Chapter 04

882 140 20
                                    

“Aku tidak mau ayahanda! Aku ingin pertunangan ini di batalkan!!” teriak seorang pria dengan pakaian yang terlihat sangat indah dan mencerminkan bahwa ia berasal dari keluarga kerajaan.

“Ayahanda tak bisa membatalkan pertunangan tersebut karena kakek mu dan kakeknya sudah membuat perjanjian itu.” ucapan dari kaisar itu membuat sang Putra mahkota, Zhang Junda tak terima.

“Tapi ayahanda, kenapa tidak putra mu yang cacat itu yang menikahi sampah sepertinya. Aku tak ingin menikahi nya, karena aku mencintai Wei Ming Jia.”

Brak...

“Kau adalah seorang Putra mahkota, kenapa kau ingin menikahi anak selir itu!” murka kaisar saat mendengar apa yang telah putra kebanggaannya ingin menikahi anak dari seorang selir.

“Aku tidak peduli ayah, cepat putuskan pertunangan tersebut dan alihkan nama ku menjadi Putra mu yang cacat itu.”

“Dengar nak, kau Putra mahkota, dan kau tak bisa menikahi putri dari seorang selir. Tapi kau hanya bisa menikahi putri sah, jika kau menginginkan Wei Ming Jia menjadi istrimu, jalan satu-satunya adalah hanya menjadikannya selir.”

“Baiklah tak apa jika Jia'er hanya menjadi selir, namun aku tetap tak menginginkan sampah itu menjadi istriku.”

“Akan ayahanda pikirkan!!”

Putra mahkota Zhang Junda tersenyum puas. Ia sudah mendengar rumor begitu jelek menimpa tunangannya, dan ia adalah calon penguasa negeri, jadi ia tak mau memiliki istri yang menjadi aib bagi dirinya.

Kemudian Putra mahkota pergi dari ruangan ayahnya dengan senyum bahagia, di ikuti para pelayan di belakangnya ia segera mengunjungi harem kediamannya, di mana ia menyimpan selir dan para gundiknya.

Sedangkan itu di sebuah kediaman ujung barat, seorang pria berparas sangat tampan dengan wajah yang sangat tegas, tatapan mata yang tajam namun sayang, kini ia tengah duduk di kursi roda yang terbuat dari kayu jati yang kuat.

Pemuda itu membuka matanya, dan tatapannya langsung menajam dengan mata merah menyala seperti api yang siap menghanguskan apapun di dalamnya.

Ia segera menaruh tangannya dan datanglah seekor burung hantu. Seolah dapat berbicara dengan hewan perimata tersebut, lelaki tadi tersenyum begitu misterius.

“Terima kasih atas informasinya, pergilah dan cari tau tentang gadis itu.” ujarnya dan segera saja burung itu terbang menjauh.

Tak lama dari terbangnya burung itu, seekor naga hitam dengan mata merah menghampiri lelaki tadi, dan langsung saja naga yang menyeramkan tadi berubah menjadi lelaki tampan yang dapat memikat kaum wanita.

“Katakan!”

“Lapor guru, Sakte iblis saat ini mendapatkan undangan dari Sakte alam misterius untuk menjadi tamu karena ada pertandingan meracik obat.” ujarnya dan menunduk hormat.

“Apakah tujuannya ingin mempermalukan Sakte kita kembali? Lakukanlah, buat rencana mereka berhasil sampai kita bisa menyelesaikan pelatihan dari Sakte alam bawah.” ujar pria yang berada di kursi roda tersebut dan menatap pohon ceri yang saat ini tengah berbunga dengan indah.

“Baik yang mulia.” setelah itu, pria dengan wujud naga tadi langsung pergi dari sana meninggalkan pria yang berada di kursi roda dengan kesendiriannya.

Ia menatap ke depan dengan pandangan yang sulit di artikan. Wajah tenangnya tak menunjukkan segala emosi yang ia miliki. Ia menatap ke arah langit dan memejamkan matanya, tak lama pintu kediamannya terbuka. Ia tersenyum begitu melihat orang-orang kaisar membawa petisi tentang pertunangannya dengan seorang mantan Putri mahkota.

“Aku ingin tau, seperti apa wanita yang sudah di tolak oleh anak kebanggaan kaisar itu,” batinnya dan hanya mengangguk saja begitu orang-orang tersebut meminta ijin untuk membacakan isi petisi tersebut.

★o★

“Syalalalala...”

Wei Qiao Feng terus saja bersiul dan sesekali ia bernyanyi dengan nada yang sama, hanya “Syalalalala” karena jujur saja, ia pun tak tau lagu apa yang sedang di nyanyikannya.

Gadis itu tengah menyirami tanaman yang selama ini di tanam oleh pemilik tubuh asli yang ia gunakan saat ini.

Namun tak lama seorang pelayan datang kepadanya dengan wajah angkuh membuat Wei Qiao Feng mendengus tak suka.

“Kau, saat ini di panggil oleh tuan besar menuju aula.” ujar pelayan itu dan segera pergi.

“Nyenyenye... sopan sekali wanita tua itu!” ujarnya dan segera saja Wei Qiao Feng meletakkan alat yang membantunya menyirami tanaman dan membenahi cadar nya.

Ya, ia memakai cadar selama proses penyembuhan. Ia tak peduli pandangan orang-orang terhadapnya, dan ia akan terus menyembunyikan wajahnya sampai kapanpun itu kecuali memang sudah saatnya ia menunjukkan jati dirinya.

Ia sampai di aula dan terlihatlah, orang-orang yang sepertinya suruhan dari istana. Wajah nyonya Jiao Niu dan Wei Ming Jia sudah senang dan menatap hina padanya, namun di acuhkan begitu saja oleh Wei Qiao Feng.

“Katakan ada apa? Aku tak ingin berbasa-basi dengan kalian terlalu lama.” ujar Wei Qiao Feng begitu berani membuat perdana menteri Wei menatap marah putrinya itu.

“Salam nona Wei, kami membawa berita dari kaisar jika gelar Putri mahkota anda telah di cabut,” jelas pengawal itu dengan hormat.

“Juga kami membawa dua kabar lainnya, nona Wei Ming Jia kini menerima dekrit menjadi Selir Agung dari Putra mahkota dan nona Wei Qiao Feng menerima dekrit menjadi wangfei kediaman pangeran Zhang Jiangwu”







To be continued.

Next gak nih? Kalo next kasih vote yang banyak, biar aku semangat ngelanjutin nya☺️ share juga ke temen-temen kalian siapa tau suka.

Follow akun Vava dan komen banyak-banyak ya❤️❤️

1k vote + 1,5k komen bisa gak?

Kalo bisa cepet-cepet update nih🤭 serius cerita yg nunggu update milikku tuh buanyak😌 jadi kalo bisa ini duluan yg update😁

Wei Qiao FengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang