18

5.6K 626 101
                                    

AYO DONG VOTE SAMA KOMEN, KENAPA PAS COMEBACK WP MALAH YANG VOTENYA DIKIT BANGET BIKIN MALES UPDATE PADAHAL YANG BACANYA BANYAK LHO :(


APA HARUS DIKASIH TARGET VOTE?



HAPPY READING~~








Karina memang tidak pernah main-main dengan ucapannya, apa yang ia katakan maka akan ia lakukan. Sama halnya dengan kejadian Winter yang ia buat meringkuk seharian diatas ranjang besar dikamar mereka, dengan keadaan kelelahan dan juga dalam kondisi tanpa sehelai benang ditubuhnya.

Tadi malam, Karina benar-benar melampiaskan kemarahaannya akibat Winter yang bercengkrama dengan pria lain tanpa izinnya. Karina menganggap ini adalah sebuah hukuman yang pantas Winter dapatkan.

Semalaman Winter tidak diizinkan beristirahat barang sedikitpun, tubuhnya terus-terusan dihujam serangan-serangan liar Karina. Setiap kali ia mendapat orgasme, maka detik itu juga Karina akan melakukan permainan selanjutnya tak peduli wajah kesakitan Winter yang sudah sangat lelah.

Entahlah berapa banyak cairan yang dikeluarkan Winter tadi malam sampai pagi menjelang, rasanya bagian vitalnya terasa panas dan mungkin saja terluka akibat ulah Karina. Tubuh Winter seakan mati rasa karena lelah yang teramat. Perempuan itu hanya bisa meringkung dibawah selimut tebal yang membungkus tubuh telanjangnya. Sisa keringat masih menempel ditubuhnya yang terlihat berkilatan.

Ditengah dera kelelahan tak ia sadari jika matanya sudah beranak air, tetesan air mata itu turun tanpa diperintah. Bagi Winter, bukan hanya tubuhnya saja yang sakit namun sepertinya mentalnya juga ikut sakit karena ulah Karina. Pernikahan jenis apakah yang Karina inginkan darinya. Bukankah jika seperti ini, ia tak lebih hanya seperti jalang dan bukan seperti seorang istri.

Jika saja bisa memilih maka Winter tidak akan berpikir dua kali untuk kabur dari Karina, wanita itu sudah sakit jiwanya dan Winter tidak mau menunggu terlalu lama untuk hidup bersama Karina. Tapi, lagi-lagi bayangan kesakitan kedua orang tuanya melintas dikepalanya. Winter bukan anak durhaka yang jahat kepada sosok yang telah merawatnya sedari kecil dengan penuh kasih sayang. Dia hanya memiliki orang tuanya saja.

Klek~

Winter buru-buru menghapus derai air matanya saat mendengar suara pintu kamar mandi dibuka, sepertinya Karina sudah selesai dengan mandi paginya. Winter mendengar suara langkah kaki mendekat, ia yakin Karina akan menghampirinya.

"uh dia tidur" gumam Karina.

Iya Winter sengaja pura-pura tidur agar Karina tak lagi menyentuhnya.

"sudah kubilang kau akan meringkuk seharian diatas ranjang sayang" ucap Karina dengan tangan yang kini mengelus kepala Winter.

Winter bergeming, merapal doa semoga Karina segera pergi dari kamar mereka.

"kita akan bermain lagi nanti malam, istirahatlah sekarang dan aku akan pergi ke kantor siang ini" ucap Karina sebelum melepas kecupan di kening istrinya.

Winter membuka matanya saat ia sudah mendengar derap kaki menjauh dan suara pintu dibuka lalu ditutup. Winter bernafas lega, ia bangkit dari posisinya sekedar untuk memakai baju.

FORCED MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang