15

7K 735 104
                                    

Happy Reading

Sorry buat typonya ya soalnya gak di edit lagi, jangan lupa vote sama komennya😘












Winter terus menghirup oksigen sebanyak mungkin, nafasnya sudah putus-putus karena kegiatan panas yang dilakukannya bersama Karina beberapa saat lalu. Melayani dua ronde sekaligus atas permintaan gila Karina disore hari ini.

Tiba-tiba wanita itu datang dan menyerangnya dengan brutal tanpa ampun, Winter juga tak bisa menolak karena ini sudah seperti kewajiban mutlaknya kepada Karina.

Wajahnya masih memerah dengan peluh peluh ditubuhnya yang terlihat mengkilap. Bibirnya sedikit membengkak karena serangan Karina. Wanita itu masih berada disampingnya, sama masih mengatur deru nafasnya yang keluar masuk bersahutan cepat.

"kau lelah?" suara itu serak.

"hmm" gumamnya.

Winter tidak bohong jika ia merasa sangat lelah, Karina dan kegilaannya akan sex terus membuat tubuhnya kelelahan. Pagi, siang malam tubuhnya selalu dijamah oleh Karina seakan wanita itu tak pernah puas akan tubuhnya.

"istirahatlah dulu, kita akan bermain lagi malam ini".

Mata Winter sontak terbuka, dia hendak protes tapi Karina sudah memotongnya lebih dulu "aku tak suka ditolak sayang".

Winter hanya mendesah, dia benar-benar tak bisa berkutik. Karina memperlakukannya seperti seorang pemuas sex nya dan bukan seperti istrinya.

Tubuhnya direngkuh oleh lengan hangat Karina, si wanita Yoo menenggelamkan kepalanya di bahu kecil miliknya. Mengecup sesekali perpotongan bahu dan leher menciptakan sensasi geli untuk Winter yang berusaha mati-matian biasa saja.

Tangan Karina bergerak aktif mengelus perut Winter atau sesekali akan naik keatas dada dan meremas lembut kedua bukit kembar milik Winter membuat Winter harus mati-matian menahan desahannya.

**

Karina memandang keluar jendela besar kamar tidur miliknya, langit sudah gelap. Ia melirik kearah ranjang, Winter tidur diatas sana berlapis selimut yang menutupi tubuh polosnya. Karina tersenyum samar, merasa puas dengan apa yang ia lakukan tadi.

Karina tak pernah segila ini bercinta dengan seseorang, tak pernah merasa ketagihan dan merasa kecanduaan untuk menikmati tubuh seseorang secara berulang tapi semuanya dipatahkan begitu saja sejak dia menjamah tubuh Winter.

Ada sensasi lain yang ia dapatkan saat bercinta dengan gadis itu, perasaan tidak pernah cukup yang selalu Karina rasakan. Dia selalu ingin mendengar jeritan tertahan Winter setiap kali dia menumbuk titik terdalamnya, atau dia selalu menunggu setiap kali Winter mendesahkan namanya saat pelepasan. Semuanya terekam jelas di ingatan Karina.

Hanya tubuh Winter jugalah yang ia hafal bau dan teksturnya. Semua tentang Winter terkunci rapat di ingatannya.

Berjalan mendekati ranjang setelah menghirup rokok elektriknya, tangannya terulur merapihkan selimut yang sedikit turun dari bagian atas gadisnya.

Dia benar-benar kelelahan.

Karina mengusap pipi Winter yang sangat lembut, melirik bibir yang masih merah dan membengkak dan tak lupa melihat dengan bangga hasil ukirannya dileher mulus Winter yang sudah sangat banyak menghiasi kulit bagian tersebut.

Dia terlihat nakal dengan kissmark itu.

Tak berniat mengganggu, dia kembali beranjak keruang kerja yang ada diruangan lain tepat disamping kamarnya.

FORCED MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang