6. Gakkou

7 9 0
                                    

Tok tok tok!

"Oi yang di dalem! Cepetan bangun!"

Ren yang kesal menunggu di depan pintu kamar Amel kini menggedornya dengan sekuat tenaga. Dia tak tau saja jika penghuni di dalam sudah bangun sejak pukul 3 dini hari tadi. Bisa-bisa pintu yang di gedor Ren jebol.

"Iya bentar!" Balas Amel di dalam sana.

"Makanya cepetan!"

"Duluan aja Ren-san."

Ren tak menjawab. Melangkah ke bawah dengan wajah bantalnya.

"Ada apa Ren-chan?" Tanya Ima saat melihat wajah kesal anaknya yang baru turun dari tangga.

"Dia susah di bangunin," jawabnya seraya duduk di kursi meja makan.

Ima hanya terkekeh pelan. Lanjut memasak untuk sarapan. Di keluarga ini, mereka sarapan sebelum bersiap sekolah. Bukan bersiap dulu baru makan.

"Ma, sarapan apa?" Tanya Ren.

"Ah, kita cuma sarapan telur dadar. Gapapa, 'kan?"

Ren hanya mengangguk. Menyimpan kepala di atas meja sembari memejamkan mata. Pukul 6 ia masih mengantuk, padahal tidurnya cukup lama.

"Ohayou~." (pagi~)

Amel dengan senyumannya duduk di hadapan Ren. Pakaiannya nampak sudah rapi dengan seragam yang melekat. Wajah berseri indah akibat mandi yang ia lakukan pukul 4 tadi.

"Nak Miya sudah mandi?"

Amel menoleh ke belakang, dimana ada Ima yang masih menggoreng telur dadar.

"Iya Bi, udah kebiasaan, hehe."

>Arigatou, Minna<
Bagian 6 : Gakkou
>Happy Reading<

Hari ini hari pertama Amel melakukan program pertukaran pelajar. SMA yang di pilih sekolahnya bernama Kawasaki koukou. Sebuah SMA swasta yang tidak populer, namun memiliki banyak siswa di dalamnya.

"Ren-san, kenapa bisa tau nama keluarga aku?"

Ren menoleh, namun tak kunjung buka suara. Kembali menatap lurus jalanan yang di lalui keduanya.

"Di bilang juga gak percaya."

"Siapa yang bakalan percaya gitu aja? Ibarat seorang nelayan yang di beritahu jika si nelayan tak sengaja menangkap duyung."

Ren mengerutkan kening tak paham. Perumpamaan yang payah.

"Tanya nii-san aja."

"Nii-san? Siapa? Kakak aku cuman Kak Aiyaz. Terus kata Bibi, Ren-san anak tunggal, mana mungkin punya Kakak." 

"Iya. Tanya sama dia aja."

Amel mencubit lengan pemuda di sampingnya. "Iya tanya apa?"

Ren hanya menghela napas pelan. Padahal Amel sendiri yang ngasih pertanyaan, waktu di jawab malah balik tanya. "Tanya aja semuanya sama dia. Toh, kalo dia yang bicara, kamu bakalan percaya."

Amel terdiam dengan mata menatap lurus jalan yang masih sepi.

"Kak Aiyaz, kah?" gumamnya.

•••

Atas bantuan Ren, kini Amel berada di depan pintu ruang guru. Selain guru, dilarang ada yang masuk.

"Ah, Miya-san, ya?"

Arigatou, MinnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang