Part 5

388 66 5
                                    

_______The Young Marriage_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_______The Young Marriage_______

__

"Rere! Udah belum?! Ile banget sih, lo!"

Langit yang tak sabaran terus menggedor pintu kamar Rere yang masih tertutup rapat, sudah hampir 25 menit langit berdiri di depan kamar Rere seraya terus menggedor gedor. Hari ini mereka bolos sekolah dan memilih untuk pergi shopping, kata Rere sih biar gak ketauan. Kalau shopping perginya di hari Sabtu atau hari minggu pasti banyak murid yang shopping, jalan-jalan, Alasan klasik. Bilang aja males pergi sekolah, pake acara biar gak ketahuan.

Langit yang tak henti-hentinya terus melirik arloji yang terus melingkar di tangan kirinya, jam menunjukan pukul 11 siang. Langit terus menghentak-hentak sebelah kakinya dengan tangan yang di lipat, wajahnya lurus menatap pintu kamar Rere yang tak kunjung di buka oleh pemiliknya. Benar-benar menjengkelkan, ile banget si Rere. Udah tau hari ini Langit ada kesibukan.

"Re. Lo lama banget sih, gue udah nunggu."

Langit yang sudah sangat kesal langsung membuka pintu kamar Rere tanpa permisi, retinanya menangkap sosok gadis yang ia cari tengah berdandan di depan meja rias. Langit melongo, menatap penampilan Rere yang tak biasa. Sweater rajut berwarna dusty pink, rok jeans atas lutut, sepatu sneakers berwarna putih hitam, rambut yang di ikat, hingga menampakkan leher jenjang dan mulus milik Rere, serta tas kecil yang senada dengan ikat rambut Rere.

Langit melangkahkan kakinya mendekati tempat Rere duduk, matanya tak henti-henti lepas dari penampilan Rere. Rere yang menyadari Langit mulai berjalan mendekatinya langsung berdiri dan membalikkan tubuhnya hingga berhadapan dengan Langit. Rere tersenyum memperlihatkan deretan giginya.

"Gimana? Cantik'kan gue?" ucap Rere PD seraya berputar-putar, untuk menggoda Langit.

"Lo tau gak sih?! Selama 25 menit gue nunggu di depan pintu nungguin Lo. Kerasa gak sih, sama lo? Gue gedor-gedor pintu gak di buka-buka, dan Lo malah enak-enakan dandan. Selama gue terus nunggu di luar. Emang dasar yah lo!!!" cerocos Langit tanpa henti.

Rere kicep, dengan wajah polosnya saat mendengar curhatan hati young husbandnya. Jadi, selama 2 jam ia dandan dan Langit gak tertarik atau memujinya sedikit pun? Emang dasar Langit yah, matanya buta apa gimana sih! Rere menggerutu seraya mempoutkan bibirnya ke depan, tangannya juga di lipat dengan tatapan tajam yang di berikan oleh Langit.

"Buruan. Nanti keburu panas lagi," titah Langit dan berjalan mendahului Rere yang nampak diam di tempat, dengan wajah yang sama.

"Ngeselin banget, sih!" decak Rere kesal seraya menghentak-hentak kakinya mengikuti langkah Langit, yang sudah berada di lantai bawah.

Rere sedikit mempercepat langkahnya agar bisa berjalan beriringan dengan Langit yang sudah berjalan menuju garasi, pria itu nampak acuh tanpa memperdulikan Rere yang tengah kesal padanya.

"Langit, ih!" Langit memberhentikan langkahnya saat namanya di panggil dengan nada kesal, tubuhnya di balik dan menghadap kearah Rere yang menatapnya dengan tatapan jengkel.

"Kenapa, Re?" tanya Langit dengan suara pelan.

Rere yang semakin kesal saat mendengar jawaban Langit yang nampak tak peka-peka, semakin di buat kesal dan emosi. Sementara Langit yang menatap perubahan raut wajah Rere hanya tersenyum tipis, tangan kekarnya mencoba mengangkat tubuh Rere dan mendudukan di sebuah meja yang tak terpakai di garasi.

Merasa wajahnya sudah pas dengan wajah Rere, kedua tangan Langit di lingkarkan di pinggang ramping Rere. Namun tak ada respon apa-pun dari Rere, gadis itu masih tak mau menatap Langit.

"Lo marah, karna gue gak liat atau muji penampilan lo?" tanya Langit sedikit tertawa.

"Ya, lo pikir aja sendiri." ketus Rere.

Langit tersenyum, seraya menatap setiap inci wajah Rere yang bisa di bilang sangat sempurna itu. Perlahan tangan kanannya di angkat dan membuka ikat rambut berbentuk pita berwarna hitam itu, hingga membuat rambut Rere tergerai dan tak beraturan.

"Langit, ih! Kenapa di bu---"

"Gue gak suka, kalo lo pamer leher jenjang lo." sela Langit yang membuat Rere bungkam dan diam.

Kedua pipi Rere langsung memerah, gadis itu langsung memukul pelan dada bidang Langit. Namun dengan gesit tangan Langit memegang kedua tangan Rere, Langit memajukan wajahnya mendekati wajah Rere yang hanya berjarak beberapa cm saja. Rere yang semakin canggung dan gelapan hanya bisa diam seraya memundurkan kepalanya.

Huuuh!

"Lo kira, gue mau nyium lo yah ...?!" goda Langit menjauhkan wajahnya dari wajah Rere, kakinya melangkah meninggalkan Rere dan berjalan kearah mobil.

Rere kicep. Jantungnya menjadi berdetak menjadi lebih cepat dari sebelumnya, Rere menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Wajahnya langsung di tutup menggunakan telapak tangan, emang dasar. Bikin sport jantung aja.

Namun detik berikutnya, Rere meringis. Bagaimana ia bisa turun? Sementara kakinya tak sampai nyampe lantai, sementara Langit sudah masuk ke dalam mobil tanpa menghiraukan Rere yang masih duduk di meja.

"Langit! Ini gimana, gue turunnya?!" teriak Rere meneriaki nama Langit, seraya terus mengayun-ayunkan kakinya ke depan mencoba meraih lantai dengan kakinya.

_______The Young Marriage_______


Up untuk hari Jum'at, jangan lupa and biasakan untuk vote and komen. Kalau engga komen, vote juga gpp.

Terus jaga kesehatannya , sama istirahat yang cukup

The Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang