Pantai

38 11 64
                                    

Sebelum membaca lebih baik dengerin dulu lagunya. Terus Vote sama Comentnya ya.

"

"Jadilah seperti batu karang selalu kokoh walaupun di terjang ombak."

Alva memasuki mansion-nya dengan senyuman yang tak pernah pudar di kedua bibirnya. Langkah kakinya terhenti saat mendengar pembicaraan kedua orangtuanya.

"Aku sudah mengurus surat perceraian kita," kalimat dingin keluar dari sih pria paruh baya.

"Secepat itu?" tanya sih wanita, ia tak menyangka hubungan pernikahannya hanya bertahan sampai disini.

"Mau bagaimana lagi? Cukup sampai sini saja kita berpura-pura bahagia. Alva sudah besar dia pasti akan mengerti."

"Tapi aku masih mencintaimu," lirihnya.

"Mau bagaimana lagi Lia! Keputusanku sudah bulat kita akan tetap berpisah."

Pria paruh baya itu beranjak dari duduknya. Sampai sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Apa kamu tidak mencintaiku lagi? Apa kamu sudah menemukan penggantiku? Apa kamu masih sakit hati karena kejadian 10 tahun yang lalu? Jawab! JAWAB ZEVAN!"

PYAR

Lia memekik saat gucci itu terlempar, serpihannya bertebaran di lantai. Kedua matanya menatap nanar Zevan, yang sedang menahan amarah. Apa sesulit itu memaafkannya?

"YA! AKU MASIH KECEWA! AKU SUDAH BERUSAHA MELUPAKANNYA! TAPI APA? AKU TIDAK BISA. AKU SELALU TERBAYANG-BAYANG PENGHIANATANMU LIA!"

"DAN JIKA KAMU BERTANYA APA AKU MASIH MENCINTAIMU? JAWABANNYA AKU TIDAK MENCINTAIMU, CINTA ITU SUDAH HILANG DENGAN PENGHIANATAN YANG KAMU LAKUKAN!"

Lia menggelengkan kepalanya lirih, ia tak percaya dengan apa yang dikatakan Zevan.

"BOHONG! AKU TAU KAU MASIH MENCINTAIKU ZEVAN! KATAKAN SAJA!"

"SUDAH AKU BILANG AKU TIDAK MENCINTAIMU LAGI WANITA MURAHAN!!!"

BUKH!

Pukulan keras itu berhasil Alva layangkan ke sudut bibir Zevan.

"ALVA HENTIKAN! ALVA!" teriak Lia menarik tangan Alva.

"CUKUP MA! ALVA UDAH CUKUP TAHAN SAMA KELAKUAN PAPA SELAMA INI! TAPI UDAH GAK LAGI! ALVA UDAH GAK BISA TAHAN! PRIA BRENGSEK INI HARUS DI KASIH PELAJARAN!"

BUKH

BUKH

BUKH

"ARGHHH ALVA HENTIKAN! ALVA HENTIKAN!" teriaknya yang tak di anggapi oleh Alva.

"ALVA HENTIKAN ATAU MAMA MATI!" teriakkan itu membua Alva menghentikan pukulannya.

Ia menatap nanar Lia, ia tak menyangka Mamanya membela pria itu yang sudah jelas-jelas menyakitinya.

"Mama lebih belain dia dari pada Alva," lirihnya.

Lia menggelengkan kepalanya lambat. "Hiks... enggak sayang. Mama gak belaian siapa-siapa."

"Bohong! Mama bohong!" seru Alva lalu pergi dari sana.

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang