Chapter 07

765 132 21
                                    

Seminggu berlalu sejak Wei Ming Jia melabrak Wei Qiao Feng.

Saat ini, kediaman perdana menteri Wei menerima undangan jamuan makan di kekaisaran Zhang dan juga pesta pemilihan Putri mahkota untuk Pangeran Zhang Junda.

Seluruh manusia di kediaman perdana menteri Wei tengah bersiap dengan rapih. Sedangkan Wei Qiao Feng hanya diam memperhatikan pelayan yang di kirim kekaisaran kini tengah sibuk memilihkan hanfu untuknya.

“Wangfei, coba lah hanfu berwarna merah muda ini. Kau akan sangat cocok mengingat kulit mu yang cerah.” ujar salah satu pelayan yang di ketahui bernama Du Beiling.

“Akh... apakah aku harus ikut juga? Hei aku ini mantan Putri mahkota, dan untuk apa aku kesana kembali? Menyebalkan.” ujar gadis itu malah kini mulai mengatur posisi untuk tidur.

“Tidak bisa wangfei, seluruh keluarga anda di undang, dan kau harus turut hadir sebab kau adalah wangfei kediaman Pangeran Zhang Jiangwu,” ujar Du Beiling begitu semangat.

Wei Qiao Feng menatap pelayan nya itu dengan pandangan heran.

“Kenapa kau tersenyum begitu, itu membuatku takut.” ujar Wei Qiao Feng dan bergidik ngeri.

“Kau tau yang mulia,” ujar Du Beiling membuat Wei Qiao Feng penasaran. “jika kau ikut, aku bisa menatap pengawal pribadi Wangye, Bai Chen.” lanjutnya dengan senyum malu-malu menghiasi wajah kecilnya itu.

Wei Qiao Feng sekarang mengerti, kenapa pelayan nya itu begitu bersemangat mendengar kabar bahwa kaisar juga mengundang keluarga perdana menteri Wei.

“Ah aku mengerti,” ujar Wei Qiao Feng dengan santai. “Tapi, aku tidak peduli.”

Bagai tersambar petir di siang bolong, wajah cerah Du Beiling yang tadinya secerah matahari pagi, sekarang tiba-tiba mendung.

Para pelayan yang lainnya yang tengah menyiapkan pakaian Wei Qiao Feng menahan tawa. Jujur diantara semua pelayan hanya Du Beiling yang belum menikah dan masih lajang. Sedangkan yang lainnya ada yang sudah bercerai, bahkan ada yang di tinggal mati karena gugur dalam peperangan. Dan entah keberuntungan dari mana, gadis kecil itu terpilih menjadi pelayan pribadi sang wangfei.

“Ah ayolah yang mulia, bantu aku. Ku mohon!” gadis kecil itu terus sujud di bawah kaki Wei Qiao Feng dengan mata berkaca-kaca nya.

Wei Qiao Feng melihatnya dengan jijik. Gadis itu menghembuskan nafasnya panjang dan memutar bola matanya malas. “Terserah, lakukan sesuka mu.” ujar Wei Qiao Feng membuat Du Beiling tersenyum bahagia. Dengan riang gadis itu langsung menyiapkan keperluan sang wangfei membantu pelayan yang lainnya.

“Yak gadis kecil, kau pandai juga menjadi penggoda. Lihatlah, wangfei yang dingin bisa kau runtuhkan pertahanan nya. Aku berdoa semoga Pengawal Bai Chen segera menyadari perasaan mu.” ujar salah satu pelayan dengan senyum tulusnya.

“Ya kami mendoakan yang terbaik juga untuk mu.” timpal seluruh pelayan dengan senyum tulusnya.

Du Beiling tersenyum bahagia, “Terima kasih semuanya, semoga dewa mengabulkan doa kalian.” ujar Du Beiling dengan wajah berseri-seri.

Wei Qiao Feng yang melihat para pelayannya terlihat saling mendoakan yang terbaik hanya geleng-geleng kepala. Jujur saja baru kali ini ia melihat pelayan begitu kompak, jika biasanya mereka bersaing untuk mendapatkan jabatan paling tinggi di harem, maka ini saling melindungi.




Menggunakan keberangkatan dengan kereta kuda yang tak layak pakai membuat rombongan q
Wei Qiao Feng tertinggal jauh dari rombongan sang ayah.

Di tengah perjalanan semua rombongan itu berhenti tiba-tiba karena roda kereta yang lepas. Wei Qiao Feng menatap datar roda yang lepas itu dan menggeram.

Wei Qiao FengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang