Alat Penyedap

41 11 46
                                    

Sebelum membaca lebih baik dengerin dulu lagunya. Terus Vote sama Comentnya ya.

"Siapapun yang bermain-main denganku, akan kena akibatnya."


Caramel duduk di balkon kamarnya dengan di temani secangkir cokelat panas di tangannya. Matanya menatap langit-langit yang di penuhi oleh bintang dan rembulan, senyuman terbit di bibir Caramel.

"Mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama. Mama apa kabar disana? Caramel kangen sama Mama? Udah lama ya Mama ninggalin Caramel?" ucapnya dengan senyum miris.

"Alva? Caramel gak tau kenapa Caramel nyaman banget kalau di dekat Alva. Kalau boleh jujur Caramel suka sama Alva. Tapi Caramel takut kejadian 10 tahun yang lalu kejadian kembali. Caramel takut Alva menghianati Caramel kaya Papa ngehianati Mama,"

"Caramel gak siap. Caramel takut,"

Ditempat berbeda seorang cowok sedang duduk di dekat meja belajarnya. Ia sedari tadi terus tersenyum mengingat kejadian beberapa jam lalu.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pintu membuat cowok itu beranjak dari duduknya ia melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu itu.

Ceklek

"Mama ada apa Ma?"

"Gak pa-pa Mama cuma mau bilang tadi kenapa pulang telat? Habis dari mana?"

Alva menggaruk tengkuknya saat wanita paruh baya itu mengintrogasi dirinya. Ia seperti sedang ketahuan mencuri sesuatu.

"A-anu Ma. Hm tadi Alva dari pasar malam sama temen," ucap Alva gugup.

"Pasar malam? Sama teman? Cewek apa cowok temennya?"

"Hm cewek Ma. Namanya Caramel."

"Oh namanya Caramel pasti cantik ya? Sampai kamu salting gitu jelasinnya," ucapnya menggoda Alva.

"Apa sih Ma. Orang Alva sama Caramel cuma temen biasa,"

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang