Alva vs Arvin

75 17 14
                                    

"Kata orang cinta butuh diperjuangkan, oleh sebab itu aku akan memperjuangkan cintaku. Tak peduli seberapa banyak kau menolakku."

Hari ini Caramel sudah di pusingkan dengan makhluk cowok ciptaan Tuhan. Bagaimana tidak? Mereka sepanjang hari ini terus menempel ke padanya.

"Mel, lo mau makan apa?" tanya Alva saat mereka sudah berada di kantin.

Oh ya ngomong-ngomong tentang Alva, Caramel sudah tak permasalahkan kejadian kemarin. Anggap saja Alva tak pernah mengukapkan perasaannya.

"Roti bakar coklat sama jus alpukat," jawab Caramel.

"Oh oke biar gue pesenin," kini giliran Arvin yang menjawab.

"Apa sih lo biar gue aja," ketus Alva.

"Biar gue aja! Gue kalau pesen makanan cepat, gak kaya lo lemot," ucap Arvin tak mau kalah.

"Gak! Gue aja."

"Gue."

"Gue. "

"Gue."

"Gue."

Caramel memijat pelipis yang tiba-tiba merasa pening. Ia berdiri dari duduk membuat Duo A itu ikut berdiri.

"Mau kemana Mel?" tanya mereka berbarengan.

"UKS."

"Lo sakit? Sakit apa? Kenapa gak bilang? Ya udah biar gue yang anter lo ke UKS?" tanya Alva beruntun. Caramel pusing di buatnya.

Sementara Arvin ia hanya memutarkan bola mata malas.

"Woi Samsul lo kalau mau tanya satu-satu dong. Kasian tuh Caramel tambah pusing gara-gara pertanyaan lo yang gak ada habisnya."

"Udah Mel, gue aja yang anterin lo," lanjut Arvin.

"Gak! Caramel biar gue aja yang anter!" bantah Alva.

"Gue aja."

"Gue."

Pertengkaran mereka terus berlanjut. Tanpa mereka sadari Caramel sudah tak berada di kantin.

"Caramel lo milih di anter sama siapa? Gue atau Dia?" tanya mereka.

"Lo Caramel mana? Ini pasti gara-gara lo Caramel pergi," tuduh Arvin saat tak melihat Caramel disana.

"Kok gue sih? Lo kali."

"Dahlah gue males berdebat sama lo. Mending gue cari Caramel aja," ucap Arvin lalu pergi dari kantin.

"Gue gak boleh kalah. Gue juga harus cari Caramel."

***


Sedangkan Caramel, ia sudah berada di rooftop. Ia duduk di bangku panjang. Matanya terpejam merasakan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya.

"Nih," ucap orang itu menempelkan sebungkus roti dengan air mineral di pipi Caramel.

Caramel membuka matanya ia menatap tajam cowok itu. Beraninya dia.

"Udah ambil," ucapnya lagi.

Mau tak mau Caramel mengambilnya. "Makasih," ucap cowok itu.

"Sama-sama," jawab Caramel.

Ia menghela nafas panjang lalu duduk di samping Caramel.

"Lo ngapain duduk disini?" sewot Caramel.

"Kenapa? Gak boleh?" Caramel tak menjawab ia asik dengan roti coklatnya.

Cowok itu menatap Caramel yang berada di samping. Satu kata yang terlintas di pikirannya. Cantik. Caramel yang merasa di perhatikan langsung menoleh.

"Lo ngapain liatin gue," tanya Caramel ketus.

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang