<11>

1.8K 244 37
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Omegaverse!  Bxb!  Mpreg!
Bijak dalam membaca!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hyunjae berdiam diri di depan cermin, omega itu membiarkan kemejanya tidak terkancing,  ia mengamati bagian perutnya yang mulai terlihat menonjol,  hah Hyunjae sedikit merindukan otot perutnya yang indah.

"Kenapa hyung? " Juyeon menghampiri sang omega dengan piring berisi buah potong di tangannya
"Wah sudah mulai terlihat ya" Juyeon berucap antusias,  ia meletakan piringnya sembarangan kemudian beralih memeluk omeganya dari belakang.  Tangan besarnya mengusap perut halus sang omega, senyum alpha itu semakin lebar saat merasakan tonjolan di perut omeganya.

"Tentu saja,  sudah memasuki bulan ke 3" Hyunjae ikut mengelus perutnya "Sepertinya aku harus membuat janji dengan Chanhee lagi" lanjut Hyunjae

"Kutemani" Juyeon berucap dengan penuh semangat,  Mood alpha muda itu sedang bagus rupanya.

"Tidak perlu Juy, besok aku minta ditemani Yeonjun saja. Kaukan sedang sibuk di kantor" Juyeon merenggut tak suka dengan perkataan sang omega.

"Akan langsung ku hubungi setelah periksa. Hyung janji" bujuknya lagi, Hyunjae tersenyum saat kepala alphanya mengangguk meski wajahnya masih menunjukan ketidaksetujuannya.

"Sudah jangan merajuk lagi, kau itu calon ayah Juy"

"Biar saja" Hyunjae terkekeh pelan saat sang alpha melepaskan pelukannya dan langsung duduk memunggunginya.  Ia mengancingkan kemejanya sebelum menghampiri alpha yang sedang merajuk itu.  Beginilah resiko memiliki alpha yang lebih muda, harus extra sabar dengan tingkah kekanakannya.

"Ayolah, nanti saat pemeriksaan selanjutnya Hyung janji akan memeriksakannya denganmu"

"Janji? "

"Tentu, ayahnya harus jadi yang pertama tahu tentang jenis kelaminnya kan? " balas Hyunjae,  omega itu tertawa geli saat sang alpha berbalik dan menerjangnya hingga keduanya berguling di atas ranjang.  Alpha itu memeluk sang omega posesif,  ia menggesekan hidungnya di perpotongan leher sang omega menghirup aroma menenangkan omeganya.

"Aku harus menjadi yang pertama" Juyeon bergunam pelan

"Tentu, kau akan menjadi yang pertama" balas Hyunjae, tangannya terulur mengelus surai sang alpha yang masih betah dalam posisinya.




---





"Jaga hyungmu Yeonjun,  kalau ada apa-apa kabari hyung secepatnya"
Yeonjun memutar matanya bosan,  kakak iparnya ini sangat cerewet, entah sudah berapa kali Yeonjun mendengar perkataan itu keluar dari bibir alpha itu.

"Aku tahu hyung,  cepat ke kantor sana" Yeonjun mendorong Juyeon agar segera pergi.

"Apa dia selalu seperti itu? " Yeonjun bertanya pada kakak tertuanya yang sedang asing memakan buah di depannya.

"Terkadang" jawab Hyunjae cuek

"Aku masih merasa takjub karena hyung belum membunuhnya sampai sekarang" Hyunjae melempar kulit buah sebagai bentuk protes,  hey dia itu agen bukan psikopat.

"Kenapa?  Kau dulu membunuh anjing penjaga karena berisik"

"Itu saat sparring bodoh,  ayah menjadikan anjing itu lawanku,  jadi dari pada aku yang mati lebih baik anjingnya saja" Hyunjae mencoba memberi penjelasan yang dibalas ejekan oleh sang adik.

"Jadi kapan kekasih tinggimu itu datang? " Hyunjae bertanya saat melihat jam dinding yang terdapat di ruang tamu menunjukan pukul 9:30, dia membuat janji pukul 10:00 pagi dan perjalanan menuju rumah sakit memakan waktu 20 menit,  kalau terlambat bisa-bisa Chanhee mengomel lagi nanti.

"Soobin bilang sudah dekat" Yeonjun terfokus pada ponsel ditangannya,  sepertinya menghubungi kekasih tingginya itu.

Tak lama suara mobil terdengar dari depan rumah, keduanya bergegas karena menganggap itu adalah Soobin,  namun saat Yeonjun membuka pintu omega itu langsung terdorong kembali oleh orang asing yang menerobos masuk.

"Changmin? " Hyunjae memastikan, ia tidak bisa melihat wajah orang itu karena wajahnya dipenuhi darah, Tangannya mengangkat wajah orang itu guna memastikan, matanya membulat kaget,  itu Changmin temannya.  Tapi kenapa?

"Yeonjun bawa dia ke kamar" Hyunjae bergegas mengunci pintu rumahnya kembali,  jika ada yang bisa membuat Changmin seperti itu maka orang itu pasti sangat berbahaya. Omega itu mengintip keadaan luar melalui jendel, hanya ada mobil Changmin yang terlihat cukup parah dengan banyaknya lubang bekas peluru,  sebenarnya apa yang terjadi? , lebih baik Hyunjae bertanya pada Changmin nanti.

"Bagaimana keadaannya Jun? " Hyunjae langsung bertanya saat masuk kedalam kamar tamu tempat Yeonjun membawa Changmin,  adiknya itu sedikit kesusahan membuka pakaian Changmin yang basah,  entah oleh darah atau keringat.

"Luka tembak di lengan kanan dan paha hyung" Hyunjae melihat keadaan teman betanya itu,  nafasnya mulai tidak teratur,  pelurunya juga harus segera dikeluarkan atau akan memperparah keadaan.

"Jun ambilkan kotak hitam di lemari hyung,  cepat! " Yeonjun berlari secepat yang ia bisa,  meninggalkan Hyunjae yang berusaha menyadarkan beta itu.

"Hey,  Changmin,  kau mendengarku? " Hyunjae menepuk wajah Changmin pelan,  membuay beta itu melenguh pelan. Syukurlah Changmin masih bisa mempertahankan kesadarannya.

"Ini hyung"

Hyunjae menerima kotak hitam yang diberikan Yeonjun kemudian membukanya dan mengambil gunting untuk menggunting pakaian sang beta.

"Aku akan mengeluarkannya tanpa bius,  jadi tahan oke" Changmin mengangguk sebagai jawaban.

"Bagus" Hyunjae meletakan kembali gunting setelah selesai,  ia mengenakan sarung tangan kemudian memeriksa luka tembak sang beta,  beruntung bukan tertembak pada organ vital.

"Tahan oke" Hyunjae mengambil peralatan dan mulai mengeluarkan pelurunya.

"Aaarrrggghhh"  Changmin berteriak saat sang omega mulai mengeluarkan peluru, kejadian seperti ini memang sudah biasa mengingat pekerjaannya. Tapi tetap saja tidak membuatnya mentolelir rasa sakit yang di rasakannya.

"Yeonjun hubungi Soobin,  tolong singkirkan mobil yang ada di depan rumah" Hyunjae memberi perintah sembari mengeluarkan peluru di paha Changmin,  membuat Yeonjun bergegas keluar untuk menghubungi kekasih tingginya itu.

"Selesai" Hyunjae mengusap peluh di dahinya,  sudah lama ia tidak melakukan hal ini, terhitung sejak keluar dari satuan, beruntung ia selalu membawa peralatannya untuk berjaga-jaga.  Omega itu menatap Changmin yang mulai tenang,  Hyunjae membawa senjata yang tersembunyi di bagian bawah kotak dan menodongkannya di dahi sang beta.

"Apa yang terjadi? "

Changmin sudah menduga akan seperti ini,  Hyunjae tidak akan memaafkannya karena membahayakan keluarga omega itu.

"Markas diserang" Jawaban sang beta membuat Hyunjae semakin menekan senjatanya

"Lalu kenapa kau kemari? "

"Ketua Lee yang memintaku menemuimu,  banyak agen yang gugur karena penyerangan secara mendadak, beliau memintaku untuk menemuimu"

"Apa yang direncanakan pak tua itu? "
"Beliau.  ." Perkataan Changmin terpotong oleh teriakan Yeonjun yang mengatakan bahwa ibu mereka ada di depan.

"Bersihkan wajahmu,  kita bicara lagi nanti" Hyunjae menyimpan senjatanya di saku untuk berjaga-jaga, kemudian pergi meninggalkan sang beta yang menatapnya penuh arti.

"Maafkan aku Jaehyun-ah"

-Tbc-

Ps : Untuk seminggu kedepan aku gak bakalan update, soalnya lagi sibuk di rl. . .

Maaf ya, aku bakalan update secepat yang aku bisa.  . Hehehe

Change  [ JuJae ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang