<16>

1.1K 85 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Warning! BXB! Mpreg! Omegaverse!
Bijak dalam membaca!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hyunjae menatap Minho yang terbaring tak sadarkan diri, ia melirik Changmin yang sedang memeriksa senjatanya.

"Jaehyun-ah, Kau yakin dengan semua ini? " Changmin kembali memastikan, ia tak ingin jika sahabatnya itu menyesali keputusan yang telah ia ambil, namun Hyunjae hanya mengangkat bahunya acuh. Omega itu memilih mengangkat minho dan memindahkannya menuju kamar utama, membaringkannya bersama dengan yang lainnya.

"Kau masih saja gila Lee Jaehyun" Changmin tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabat omeganya itu, bagaimana bisa Jaehyun memintanya agar membuat seluruh penghuni rumah tak sadarkan diri.

"Aku tahu semuanya Changmin-ah" Changmin hampir mengalami serangan jantung saat Hyunjae mengatakan hal itu, tangan omega itu masih telaten memeriksa keadaan tubuhnya, namun saat Changmin menatap sorot mata omega itu, Changmin tahu bahwa Jaehyun tidak main-main dengan ucapannya.

"Kau, lalu Paman Cho. Mereka menahan orang berharga kalian bukan?." Changmin menatap Hyunjae tanpa ada niatan menjawab, ia selalu penasaran dengan kesimpulan yang didapat sahabat omeganya itu.

"Untuk membuat seorang Ji Changmin berani menemuiku, maka mereka harus menahan seseorang yang memiliki hatinya. Kim Younghoon, mereka menahan alpha itu kan? " Kali ini Changmin mengangguk

"Target penyerangan ini adalah para pejabat tinggi, jadi mereka menahan aboji dan Kim. Menggunakan mereka untuk mengatur satuan, dengan tujuan membuat kedua orang itu tersiksa kehancuran satuan. Namun entah dari mana mereka mengetahui tentangku, dan memaksamu menemuiku, meski kau tahu konsikuensinya, kau tetap menemuiku dengan harapan aku bisa menyelamatkan mereka. Benarkan? "

Changmin tak bisa tidak merasa takjub dengan segala pemikiran sahabatnya itu. Seorang Lee Jaehyun memang tidak dapat dipandang sebelah mata, meski dia telah keluar sejak lama.

"Saat ini mereka menahan Bbang, Ketua Lee, dan beberapa agen tinggi lainnya. Kami para agen biasa memilih bersembunyi dan menyusun rencana balasan di pimpin oleh Sangyeon hyung. Tapi kemampuan kami tak bisa mengimbangi mereka yang menduduki markas pusat, jadi aku menyerahkan diri dan berusaha menyelidiki mereka dari dalam. Aku tidak tahu dari mana mereka mendengar tentangmu, namun tugas pertamaku adalah menyeretmu kehadapan mereka" jelas Changmin, beta itu berpikir tak ada gunanya menyembunyikan semuanya dari Hyunjae. Sahabat omeganya itu terlalu pintar untuk di bodohi.

"Kalau begitu seret aku kehadapan mereka"

"Hah? "

"Jalankan tugasmu. Seret aku menemui mereka" Hyunjae mengulangi perkataannya

"Jadi agen Ji, selesaikan tugasmu. Buat semua orang di rumah ini tak sadarkan diri, dan seret omega lemah ini menemui mereka" Hyunjae berkata dengan yakin membuat Changmin merinding

Entah mengapa ia menjadi kasihan dengan para pemberontak yang akan berhadapan dengan omega 'lemah' yang satu ini.


---

Hyunjae memeriksa keadaan semuanya dengan teliti, tak ada cidera yang berarti, Changmin memang dapat diandalkan.

Ia kembali menatap sang ibu sendu, mengusap lembut tangan yang selalu memberinya dukungan. Hyunjae berjanji akan menyelesaikan semua ini dan menyelamatkan ayah mereka.

"Kau siap Jae? " Changmin bertanya, ia mengeluarkan pisau kecil dari dalam saku, memberikan beberapa goresan yang cukup besar di tubuh sahabatnya. Beta itu meringgis saat melihat darah mengalir membasahi kemeja Hyunjae.

Berneda dengan Changmin, Hyunjae hanya diam. Sudah lama sejak ia mengalami luka seperti ini, entah mengapa, omega itu menyukai sensasinya.

"Kau yakin? Saat kita keluar dari pintu, maka kau harus mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan damaimu Jaehyun-ah" Changmin kembali memastikan.

Hyunjae mengelus perutnya pelan, keputusannya sudah bulat.

"Ayo kita mulai" Hyunjae ikut mengeluarkan pisau kesayangannya, dan memberikan beberapa goresan di tubuh sahabat betanya.

Keduanya membiarkan darah mengucur dan membasahi lantai, Hyunjae duduk dan membiarkan tubuhnya di seret oleh Chamgmijmn menuju pintu rumahnya.

Segalanya harus terlihat sempurna, dalam sandiwara ini tak boleh ada kecacatan sedikitpun, atau semuanya akan kacau tak tersisa.




---




Yeonjun melihat Soobin yang terus menenangkan ibunya. Ia membawa nampan berisi makanan untuk mereka berdua.

Ibunya syok berat saat mengetahui bahwa kakak tertuanya di bawa oleh penghianat, omega dewasa itu terus menyalahkan dirinya yang tidak bisa menjaga anak-anaknya.

" Ibu makan dulu ya" Soobin membujuk calon ibu mertuanya itu, namun di jawab dengan gelengan lemah.

"Eomma harus makan, aku yakin Jae hyung akan marah kalau Eomma seperti ini" Yeonjun ikut membujuk, ia senang saat ibunya itu menganggukan kepala tanda setuju, Dengan telaten omega muda itu menyuapai sang ibu.

Setalah selesai, Yeonjun memutuskan untuk mengajak Soobin keluar agar ibunya dapat beristirahat dengan nyaman.

"Maaf melibatkanmu dalam masalah ini" gunaman Yeonjun membuat Soobin tersenyum lembut. Alpha itu mengusap surai biru milik Yeonjun dengan penuh sayang.

"Aku alphamu Njun-ah, masalahmu adalah masalah kita. Ingat itu" Sisi inilah yang membuat Yeonjun semakin jatuh cinta dengan alphanya, Soobin itu, meski tidak sekuat alpha lain, tapi Soobin selalu bisa membuatnya nyaman.

"Sekarang lebih baik kau periksa keadaan yang lainnya, dan untuk sementara aku akan berjaga di depan" Yeonjun melayangkan tatapan tak setuju, kenapa Soobin yang berjaga di depan?

"Karena aku satu-satunya alpha yang sehat disini Njun-ah" Jelas Soobin yang mengerti arti tatapan omeganya itu.

"No no no, aku yang berjaga di depan, Jaehyun hyung menyuruhku menjaga kalian semua. Tenang saja Bin-ah, meski tak sekuat Jaehyun hyung atau Minho-hyung tapi aku juga seorang Lee" Yeonjun berucap dengan yakin, omega itu menepuk pundak alpha tingginya sebelum melenggang pergi menuju ruang depan untuk berjaga.

Well, meskipun Yeonjun tidak yakin apa yang harus dijaga, meski penghuni rumah ini lebih di dominasi oleh omega dan anak kecil tapi sibungsu Lee itu dapat dengan percaya diri mengatakan bahwa siapapun yang nekat menyerang kemari maka mereka ingin menyerahkan nyawa secara cuma-cuma.

Bukan hanya karena ada dirinya yang memang sudah dilatih dengan keras untuk keadaan seperti ini, tapi Minho hyung dan Sangyeon hyung juga tidak membiarkan omega mereka polos. Baik Chanhee maupun Jisung sama-sama di latih untuk pertahanan diri, ditambah jangan tertipu oleh senyum menyebalkan Sunwoo yang bahkan sudah bisa menggunakan senjata dengan sangat baik.

Yeonjun mendudukan dirinya diatas sofa setelah mengambil beberapa cemilan untuk menemaninya berjaga. Dia bosan juga lama-lama, semua orang memilih berdiam diri di kamar masing-masing, dan Soobin masih mengecek keadaan Juyeon hyung dan ibunya, bermain ponsel juga tidak membantu sama sekali. Kalau begini Yeonjun jadi kepikiran, Jaehyun hyungnya sedang apa ya?

"Jae hyung sudah membantai mereka semua belum ya?" gunam Yeinjun disela suapan kacang kesukaannya.



-Tbc-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Change  [ JuJae ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang