Halaman 07

182 12 25
                                    

Bisa nangis juga lu, ngab? 🙂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisa nangis juga lu, ngab? 🙂

Jeno sedang makan malam berdua dengan Mark tanpa ditemani oleh keberadaan Donghae dan Tiffany karena mereka masih di Bali. Untung saja Mark jago memasak ketika masih duduk di bangku kelas 1 SMA, sehingga Mark dan Jeno tidak perlu delivery makanan dari luar.

Mark sengaja memasak sendiri karena tidak ingin merepotkan Bi Ijah—asisten rumah tangga di keluarga Donghae. Kali ini Mark memasak satu porsi ayam saus mentega untuk dimakan berdua dengan Jeno, adik satu-satunya.

"Jen, gue mau nanya," kata Mark.

"Nanya apa, Kak?" tanya Jeno.

"Lo beneran putus sama Jaemin? Tadi siang si Echan cerita ke gue lewat WA. Katanya lo mutusin Jaemin gara-gara dicium Hyunjin,"

"Iya. Gue mutusin dia tadi siang. Sumpah gue nggak nyangka Jaemin selingkuh sama Hyunjin,"

"Jen, lo tuh salah paham. Echan bilang kalau dia sama anak-anak ngelihat langsung dan Hyunjin duluan yang mulai. Lo nggak boleh gegabah dalam mengambil keputusan,"

"Jelas-jelas gue lihat pakai mata kepala sendiri. Jaemin nggak ada ngelawan si Hyunjin pas bibirnya dicium, bahkan gue yang udah lama jadi pacarnya aja belum pernah cium bibir Jaemin."

"Tapi posisi lo di sini emang beneran salah paham. Gue yakin cowok sebaik Jaemin nggak bakal tega selingkuhin elo. Ini semua gara-gara ulah Hyunjin. Echan sama yang lain aja tahu kalau Hyunjin duluan yang mulai, masa lo bego, sih?"

"Gue baru tahu kalau Jaemin itu lemah. Dia nggak bisa ngelawan pas Hyunjin sialan itu cium bibir mantan gue dan gue nggak mau pacaran sama cowok tukang selingkuh kayak dia!"

"Papa sama Mama kalau tahu hal ini juga nggak akan percaya kalau Jaemin berani selingkuh. Bokap-nyokap kita udah sayang banget sama dia. Gue nggak nyangka lo segampang itu mutusin Jaemin, padahal dia udah berusaha jelasin yang sebenarnya biar lo salah paham tapi lo egois."

"Jadi lo belain dia? Gue juga nggak nyangka lo ada di pihak jal*ng murahan itu,"

PLAK!

"Lo nampar gue, Kak?!" Jeno syok karena untuk pertama kali Mark menampar dirinya.

"Iya, gue nampar lo karena lo udah berani merendahkan Jaemin di depan gue. Gue berani ngelakuin ini karena Jaemin nggak salah!"

Gara-gara lo gue jadi ribut sama Kak Mark. Lo tunggu pembalasan gue, Jaemin. Dasar jal*ng nggak tahu diuntung!

"Kenapa lo diam? Sadar kalau lo terlalu cepat ambil keputusan?" sindir Mark usai menampar Jeno.

"Keputusan gue udah tepat. Jangan sekali-kali lo nyuruh gue balikan sama jal*ngnya Hyunjin itu,"

"JAGA MULUT LO, JENO!"

Jeno masa bodoh. Ia tak menghabiskan makanan dan meninggalkan Mark yang masih di ruang makan karena malas berdebat soal mantan kekasih. Lain halnya dengan Jaemin yang kini berada di kamar usai makan malam—lebih tepatnya ia sedang menatap beberapa foto antara dirinya dengan Jeno yang tersimpan di galeri ponsel.

Jujur Aku Tak Sanggup [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang