Chapter 12

801 56 0
                                    

Sesaat kemudian, Auvy bisa merasakan lembutnya bibir Renata dibibirnya.

Darah Auvy mengalir lebih cepat seolah akan meledak dari kepalanya, jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya.

Ini pertama kalinya mereka berciuman, Auvy tak habis pikir Renata akan menciumnya disaat-saat seperti ini.

Mereka diam sejenak, tak berusaha melepaskan ciuman tersebut, mereka berdua benar-benar menikmatinya.

Namun beberapa detik kemudian, Auvy melepas ciuman itu, sebab ia tak dapat menahan salting yang ia rasakan, ia segera menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Renata tertawa kecil, "Udah balik moodnya sekarang?"

"Re bisa aja ih." ucap Auvy malu-malu, ia membuang muka, berusaha mengabaikan Renata, ia pun pergi meninggalkan Renata sendirian di kamar itu.

***

Auvy kembali, membawa dua gelas jus jambu biji yang ia beli di persimpangan depan kost.

Renata tertawa melihat Auvy kembali, ditambah dengan dua gelas jus jambu biji di kedua tangannya itu.

"Loh, pulang-pulang bawa jus, bukannya tadi lagi salting nih?" goda Renata.

"Diam ya Renata! Auvy siram jus nih nanti." jawab Auvy berusaha menutup rasa malunya.

"Hehehe Auvy Auvy.. lucu banget sih kamu."

"Ishh diam Renata!"

Renata terkekeh, tak lagi membalas perkataan Auvy, ia mengambil salah satu gelas itu dari tangan Auvy dan meminumnya.

"Seger banget, makasih Bu Auvy."

Auvy hanya diam, berusaha mengabaikan Renata yang selalu menggodanya seperti itu. Namun, bibirnya tak berhenti tersenyum.

***

Beberapa hari setelah itu, keadaan Renata sudah semakin membaik.

Renata dan Auvy duduk dengan beralaskan kain kotak-kotak berwarna biru muda dan putih, dibawah rindangnya pohon cherry. Mereka sedang piknik.

Semilir angin menggoyang dedaunan diatas mereka, sinar mentari yang menembus sela-sela dedaunan tersebut, menyapu wajah mereka berdua lembut.

Renata memandangi wajah Auvy manja ketika Auvy sedang menyantap puding susunya.

Auvy yang sadar karena sedang diperhatikan kini balas memandang Renata, ia mengambil sesendok puding itu dan menyuapkannya ke mulut Renata.

"Mbak jangan gitu lihatnya nanti terpesona." ucap Auvy menggoda Renata.

Renata paham betul Auvy sedang meniru perkataannya saat pertama berjumpa dengan Auvy.

Renata mencubit pipi Auvy gemas. "Kamu cantik."

"Eh siapa?" tanya Auvy menggodanya lagi.

"Auvy.. Auvy cantik, Re suka." jawab Renata memperjelas kalimatnya.

"Oh ya?"

"Iyaa."

Sesaat kemudian, mereka tertawa.

"Kamu ganteng." ucap Auvy disela tawanya.

"Eh?"

Renata kaget karena ini pertama kalinya Auvy mengatakan hal seperti itu, biasanya Auvy tak pernah memuji Renata.

"Seriusan?"

"Nggaklah bercanda aja, hahaha." Auvy tertawa geli karena merasa telah mempermainkan Renata.

Sebenarnya Auvy hanya terlalu gengsi untuk mengakui bahwa dimatanya, Renata memang terlihat tampan.

Renata mengacak-acak rambut Auvy, hal itu yang selalu membuat Auvy merasa spesial.

Tak lama kemudian, terdengar suara notifikasi handphone milik Renata, ia membukanya, ternyata email pemberitahuan bahwa ia sudah diterima bekerja disalah satu perusahaan yang cukup besar di kota itu.

Ia menunjukkan email itu dengan bangga kepada Auvy.

Auvy yang melihat itu ikut merasa senang, namun juga sedih dalam waktu yang bersamaan, sebab ia tak menerima email pemberitahuan seperti itu.

Sebelumnya, mereka berdua sudah sama-sama melamar pekerjaan di perusahaan yang sama. Namun, hanya Renata yang diterima.

Mau tak mau, Auvy harus mencoba melamar lagi di tempat lain.

"Selamat ya Re, Auvy bangga banget sama Re." ucap gadis itu menatap mata gadis di depannya.

"Auvy gapapa kan? Auvy ga harus kerja sih sebenarnya, biar Re aja yang cari uang buat kita."

Dahi gadis itu mengernyit tanda tidak menerima perkataan Renata, "Eh, Re bilang apa sih? Auvy gamau kayak gitu, Auvy juga bakal kerja kok, buat nambah-nambah pemasukkan kita nanti." jawab Auvy protes, ia tak ingin jadi gadis yang hanya diam saja, menikmati hasil kerja keras orang lain, walaupun orang itu melakukannya demi Auvy.

Renata tersenyum, ia tahu betul, Auvy adalah Auvy, ia hidup dengan mengikuti keinginannya, tak ada yang bisa menghentikan Auvy jika ia sudah berkeinginan.

"Yaudah iyaa sayangku Auvy.."

***

My Dearest Renata [GxG] -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang