BAGIAN 7

333 67 1
                                    

"Apapun yang kau inginkan, akan aku lakukan."

Jennie berlari berusaha menggapai tangan itu.

"Tidak berhenti!"

Jennie terbangun dari tidurnya. Nafasnya terengah-engah. Ia melihat jam dinding kamarnya. Jam menunjukkan jam 3 pagi. Perlahan air mata membanjiri matanya. Ia menunduk dan memeluk kakinya yang ia tekuk. Hatinya sakit mengingat kejadian itu. 

Jennie menggigit bawah bibirnya, tubuhnya bergetar. Sesuatu terpikir dibenak Jennie. Ia ingin mati. Tangannya meraba-raba meja kecil disamping kasurnya. Ia menemukan cutter didalam kaleng bulat berisi pulpen dan perkakas kecil lainnya.

Tangannya gemetaran. Keringat membasahi dahinya. Ia mengiris sedikit pergelangan tangannya. Darah segar mulai keluar. 

Bayangan hitam muncul membentuk suatu sosok. Ia berjalan mendekati Jennie. Jennie masih fokus untuk menyayat tangannya. Sosok itu memegang pergelangan tangannya. Pisau itu terlepas dari tangannya yang bergetar. Ia menarik Jennie kepelukannya. Tubuh Jennie sedikit bergetar karena terkejut.  Taehyung tengah mendekapnya saat ini. Dekapan yang dingin namun terasa hangat. Air mata mengalir deras kepipinya, Jennie sedikit berteriak.

"Aku benci diriku!" Jennie menangis didada Taehyung.

Ruangan itu hanya terdengar suara tangisan Jennie didalam dekapan Taehyung.

***

Jennie membuka lokernya, ia sedari tadi hanya mengambil buku-bukunya. Tepat saat ia menutup loker, Jaehyun berdiri disamping lokernya dan tersenyum.

"Mengapa hanya mengambil buku? tidak ikut kelas renang?"

Jennie tidak akan mengikuti kelas renang, mengingat ada sosok hantu yang berniat membunuhnya masih ada disana.

Jennie memandang malas kearahnya dan melewati Jaehyun.

"Kau ingin membolos bukan?" Jaehyun menghalangi jalan Jennie. Jennie tidak memperdulikannya dan berjalan menghindarinya.

"Ada apa dengan kakimu?" Jaehyun berusaha mengimbangi Jennie. Jennie berhenti diam dan memandang ke arah Jaehyun. Jaehyun tersenyum manis melihat Jennie.

"Pergi" Ucap Jennie datar. Jennie berjalan melintasi Jaehyun. Jaehyun hanya memandang kepergian Jennie.

Jennie menuju ruang kelas. Ia hanya sendiri karena siswa-siswa yang lain tengah mengikuti kelas renang saat ini. Jennie membaringkan kepalanya diatas tangannya yang ia jadikan bantal dimejanya. Jennie tertidur sendirian di atas meja ruang kelasnya. Ia sangat lelah setelah kejadian semalam. 

Beberapa saat kemudian Jaehyun masuk keruang kelas. Ia memperhatikan Jennie sedang tertidur. 

Entah mengapa dari awal Jaehyun datang ke sekolah ini, ia hanya tertarik kepada Jennie. Awalnya ia merasa iba, namun ia juga merasa ingin melindungi Jennie. Jennie mengingatkannya pada sosok adiknya. Ia tidak ingin kejadian yang sama menimpa Jennie. Mungkin yang membedakan antara Jennie dan adiknya adalah, adiknya merupakan seseorang yang lemah sedangkan Jennie sosok yang kuat menurutnya. Namun ia tetap ingin melindunginya.

Jaehyun ikut membaringkan kepalanya diatas meja miliknya. Ia meletakkan kepalanya diatas lengannya. Jennie membuka matanya, ia memandang Jaehyun yang saat ini sedang memandangnya.

Jennie langsung duduk tegak.

"Apa yang kau lakukan!" Ucap Jennie kesal.

Jaehyunpun duduk menghadap Jennie.

"Aku melakukan apa?" Sahut Jaehyun dengan wajah polosnya.

"Aku tidak ingin terseret kemasalahmu."

"Aaa.. maksudmu karena ikut membolos kelas renang?" 

Jennie tidak menjawab. Ia menolehkan kepalanya kesamping. Jaehyun berpindah ke kursi tepat didepan Jennie. Ia duduk membelakangi meja.

"Apa itu luka baru?"

Jennie hanya diam. Ia memutar bola matanya malas. 

"Aku ingin jadi temanmu." Jaehyun berubah serius.

"Aku tidak mau." 

"Kenapa? Semua orang bisa berteman bukan?" Tanya Jaehyun.

"Tidak bisa." 

"Kuanggap itu jawaban ya.." Jaehyun berhenti sejenak "..dari seorang Jennie Kim."

Jennie tidak memperdulikannya. Jennie bangkit dari duduknya dan berjalan menuju keluar kelas. Meninggalkan Jaehyun yang terdiam menatap kepergiannya.

Kau terlihat sangat rapuh Jennie. Gumam Jaehyun.

Study on Regret | TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang