Gotcha!

7K 915 32
                                    

Happy Reading























Sejak pertemuan kedua di bar, Karina tak bisa melepaskan bayangan Winter begitu saja. Dia bahkan menyuruh beberapa orang untuk mencari tahu segala sesuatu tentang Winter. Dia terlalu terobsesi pada gadis yang ia temui itu.

"kau sudah datang, aku kira kau tak akan kekantor setelah pulang dari Inggris" ujar Giselle mengikuti langkah lebar Karina menuju ruangannya.

Satu minggu lamanya Karina memang ada agenda bisnis di negara ratu Elizabeth itu.

"aku terlalu suntuk untuk ada dirumah, apa ada masalah selama aku pergi?".

"tidak, aku sudah menghandle semuanya".

Karina duduk dikursi kebesarannya, menatap dalam sahabatnya itu "gomawo Aeri-ah".

Giselle tersenyum "itu sudah tugasku".


Karina mengangguk, matanya menangkap sebuah amplop coklat diatas mejanya. Diatas amplop itu bertuliskan nama Winter Kim. Tangannya bergerak cepat membuka isi amplop berisi tentang gadis incarannya.

"kapan ini datang?".

"dua hari lalu, kau sungguh akan mengencani seseorang?" tanya Giselle.

Karina tersenyum kecil "entahlah aku hanya tertarik padanya".

Giselle sangat hafal tabiat sahabatnya ini, Karina bukan orang yang bisa berkomitmen. Dia tak pernah sungguh-sungguh berada dalam sebuah hubungan dengan status yang mengikat. Dia hanya ingin bersenang-senang dan semacamnya yang tak menggunakan perasaan.

Winter Kim atau Kim Minjeong anak dari Taeyeon Kim dan Tiffany Kim.

Karina mengerutkan keningnya "Aeri-ah bukankah Kim Taeyeon adalah salah satu rekan bisnis kita?".

"iya, perusahaannya yang waktu itu meminta kita menjadi investor karena kasus pailit".

Karina tersenyum samar, menemukan ide untuk kembali bisa bertemu dan mendapatkan gadis incarannya.

"kau atur jadwal pertemuan dengannya".

"tapi Rin, menurut kabar yang beredar perusahaannya sudah tak bisa diselamatkan lagi" sela Giselle.

"bisa, jika kita membantu. Cepat atur saja pertemuannya dan katakan pada mereka jika kita akan berinvestasi" tegas Karina.

Senyum licik sudah menghias wajah cantiknya.

"baiklah".

"ck kau memang milikku Kim" Karina menatap lekat wajah cantik Winter yang ada difoto dalam genggamannya.









**



"aku pulang" teriak Winter saat baru memasuki rumah.

Rumahnya terasa hening, mungkin kedua orang tuanya belum kembali dari kantor padahal hari sudah cukup malam. Winter mengernyit melihat seseorang yang asing duduk diruang tamu.

Siapa kiranya, karena Winter tidak mengenali postur tubuh yang duduk membelakanginya.

"oh Winter, kau sudah pulang".

Winter tersentak mendengar suara ibunya "ne eomma".

Orang itu berbalik dan pandangan mereka bertemu. Winter terkejut melihatnya sedangkan si oknum hanya tersenyum tipis.

"kita bertemu lagi Winter-ah".

Winter ingat betul wajah itu, wajah yang ia temui satu minggu lalu disebuah bar. Winter membungkuk kecil "annyeonghaseo" sapanya ramah.

"kalian saling mengenal?" tanya Kim Taeyeon.

"kami pernah bertemu sebelumnya" jawab Karina santai.

Winter mendekati ibunya yang duduk disofa dihadapan Karina.

"kau mengenal Miss Yoo?".

"aku tidak tahu namanya dan hanya pernah bertemu saja" jawab Winter jujur.

Karina mengangguk mengiyakan, Winter memang tak mengetahui namanya dan hanya Karina yang mengetahuinya.

"duduklah dan berkenalanlah dengan Miss Yoo".

"panggil saya Karina saja" ucap gadis bermarga Yoo tersebut.

"baiklah. Eum eomma aku akan kekamar dulu" izin Winter.

Taeyeon mengangguk, Winter sempat melirik Karina yang masih tersenyum padanya sebelum naik kelantai dua dimana kamarnya berada. Pergerakan Winter tak lepas dari mata elang Karina yang seakan mengawasinya.

"jadi kau menyetujui untuk berinvestasi di perusahaanku Miss Yoo?" tanya Taeyeon.

Wanita paruh baya itu tentu sangat mengharapkan kerja sama ini karena perusahaannya sangat membutuhkan investor agar terhindar dari kebangkrutan. Dan sepertinya hanya perusahaan dibawah pimpinan perempuan didepannya inilah yang bisa menyelamatkannya melihat seberapa besar pengaruh Yoo Corporation didunia bisnis. Tak banyak yang bisa bekerja sama dengan perusahaan raksasa itu.

"iya direktur Kim tapi dengan satu syarat" ucap Karina licik.

Taeyeon mengangkat satu alisnya "apa yang kau inginkan?".

Karina berdehem sejenak, sebelum tatapan tajamnya menatap lurus Taeyeon "aku ingin Kim Winter".

"YAKKKK!! Dia bukan barang yang bisa aku jadikan jaminan" murka Taeyeon.

Wanita paruh baya itu bahkan berdiri dan menunjuk marah wajah Karina.

Karina menyilangkan kakinya, tatapannya masih santai menatap Taeyeon yang kini sudah berdiri murka "anda tidak mau?".

"aku tidak akan mengorbankan putriku hanya untuk bisnis" murka Taeyeon.

Kim Taeyeon tak akan sampai gila mengorbankan anak satu-satunya itu. Dia tak akan menukar Winter dengan apapun termasuk iming-iming kekayaan.

Karina berdecih "anda serius akan menolaknya? Anda bisa gulung tikar jika tak mendapat dukungan financial dariku nyonya Kim" ujar perempuan itu santai.

Tangannya sudah melipat diatas dada, terlihat arogant seperti biasa "pikirkan keluargamu dan pikirkan juga bisnismu, apa anda akan diam saja saat perusahaan yang anda rintis sejak dulu hancur begitu saja".

Taeyeon memang sangat membutuhkan itu tapi dia tak mungkin memberikan Winter pada Karina, dia tahu bagaimana Karina diluaran sana.

"ajukan syarat lain selain anakku maka aku akan memenuhinya" pinta Taeyeon.

"aku tidak butuh syarat lain, aku hanya ingin Winter".

Taeyeon mengusap kasar wajahnya.

"pikirkan ribuan karyawanmu yang akan kehilangan pekerjaan, bagaimana mereka bisa makan" ujar Karina.

"aku akan memberimu waktu, pastikan anda menyetujuinya karena jika anda menolaknya maka aku akan pastikan tak akan ada yang bisa membantu perusahaanmu" ancam Karina sebelum pergi.






"AARGHHHHH SIALAN!!!!!" Umpat Taeyeon.











PENDEK YA? HAHHA YA EMANG

SENGAJA SIH SEBENERNYA BIAR KALIAN PENASARAN DAN BIAR CHAPTER BUAT FF INI PANJANG AJA BIAR ADA KERJAAN


SEE YOU ON NEXT CHAPTER💞

FORCED MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang