Chapter 15

727 56 0
                                    

Tahun telah berganti, sudah sebulan lebih sejak mereka pindah ke apartemen ini. Banyak hal yang sudah mereka lalui.

Saat ini, Auvy tengah sibuk mencari-cari cincin yang bagus, berharap menemukan cincin yang senada dengan yang diberikan Renata kepadanya.

Karena besok Renata akan berulang tahun, ia akan memberikan kado yang sama seperti yang Renata berikan kepadanya. Berpikir akan lebih bagus jika mereka berdua sama-sama memakai cincin.

Saat keluar dari toko perhiasaan itu, hari sudah gelap. Auvy tak sadar sudah satu jam lebih sejak pulang kerja tadi, ia sibuk mencari-cari cincin yang cocok untuk diberikannya kepada Renata.

Rintik hujan mulai berjatuhan, membasahi jalan yang ada didepan Auvy.

Ia berdecak sebal, karena ia tak bisa langsung pulang untuk bertemu Renata.

Ia merogoh tasnya, berusaha mencari handphonenya untuk mengabari Renata bahwa ia akan pulang terlambat hari ini, namun sialnya baterai HPnya habis saat itu, membuat kekesalannya semakin menjadi.

Mau tak mau, Auvy menunggu didepan toko itu.

***

Sementara itu, Renata yang sudah ada di apartemen sejak sore tadi, kini mulai mencemaskan Auvy. Beberapa kali ia mencoba menelfon Auvy, namun tak ada jawaban.

Karena kepanikannya yang semakin menjadi-jadi, Renata memutuskan untuk mencari Auvy, walau diluar sedang hujan, ia tak perduli, ia tetap akan mencari Auvy.

Setengah jam lebih Renata berkeliaran disekeliling kota menggunakan motor. Auvy tak kunjung ketemu.

Renata sudah mencarinya di kantor tempat Auvy bekerja, namun hasilnya nihil.

Renata sempat putus asa, kalau saja ia tak berhenti didekat taman kota saat itu.

Disana, Auvy sedang berjalan sendirian, memeluk tasnya dan paperbag berisikan cincin untuk Renata tersebut.

Renata menghampirinya dengan wajah panik, "AUVY!" Renata berteriak memanggil gadis yang sudah basah kuyup itu.

Auvy kaget, ia tak menyangka Renata akan keluar mencarinya hujan-hujanan seperti ini.

"Ya ampun, Re kok hujan-hujanan?"

"Aku yang mau tanya begitu, lagipula kenapa nggak ngabarin aku?" nada bicara gadis itu terdengar lebih tinggi dari biasanya.

Auvy meremas tasnya, merasa bersalah "Hp Auvy mati."

"Ayo pulang!" ucap gadis di depannya berusaha menahan emosi.

Mereka berdua pulang dengan keadaan basah kuyup.

***

"Maafin Auvy Re, Re jangan marah sama Auvy." ucap gadis itu sedikit memelas, wajahnya penuh rasa bersalah.

Renata hanya diam tak berniat menjawab perkataan gadis di depannya itu, tak biasanya ia mendiamkan Auvy seperti ini, itu artinya ia sedang benar-benar marah.

"Auvy cuman.." Auvy menggantungkan kalimatnya, ia berpikir sejenak untuk memberitahukan kebenarannya kepada Renata. "Auvy tadi lagi cari kado buat Re, Re besok ulang tahun, Auvy juga mau kasih kado yang spesial buat Re." Gadis itu menangis.

Mendengar itu, Renata yang semula hanya diam kini mengangkat kedua tangannya, berusaha menjangkau tubuh Auvy untuk memeluknya.

"Iya Auvy, makasih ya udah berusaha buat Re." Ia benar-benar tak bisa jika melihat Auvy menangis, hatinya akan langsung luluh.

"Maafin Auvy buat Re hujan-hujanan lagi."

"Nggak, nggak papa kok, kalo gitu besok Re sediain waktu buat Auvy ya, kita quality time berdua." ucap gadis itu.

"Re besok nggak kerja?"

"Nggak, Re nggak akan kemana-mana besok, Re cuman mau sama Auvy."

Mata gadis di depannya berbinar, ia tersenyum, memeluk tubuh Renata untuk mendapat kehangatan.

***

12 Februari

Hari ulang tahun Renata pun tiba. Ia terbangun ketika Auvy sedang sibuk menyiapkan sarapan.

Namun, gejolak yang tak asing baginya itu kini timbul lagi, rasa sakit yang begitu menyiksa dari kepalanya dan sesak yang sangat menggagu itu.

"Auvy." panggilnya lemah sembari berjalan menghampiri Auvy.

"Hmm." sahut Auvy, ia masih sibuk menyiapkan sarapan.

"Hari ini kita habisin waktu dirumah aja ya."

"Iyaa, memang, Auvy udah siapin banyak film buat kita tonton nanti."

Renata hanya manggut-manggut, walau kepalanya terasa berat, walau nafasnya begitu menyesakkan, ia tak ingin memberitahunya kepada Auvy, karena ia tak ingin mengacaukan hari ini.

***

Jangan lupa vomentnya teman teman ❤
Karena ini udah beberapa chapter menuju end 😭

My Dearest Renata [GxG] -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang