12. Menjenguk

4 5 0
                                    

Amel tengah duduk menunggu anggota voli datang. Di sampingnya ada Ren yang duduk di lantai kamar milik Amel.

"Ngapain Aniki disini?" tanya Amel sinis. Ren balik menatap tajam.

"Balikin dorayaki sama dango yang aku beli."

Amel terkekeh pelan. "Canda doang. Aniki hidupnya serius mulu."

Tangan Amel kembali sibuk memakan dorayaki. Sedangkan Ren hanya diam memperhatikan dari bawah.

"Waktu itu, kenapa kamu nangis?" tanya Ren tiba-tiba. Gerakan mengunyah terhenti, tangan Amel yang hendak kembali menyuap berhenti di udara.

"Waktu kapan?" Amel pura-pura tidak tau. Wajahnya menampilkan ekspresi bertanya.

"Jangan pura-pura, ceritain semuanya."

>Arigatou, Minna<
Bagian 12 : Kurahara Riku
>Happy Reading<

Seperti biasa, Amel akan mengunjungi Ren yang tengah berada di gedung olahraga. Mengenakan atasan olahraga panjang, rok seragam yang menutupi mata kaki, juga khimar putih yang menjuntai hingga perut.

Amel berjalan pelan seraya menenteng kotak makan untuk Ren. Ima berpesan padanya untuk memberikan makan siang pada Ren, karena Ima tau, anak laki-lakinya pasti akan meninggalkan makan siang dengan alasan lupa.

Tangan kiri Amel membuka pintu yang sebenarnya sudah terbuka. Di dalam, terlihat para anggota voli tengah berlatih blok.

Amel memilih berdiri di pinggiran lapang. Menunggu Ren selesai latihan.

"Miya-san?"

Sebuah suara membuatnya menoleh. Di samping kanan Amel, terdapat Takahashi dengan wajah berkeringat. Di tangan si pemuda terdapat botol minum yang di bagi Takaki.

"Haru? Ada apa?" balas Amel ramah.

Takahashi menggeleng singkat. Berdiri di samping Amel tanpa buka suara.

Keduanya sama-sama diam, tak ada yang berniat membuka suara. Hanya terdengar deritan sepatu yang bergesekan dengan lantai, juga suara bola yang beradu dengan lantai.

Sampai pada akhirnya, Takahashi melontarkan sebuah kalimat yang membuat Amel membeku.

"Miya-san kenal Kurahara Riku?"

Amel menoleh terpatah. Wajahnya menyiratkan keterkejutan luar biasa. Lidahnya seakan kelu, tak memperbolehkannya buka suara barang sedikit pun.

"Aku dengar, dia meninggal gara-gara seorang gadis."

Takahashi sengaja, dia mencoba memancing gadis di sampingnya. Jika benar jika Amel adalah gadis yang sama dengan orang yang ia cari selama ini, maka dia akan terkejut dengan semua yang ia ucapkan.

"Kasian bukan? Padahal, dia siswa terpelajar saat SMP," lanjutnya. Takahashi tak memperdulikan Amel yang tengah menahan sesak dalan dada.

"Kurahara pernah bilang, dia ingin sekali melanjutkan SMA di Tokyo. Tapi ... Dia meninggal sebelum mimpinya terwujud. Ah, jika aku tau siapa gadis itu, mungkin aku tanpa segan akan membalas dendam Kurahara."

Takahashi melirik lewat ekor mata. Matanya membulat sempurna. Dia ... Tidak menyangka jika respon Amel seperti ini. Di luar dugaan, Amel menangis histeris seraya berjongkok.

Arigatou, MinnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang