"Aku punya sesuatu untukmu."
Oikawa mengangkat sebelah alisnya tidak mengerti. "Apa itu?"
"Tunggu disini." Kau segera pergi untuk mengambil tasmu di loker Oikawa, meninggalkan pacarmu yang kebingungan di tempatnya berdiri.
Tidak sampai satu menit, kau kembali ke hadapan Oikawa dengan sesuatu yang kau sembunyikan di belakang tubuhmu. "Duduklah."
Meski bingung, Oikawa melakukan apa yang kau katakan. Laki-laki yang masih mengenakan seragam voli itu mendudukkan diri di kursi yang ada di ruang ganti. Manik sewarna dengan rambutnya tak lepas dari sosokmu yang berdiri di depannya. "Ap-...."
Oikawa tidak bisa mencegah dirinya untuk tidak terkejut atas apa yang kini kau lakukan. "[Name]-chan, apa yang kau-...."
"Diam." Mengabaikan keterkejutannya, kau mulai melepas sepatu Oikawa dan mulai memasangkan sesuatu di lutut kanan kekasihmu. "Selesai."
Kau tersenyum puas menatap hasil karyamu sebelum mendongak menatap Oikawa yang ternyata juga tengah menatapmu. "Aku tidak bisa selalu berada di dekatmu setiap saat, Tooru. Aku juga tidak bisa untuk selalu hadir di setiap pertandingan yang kau ikuti. Tapi dengan pelindung lutut ini ..." Kau menepuk pelan lutut Oikawa yang kini dibungkus oleh Kneepad berwana putih. "Aku berharap kau tau bahwa aku akan selalu mendukungmu meski aku tidak berada di sekitarmu."
Oikawa tersenyum. Tidak ada yang bisa laki-laki itu lakukan selain membawamu ke dalam pelukan hangatnya. "Terimakasih, [Name]-chan. Dukunganmu sangat berarti bagiku."
Kau mengangguk dan membalas pelukannya.
"Tapi kenapa Kneepad-nya hanya sebelah saja?"
Pertanyaan Oikawa membuatmu meringis. "Sebelahnya lagi hilang saat aku menjemurnya."
Oikawa hanya tertawa seraya mengeratkan pelukan kalian.
"Kau memang sesuatu, [Name]-chan."
.
.
.