

"Jangan mati." Ucap pemuda itu. 

Raut wajah Jennie yang sebelumnya meremehkan pemuda itu berubah serius. Mulutnya sedikit terbuka, ia sedikit melebarkan matanya menatap kearah pemuda itu. Ia diam tanpa kata, berusaha ingin berbicara namun lidahnya kelu. Ia menatap dalam mata pemuda itu.

"A.. apa..." Jennie tergagap, ia kebingungan. 

"Jangan mati." Ucap pemuda itu lagi. 

Air mata Jenniepun menetes namun ia masih menatap pemuda itu. Jennie kemudian memejamkan matanya kuat, dengan air mata yang mengalir lebih deras dari sebelumnya. Ia membaringkan tubuhnya keudara berharap jatuh kebawah, namun pinggangnya tertahan oleh sesuatu. Pemuda itu menahannya.

Jennie sangat terkejut, ia membuka matanya. Sebelah tangan pemuda itu menarik tangannya, hingga Jennie berdiri didepannya. Tangannya dingin. 

"Ke..napa?" Ucap Jennie. Kakinya terasa lemas, iapun tidak sadarkan diri.


Study on Regret | TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang