Sepuluh

30.2K 4.2K 881
                                    

Ternyata Josh nggak bohong tentang gue yang di panggil Bu Erna yang memang sedang menunggu gue sehingga aksi mengajarnya tertunda menyisakan beberapa murid yang ada di kelas menatap gue malas kecuali Hesa yang duduk paling depan dan menatap gue dengan senyum cerahnya.

Gue udah menjelaskan kenapa gue yang terlambat yang untungnya gue nggak jadi mendapat hukuman karena gue berhasil sampe kelas kurang dari dua menit seperti yang Josh katakan sebelumnya.

Gue nggak tau Josh tau dari mana tempat gue sama Azuan bolos tadi. Yang jelas saat perjalanan ke kelas, muka Josh terlihat nggak senang dan lebih terkesan seperti orang yang menahan kesal.

Ya gue nggak tau sih muka seneng dia tuh kayak gimana. Karena hampir tiap hari ekspresi yang dia keluarin selalu datar. Tapi walau begitu gue bisa merasakannya, apalagi saat perjalanan tadi Josh mencengkeram lengan gue kuat. Membuat kesakitan dan memintanya melepaskan cengkeramannya.

Tapi bukannya dilepas, Josh malah menatap gue tajam yang mana hal itu membuat gue terdiam dan akhirnya hanya mengikuti langkahnya hingga kini gue sudah berada di kelas dan mengambil tempat duduk di samping Hesa karena disebelahnya kosong yang nggak gue tau kenapa. Sedangkan Josh langsung jalan menuju kursinya yang terletak di pojok belakang.

"Lo ada di kelas ini juga?" tanya gye berbasa-basi ke Hesa.

Hesa yang tadinya fokus menatapi sosok Josh pun menoleh dan menganggukkan kepalanya dibarengi senyuman yang jujur terlihat menggemaskan, apalagi dengan lesung pipi yang terdapat di kedua pipinya. Membuatnya bertambah manis yang sulit bagi siapapun yang mengalihkan pandangannya dari wajahnya itu.

"Iya, Ko. Aku ada di kelas ini. Dan seterusnya bakal terus sekelas sama kamu sih, karena aku udah minta supaya jadwal mata pelajaran kita di samain." ujarnya.

"Hah? Kok bisa?" tanya gue heran. Hesa mengangguk lagi.

"Bisa. Aku bilang langsung sama Kepala Sekolah dan bilang kalo aku nyaman sama kamu. Dan kita kan juga udah temenan, makanya Kepala Sekolah pun nggak keberatan jadi ya kita bakal satu kelas terus. Sama Josh juga malahan." ucapnya dengan kedua tangannya yang mengatup dan kedua matanya yang berbinar.

Sedangkan gue yang mendengar itu nggak heran. Karena emang dari awal gue masuk sampe sekarang, jadwal gue sama Josh selalu sama. Entah kenapa, makanya dulu gue lebih sering bolos karena takut kena buliannya.

"Oh iya. Tadi aku nggak sengaja liat kamu sama Azuan ngomong di deket koridor asrama. Aku mau nyapa sebenarnya, tapi aku buru-buru soalnya aku juga terlambat tadi. Ku pikir kamu bakal buru-buru juga. Ternyata kamu malah rencana bolos, makanya aku ngasih tau guru tadi." ungkapnya, dengan mata yang melirik ke arah Bu Erna yang tengah duduk di kursinya.

Gue yang mendengar itu pun cuma mengangguk aja, seenggaknya gue jadi tau dari mana Josh bisa tau kalo gue mau bolos tadi.

"Tapi kamu tau nggak? Pas aku bilang ke guru kalo kamu sama Aznan masih di luar. Josh langsung berdiri dari duduknya. Terus tanpa perintah guru dia pergi gitu aja. Kita semua nggak ada  yang tau tujuannya kemana, tapi setelah dia balik dan bawa kamu masuk kelas. Itu menimbulkan banyak pertanyaan. Dari aku aja sih sebenarnya." tambah Hesa, yang kini menggunakan suara yang berbisik agar nggak menimbulkan kebisingan.

Sementara gue segera menoleh ke belakang untuk melihat Josh yang juga lagi menatap gue sehingga kini gue sama dia saling tatap yang terjadi selama beberapa detik sebelum akhirnya gue memutuskan kontak mata kami karena gue yang merasa risih dengan tatapannya yang memicing.

"Bu Erna ada bilang nggak kalo gue disuruh ke kelas dalam waktu 2 menit?" tanya gue penasaran.

Hesa menggeleng menjawabnya.

ROOMMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang