Chapter 09

469 63 21
                                    

Rombongan Wei Qiao Feng telah tiba saat ini di istana dengan selamat. Namun saat akan masuk rombongan mereka di hadang oleh dua pengawal yang berjaga di gerbang.

“Maaf nona anda tidak di perbolehkan masuk.” ujar dua penjaga itu dengan wajah datarnya.

Wei Qiao Feng mendelik, 'kan matanya dan menatap tak suka kedua penjaga itu.
“Hei apa-apaan kalian? Dia adalah calon wangfei pangeran pertama, bagaimana bisa dia tidak di perbolehkan masuk?” Du Beiling berteriak tak suka saat tuannya di larang masuk.

“Benar, kami juga adalah bagian dari pengawal pribadi Wangye.” seorang pengawal juga maju namun ia memakai seragam pengawal khusus kediaman wangye yang memang berbeda.

“Tak usah membual kalian, bukan kah Putri perdana menteri Wei Mo sakit, itu yang mereka ucapkan makanya ia tak datang. Jangan mencoba-coba menipu kami nona!” kedua pengawal itu menatap tajam dan penuh peringatan kepada Du Beiling yang tadi protes.

“Aku tak menipu, jika kalian tak percaya panggilkan wangye karena kami sudah lelah dalam perjalanan.” Du Beiling berteriak tak suka. Ia bersumpah akan akan menendang kedua pengawal ini jika wangye nanti datang dan membantu mereka.

“Kau pikir kami percaya dengan omong kosong mu? Hei sudah banyak orang yang seperti kalian yang mengaku-ngaku sebagai keluarga kerajaan hingga akhirnya di perbolehkan masuk. Namun ternyata hanya berniat mencuri barang berharga permaisuri dan ibu suri saja.” kedua pengawal itu tertawa mengejek, menurut mereka rombongan yang baru datang ini sedikit membuat lelucon yang sudah biasa.

Mereka juga berpikir jika rombongan ini adalah sekelompok pencuri yang melakukan aksinya sudah sangat terbaca.

“Aku mempunyai bukti jika kami adalah pengawal dari wangye, sebentar.” ujar Du Beiling dan kemudian ia membongkar isi tas yang kebetulan untuk membawa semua keperluan nona nya.

“Baiklah kami akan menunggu.” dengan senyum mengejek kedua pengawal itu terus memperhatikan apa yang di lakukan oleh Du Beiling.

Du Beiling membongkar semua isi tas yang ada, wajahnya memucat saat mencari stempel kerajaan yang di berikan oleh wangye.

“Bibi stempel kerajaan milik kediaman wangye tak ada, bagaimana ini.” bisik Du Beiling menatap seorang wanita paruh baya yang membantu dirinya membongkar isi tas.

“Bagaimana bisa Ling-Ling? Bukan kah kau yang memegang stempel itu?”

“Bibi bagaimana ini.” Du Beiling menggigiti jari kukunya.

Menyadari pelayan pribadinya panik seperti kehilangan sesuatu, Qiao Feng mendekat dan bertanya. “Ada apa Beiling?” tanya Qiao Feng dan menatap datar pelayan nya.

“Wangfei, maafkan hamba. Stempel kerajaan milik kediaman wangye telah hilang, maaf sepertinya kita tidak bisa masuk sampai salah satu pengawal kediaman wangye datang.” ujar Du Beiling yang begitu merasa bersalah. Gadis kecil itu menundukkan kepalanya.

“Hei mana bukti itu? Hahaha...sudah pasti kalian membual, lihat kalian bahkan tak mempunyai bukti itu.” ejek kedua pengawal tadi.

Du Beiling yang merasa marah pun langsung menghampiri mereka dengan wajah bekas air mata. “Kami tak berbohong, stempel itu hilang.” teriaknya marah.

Kedua pengawal itu saling berpandangan dan kemudian tertawa. “hahaha...lihatlah kau membual lagi, sudahlah kalian pergi saja, kali ini kalian tidak bisa mencuri lagi di kerajaan ini.”

Merasa kesal dengan ejekan kedua pengawal tak bermoral itu, Wei Qiao Feng maju dan menatap datar keduanya. “sudah puas kalian tertawa? Dengarkan ini baik-baik, aku bersumpah jika aku sudah menikah dengan wangye aku akan mengusir kalian dari istana ini dengan titah permaisuri dan ibu suri.” ujar Wei Qiao Feng dengan tajam.

Kedua pengawal tadi terdiam menepis rasa takut yang diciptakan Wei Qiao Feng. Mencoba mempertahankan apa yang mereka tahankan, dan mulai tertawa kembali. “kau terlalu banyak berkhayal nona, bangunlah ini masih siang, dan kau sudah bermimpi saja menikahi wangye.”

Tak ingin mendengarkan semua ucapan hina dari pengawal rendahan itu, Wei Qiao Feng beserta rombongan akhirnya berbalik badan hendak pergi. Ia sudah tak perduli lagi dengan undangan kerajaan. Sebenarnya Wei Qiao Feng adalah bukan orang yang merendahkan orang lain apalagi menggunakan kekuasaan nya, tidak. Namun dua pengawal ini benar-benar sudah merendahkan dirinya dan seluruh pengawal serta pelayan nya. Baginya tidak ada yang lebih penting dari semuanya ketimbang harga diri pengawal dan pelayannya.

O★

Sedangkan di kediaman pangeran Zhang Jiangwu pria itu sudah mengeluarkan aura gelap, rambut pria itu sudah memutih dengan mata yang memerah dengan warna darah. Dua hewan azura miliknya pun tak berani mendekati sang tuan karena mereka tau bagaimana mengerikan nya sang tuan jika sedang marah.

Menggunakan telepati nya ia memanggil tangan kanan nya yang mengurus sakte iblis miliknya. Hingga seekor naga hitam datang dan merubahkan wujudnya menjadi lelaki tampan, pria itu menatap kaget tuannya dan bergidik ngeri.

“Bai Chen, antarkan aku menuju gerbang istana untuk menjemput wangfei, dan cepatlah ubah penampilan mu seperti pengawal di kediaman ini!” titah wangye mencoba meredam amarahnya hingga rambutnya kini sudah normal kembali.

“Baik yang mulia.” Bai Chen segera merubah penampilannya dalam sekejap.

Akhirnya mereka pergi menuju gerbang istana. Namun terlambat sang wangfei sudah tidak ada. Dua pengawal tadi langsung menatap bingung sang pangeran ada di sini dengan pengawal pribadinya.

“Di mana rombongan wangfei?” tanya Zhang Jiangwu dan menatap marah kedua pengawal itu.

“Yang mulia, rombongan perdana menteri sudah ada di dalam, apakah anda tidak bertemu?” tanya salah satu pengawal menatap heran wangye mereka.

“Yang aku tanya rombongan dari wangfei yang tadi datang, bukan keluarga perdana menteri sialan itu.” teriak wangye penuh amarah.

Kedua pengawal tadi langsung terkejut, mereka tidak menyangka apa yang di ucapkan rombongan tadi tak berbohong. “A—ampun yang mulia, rombongan wangfei, te—telah pergi.” salah satu pengawal langsung terduduk dengan lemas dan menatap takut-takut sang pangeran.

“Bodoh!! Kenapa kalian tak memanggil diriku, aku tidak mau tau bawa wangfei ke sini, dan jika ia menolak itu akan menjadi urusan mu. Jangan pulang sebelum kalian membawa wangfei ke sini!” bentakan nada rendah wangye membuat kedua pengawal itu melakukan kowtow hingga kening mereka berdarah.

“Ampun yang mulia ampun, kami tidak tau jika mereka adalah rombongan wangfei.” tanpa menjawab keduanya, Zhang Jiangwu pergi dari sana dengan wajah merah padam.

Mengusir calon istrinya sama saja menjatuhkan harga dirinya yang merupakan salah satu keluarga kekaisaran, dan apabila yang menjatuhkan harga diri keluarga kerajaan sama saja menerima hukuman mati dengan cara di kepala di penggal di tengah alun-alun.

Kedua pengawal tadi langsung bergegas mencari wangfei, mereka tak ingin kepala mereka copot dari tempatnya, tidak, mereka masih ingin menikmati hidup dan merasakan rasanya memiliki keluarga kecil dengan wanita pujaan mereka sendiri.



To be continued.

Hallo semuanya, maaf ya jarang update. Gimana sama chapter kali ini? Di harapkan vote, komen, share, and follow nya ya.

Terimakasih yang sudah mau mampir di cerita abal-abal milik Vava yang penuh dengan drama ini🤭

Wei Qiao FengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang