Halaman 06

142 13 56
                                    

Kring... kring... kring...

Tak terasa kini seluruh murid SMA Tunas Bangsa telah memasuki jam istirahat. Mereka berhamburan keluar kelas untuk melepas penat usai mengikuti mata pelajaran di kelas masing-masing. Begitu pula dengan Jaemin yang hendak menuju kantin bersama Lucas, Haechan, Renjun, Hendery, dan Kun.

"Hari ini gue mau traktir kalian," ujar Hendery pada kelima temannya.

"Serius lo?" Haechan tak percaya.

"Iya, gue serius. Hari ini gue dapat uang jajan lebih dari bokap dan gue disuruh bokap buat traktir kalian di kantin."

"Asyiiikk hari ini ada yang traktiran," seru Renjun dengan nada senang.

"Senang amat ditraktir orang," canda Jaemin sambil merangkul Renjun.

"Lo kira cuma Renjun aja yang senang? Gue juga, kali. Lumayan gue bisa hemat uang jajan soalnya gue mau ganti handphone baru," tutur Haechan.

Selang beberapa menit kemudian Jaemin, Renjun, Haechan, Lucas, Hendery, dan Kun tiba di kantin. Beruntungnya keenam sahabat itu sudah mendapat meja kosong untuk ditempati lantaran suasana kantin masih belum terlalu ramai.

"Enaknya hari ini makan apa, ya?" tanya Kun.

"Gimana kalau kita berenam makan mie ayam Bang Jamal aja? Terus minumnya es teh manis," terlintas ide di otak Jaemin untuk menyantap salah satu menu favorit kantin SMA Tunas Mulia itu.

"Huaaaa udah lama gue nggak ketemu mie ayam," gerutu Haechan.

"Boleh juga ide lo, Na. Kalau semuanya makan mie ayam Bang Jamal kan jadinya nggak ribet mikir mau beli apa." Lucas menanggapi ide Jaemin.

"Fix ya kita semua beli mie ayam sama es teh manis punya Bang Jamal?" Hendery memastikan.

"Iya fix," jawab Renjun.

"Ya udah kalau gitu gue sama Kun ke Bang Jamal dulu. Kun, ayo lo ikut gue."

Hendery mengajak Kun ke tempat Bang Jamal untuk membeli mie ayam dan es teh manis. Kun menurut saja, walaupun sejujurnya ia risih karena tangan kanannya ditarik Hendery. Sementara itu Jaemin tengah asyik mengobrol dengan ketiga temannya sembari menunggu pesanan.

Namun tiba-tiba Jeno datang menghampiri meja yang ditempati Jaemin, Haechan, Renjun, dan Lucas sambil membawa sepiring ketoprak dan sebotol air putih yang ia beli di tempat Bu Marwah—si penjual ketoprak yang sudah puluhan tahun berjualan di kantin SMA Tunas Bangsa.

"Dek Nana," sapa Jeno seraya duduk di samping Jaemin.

"Ganggu aja lo, t*i!" umpat Renjun.

"Iri? Bilang bos! Ahay, papale papale..." balas Jeno yang kini merangkul Jaemin.

"Nggak boleh gitu, Jeno. Kasihan anak orang kamu gituin," peringat Jaemin sambil memegang tangan kiri Jeno yang tengah merangkulnya.

"Pacaran teros," sindir Lucas.

"Lah daripada elo, jomblo akut dari lahir," ledek Jeno pada Lucas.

Tak lama kemudian Hendery dan Kun muncul kembali dengan membawa nampan. Hendery membawa nampan berisi enam mangkuk mie ayam, sedangkan Kun membawa nampan berisi enam gelas es teh manis.

"Kok ada kang parkir Monas di sini?" Hendery baru menyadari keberadaan Jeno yang duduk di samping Jaemin.

"Perasaan kita nggak ngajak si Mail, deh. Tapi kenapa dia tiba-tiba muncul kayak tamu tak diundang?" Kun turut meledek Jeno.

"Ya kan gue pengen ketemu pacar gue sendiri, Ngab. Masa nggak boleh?" keluh Jeno.

"Terserah lo, deh. Yuk kita makan,"

Jujur Aku Tak Sanggup [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang