London

74 14 9
                                    

"Jika Tuhan maha pengampun bagi hambanya yang berbuat salah, berbeda denganku. Kesalahan tetap kesalahan dan itu tidak ada toleransi."


Caramel baru saja keluar dari bandara di ikuti orang-orang berbadan kekar dengan pakaian formal serba hitam sontak semua pasang mata tertuju ke arahnya.

Caramel baru saja keluar dari bandara di ikuti orang-orang berbadan kekar dengan pakaian formal serba hitam sontak semua pasang mata tertuju ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Who's that?"

"So beautiful."

"Hey beautiful! What's your name?"

"He's an important person, isn't he? It's under guard."

"Yes, it's an important person. An important person to serve uncles. Hahahah."

Langkah Caramel terhenti kala mendengar kalimat terakhir gadis itu. Ia membalikkan badan berjalan ke arahnya.

"Sorry. What do you said earlier?"

"You are important. For you serving uncle, right?"

"Looks like you have to be in the mirror. It is your appearance that is like a prostitute."

"You-"

Kalimatnya terpotong, Caramel menatap tajam. Bisa kita liat ia meneguk saliva kasar.

"Take her away from here! It's up to you what you want to do with this bitch-Oops wrong bitch."

"Yes miss."

Caramel memulihkan pendengaran. Saat wanita itu meminta tolong kepadanya. Enak saja sudah menghina dan dengan seenak jidat ia meminta tolong. Ck Mimpi!

"Car key."

"This is miss," ucapnya memberikan kunci mobil.

Tanpa bicara sepatah katapun, Caramel langsung masuk ke dalam. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Gara-gara wanita jalang itu moodnya yang awal baik hancur seketika.

Saat Caramel mengendarai mobilnya tiba-tiba seorang menyebrang tepat di depan mobil Caramel.

CITTT!

Tubuh Caramel terdorong ke depan dengan kepala yang membentur stir pengemudi.

"Astaga. Apa lagi ini!" kesal Caramel.

Caramel turun dari mobil ia melihat seorang gadis berjongkok di depan mobilnya menempelkan tangan ke telinga dengan mata terpejam dan tubuh bergetar.

"Are you oke?" tanya Caramel.

Gadis itu mendongak membuat Caramel menatapnya. Mata Caramel membulat sempurna melihat luka lebam di pipi, dagu dan jidat gadis itu.

Sepertinya ia korban kekerasan, pikir Caramel.

"Are you oke?" tanya Caramel lagi.

"A-aku m-mo-hon t-to-long a-aku," ucapan dengan nada bergetar.

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang