Caramel Aletha Quinsha

228 20 62
                                    

"Cantik, namun mematikan itulah aku."

Tap

Tap

Tap

Bunyi langkah kaki terdengar jelas di area koridor kelas 12 IPA 3. Hawa yang tadinya hangat berubah menjadi dingin dan mencekam. Orang-orang yang berada di sekitar koridor menundukkan kepala ada rasa takut dari raut wajah mereka.

"CARAMEL!" teriak seorang gadis dari belakang.

Caramel menghentikan langkah, ia membalikkan badan. Sudut bibirnya terangkat menampilkan senyuman tipis.

"Hai," sapa Caramel.

"Lo kemana aja sih? Lo tau gak lo itu udah seminggu gak ada kabar? Gue Telpon lo gak diangkat? Gue WA lo gak dibales? Sebenarnya lo itu kemana aja sih?" pertanyaan beruntun berasal dari gadis di depan. Naomi Rivaldi sahabat Caramel sejak tiga tahun belakangan ini.

"Sorry, gue sibuk," jawab Caramel datar.

"Iya gue tau lo sibuk. Tapi sibuk apaan coba?"

"Rahasia."

Naomi mencibikan bibir, ada rasa kesal setelah mengetahui jawaban Caramel. Rahasia? Rahasia apa itulah pertanyaan di kepala Naomi.

"Oh iya tumben lo sendiri. Leona mana?"

"Gak tau. Masih molor kali di rumahnya," jawab Naomi yang di balas anggukan kepala oleh Caramel.

Sedangkan di tempat lain.

Seorang gadis manis masih terlelap dalam tidurnya. Padahal matahari sudah bersinar terik di atas sana. Bunyi alarm membuat ia harus bangun dari tidur nyenyaknya. Matanya melebar saat jam sudah menunjukkan pukul 06.45 pagi.

"HUAAA!!! MAMIIIII!! LEONA TELAT HUAAA!!! GIMANA NIH PASTI NANTI LEONA DI JEMUR KAYA IKAN ASIN SAMA PAK BAMBANG!! HUAAA MAMI KENAPA GAK BANGUNIN LEONA SIH?!!!"

BRAK!

Pintu kamar terbuka lebar menampilkan wanita paruh baya. Leona menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan sulit di artikan. Liat saja penampilannya. Ia masih mengenakan piyama bergambar Hello Kitty, rambut cepol berantakan dan tak lupa aliran sungai yang masih menempel di sana.

"Mami baru bangun tidur?"

***

Caramel dan Naomi sekarang sudah berada di kelas mereka. Saat Caramel hendak berjalan ke arah bangkunya tiba-tiba sepasang kaki menjegalnya yang mengakibatkan ia terjatuh ke lantai.

BRUK!

"Caramel!" teriak Naomi terkejut.

Caramel, gadis itu mengepalkan kedua tangan menahan emosi yang kapan saja siap meledak.

"Eh Lusi, lo apa-apaan sih ngejegal Caramel?! Lo pasti sengaja kan buat Caramel jatuh kaya gitu!" bentak Naomi kepada gadis berambut curly.

"Kok lo nyalain gue sih? Kan gue gak sengaja. Siapa suruh Caramel jalan gak liat-liat," ucapnya.

"Lo!" ucapan Naomi tertahan saat Caramel menatapnya tajam.

Caramel berdiri sambil mengibaskan roknya yang kotor. Ia berjalan ke arah Lusi dengan tatapan tajam. Sedangkan yang di tatapan hanya bisa meneguk saliva.

"Lo berani cari gara-gara sama gue. Lo tau kan akibatnya apa?" tanya Caramel memainkan rambut curly Lusi.

"Apaan sih lo! Gue gak takut ya," ucap Lusi setenang mungkin. Detik itu juga Lusi meringis kesakitan saat Caramel menjambak rambutnya.

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang