"Tooru, tunjukkan padaku cara servis!"
"Bagaimana jika tunjukkan rasa hormat dulu?"
Takeru mencibir, dan kau hanya bisa menertawakan pacarmu saat Oikawa menatap keponakannya kesal sebelum menembakmu dengan tatapan yang sama. "Berhenti tertawa, [Name]!"
Masih dengan tawa yang lolos dari celah bibirmu, kau berkata pada bocah yang berjalan di tengah-tengah kau dan Oikawa. "Kau memang harus menghormatinya, Takeru. Panggil dia paman. Hal itu bisa membuatnya senang sekaligus bisa menyadarkan dia tentang betapa tuanya pamanmu yang sok ganteng itu."
"Baik, Kak."
Balasan Takeru atas kata-katamu berhasil membuat Oikawa kembali melayangkan tatapan kesal pada keponakannya tersebut. "Kenapa kau panggil [Name] kakak? Panggil dia bibi!"
"Kakak [Name] terlalu muda untuk dipanggil bibi," sahut Takeru tanpa dosa.
Mendengar hal itu mau tidak mau membuatmu kembali tertawa. Kali ini lebih keras dari sebelumnya. Sebelum Oikawa membungkam tawamu yang mengesalkan, sebuah suara yang memanggil namanya berhasil membuat atensi sang kapten itu menoleh ke asal suara.
Ekspresi tidak mengenakan langsung terpasang dengan apik di wajah Oikawa begitu matanya menangkap keberadaan Kageyama tak jauh di depan kalian bertiga.
"O-Oikawa-san dan [Surname]-senpai, apa yang kalian lakukan disini?" tanya Kageyama terbata. Mungkin Setter Karasuno itu tidak menyangka akan bertemu dengan kedua mantan senpai-nya di tempat seperti ini.
"Cih, kepo!"
Balasan Oikawa bukan hanya membuat Kageyama kesal, tetapi kamu juga. Kau lantas mencubit pinggang Oikawa hingga laki-laki itu berteriak kesakitan.
Mengabaikan rengekan Oikawa, kau lantas menjawab pertanyaan Kageyama. "Kami mengantar keponakan Oikawa untuk kelas bola voli yang dia ikuti."
Kau menyuruh Takeru untuk memberi salam yang langsung dilakukan oleh anak itu. "Kau sendiri? Apa yang kau lakukan disini, Tobio?"
"Aku ... Ada urusan." Mata biru tua Kageyama langsung mengarah pada Oikawa yang kini mengangkat alis seraya balas menatapnya.
"Apa?" tanya Oikawa malas.
"Jika kau disini, bagaimana dengan klub-nya?"
Meski enggan, Oikawa tetap menjawab pertanyaan mantan junior semasa smp tersebut. "Kami biasa libur di hari senin."
Kageyama jelas terkejut pada apa yang dikatakan Oikawa. Laki-laki berhelai hitam itu lantas menganggap bahwa itu membuang-buang waktu.
"Istirahat dan melewatkan adalah dua hal yang berbeda." Oikawa berkata seraya berjalan melewati Kageyama. "Ayo pergi, [Name], Takeru."
Takeru langsung mengikuti pamannya, sedangkan kau berhenti sejenak untuk menepuk pundak Kageyama dengan senyum yang tercetak di bibirmu. "Sampai jumpa, Tobio."
Apa yang kau lakukan ternyata tak lepas dari tatapan Oikawa. Laki-laki yang dijuluki 'Greate King' oleh Hinata itu kembali memanggil namamu dengan kekesalan yang kentara dalam nada suaranya.
"Kadar kecemburuan pacarmu itu tidak normal, Senpai."
Kau tertawa mendengar kalimat Kageyama. "Memang. Tapi sialnya aku mencintai idiot itu."
.
.
.