"Gue juga suka Auvy."
Suara Renata yang lembut, memecah badai di hati Auvy. Degup jantungnya makin tak karuan, hampir saja ia kehilangan kesadarannya lagi karena jawaban Renata.
Ia bahkan tidak mengerti, kenapa ia harus senang karena 'perasaan tidak normalnya' bisa terbalaskan, namun ia tak peduli, yang jelas baginya sekarang ia tahu bahwa Renata juga menyukainya.
Matanya berbinar menatap Renata "Renata juga sayang Auvy?" tanya Auvy semangat
"Iyaa.."
"Renata juga cinta Auvy?"
"Iya Auvy.. Renata cinta Auvy."
"Hahahaha.." Auvy tertawa puas, semangatnya telah kembali, ia berlarian kesana-kemari, seolah ia telah menemukan air di padang pasirnya.
Renata yang melihat tingkah kekanakan Auvy itu hanya tertawa, ia merasa lega karena kini Auvy juga tahu tentang perasaan yang selama ini ia sembunyikan dari Auvy.
Matahari telah terbenam sepenuhnya, mereka kembali menuju kost dengan perasaan senang yang menggilakan.
***
Sudah beberapa hari berlalu, sejak mereka saling menyatakan perasaan mereka.
Hari-hari selalu mereka habiskan berdua, terkadang hanya sekedar menonton film di kamar Auvy, berbelanja berdua, atau bahkan keliling kota berdua.
Mereka sama-sama tak terlalu memperdulikan status di hubungan mereka, yang jelas mereka sudah tau bahwa mereka saling mencintai, untuk itu mereka saling memiliki.
Suatu malam, saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 11 Auvy sedang sendirian di kamarnya, ia sudah bersiap untuk tidur.
Namun tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu kamarnya. Auvy terkejut begitu melihat wajah lelaki yang tak asing baginya itu, benar-benar muncul didepan kamarnya.
Auvy cepat-cepat menutup lagi pintu kamarnya itu, namun laki-laki didepannya sudah lebih dulu menahan pintu itu, dan sayangnya tenaga laki-laki itu lebih kuat dari tenaga Auvy.
"Udahlah Rei, gue nggak ada urusan lagi sama lo." bentak Auvy yang masih berusaha menutup pintu kamarnya. Ia bingung, bagaimana bisa seorang laki-laki masuk ke kost putri tanpa ada yang tau sedangkan hari sudah semalam ini. Seharusnya ada satpam yang berjaga di depan.
"Gue cuman mau minta maaf Vy buat yang waktu itu, gue nyesel, gue pengen balik sama lo lagi."
Auvy paham betul bahwa mantannya ini sedang mabuk. Ia takut, kaki tangannya gemetar, ia pun kehabisan tenaga menahan pintu kamarnya. Membuat Reihan dengan mudah menerobos masuk ke kamarnya, Reihan langsung menutup mulut Auvy agar ia tak berteriak.
"Auvy sayang.. dengerin gue bentar ya." ucap Reihan dengan suara seraknya, ia mendekatkan tubuhnya ke tubuh Auvy.
"Gapapa Vy, kalo saat ini lo belum bisa maafin gue, gue bakal datang terus sampe lo mau nerima gue lagi." ucapnya lirih, nadanya terdengar sayu, membuat Auvy bergidik ngeri.
Tak lama setelah itu Reihan melepas tubuh Auvy dan pergi dengan tenang, ia tak banyak membuat keributan, tapi jelas saja Auvy yang panik dari tadi tak bisa mengatur nafasnya, ia benar-benar ketakutan. Disaat-saat seperti ini, Renata melintas dipikirannya.
Auvy menangis, mengambil handphonenya dan mencari nama Renata disana. Ia menelfon Renata, karena saat itu, Renata sedang tidak berada di kost.
"Iya Auvy?"
"Re, Auvy.. takut." suaranya gemetar, sesaat kemudian tangisnya pecah.
Renata yang mendengar itu, langsung mematikan telfonnya.
Beberapa menit kemudian, Renata sudah berada di hadapan Auvy.
"Auvy?" panggil Renata panik.
Renata mendekati tubuh Auvy yang sedang terduduk lemas didalam kamarnya, dan sesaat kemudian Renata menarik Auvy kedalam pelukannya, berusaha agar gadisnya itu mendapat sedikit ketenangan.
***
HALOO GAIS !!!
Ayoo di vote dan comment dulu gais
luvv you semuaa <3
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Renata [GxG] -END
RomanceIni adalah tahun pertama Auvy menjalani kehidupan perkuliahannya. Tinggal jauh dari orang tua adalah hal yang ia damba-dambakan sejak dulu, sejak kisah percintaan SMAnya tak pernah mulus. Dengan maksud kuliah sembari mencari cinta baru yang tulus, i...