Part 7

279 47 4
                                    

   _______The Young Marriage_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_______The Young Marriage_______

Langit merebahkan tubuhnya di kasur king sizenya, matanya memejam beberapa menit sebelum ponselnya berdering membuyarkan khayalan Langit. Tangannya terulur untuk mengambil ponsel yang berada di saku celana, membuka aplikasi hijau yang terpampang jelas setelah pria itu mengetik pin yang sengaja di pasangnya.

Langit menyimpan kembali saat melihat isi pesan dari seseorang, hanya menanyakan keberadaan dirinya yang sudah sampai rumah apa belum. Setelah menyimpan kembali ponselnya di samping, matanya kembali memejam mencoba melanjutkan khayalan yang sempat belum di lanjut ini. Namun telinganya lebih peka dengan keadaan sekitar, seperti bunyi sesuatu yang jarang orang pedulikan.

Oke. Rileks mungkin hanya salah dengar, namun suaranya kembali dan terdengar jelas. Mata Langit langsung terbuka dan memicingkan matanya mencari keberadaan suara yang sudah mengganggunya tadi.

"Berani, lo sama gue!" gumam Langit saat melihat hewan kecil yang sudah mengganggu dirinya.

Perlahan Langit bangkit dari tidurnya dan memposisikan berdiri di atas kasur, tangan pria itu mengambil bantal.yang tak jauh dari dirinya berdiri.

Bruk!

Langit melemparkan bantal tersebut pada hewan kecil, yang berwarna coklat. Kecoa. Saat di rasa aman Langit mencoba mendekati bantal yang tadi di lemparkannya, perlahan tangan Langit membuka bantal tersebut dan ...

"Aaaaa!!!"

Langit berteriak sangat kencang saat kecoa itu terbang dan mendarat tepat di depan wajahnya, Langit langsung berlari kesana-kesini mencoba mengusir kecoa yang masih tak ingin terbang kearah lain.

Langit memang phobia dengan hewan yang bernama kecoa, apalagi kecoa terbang. Saat kecil Langit pernah di jahiliah oleh temannya, Langit yang tidak tahu apa-apa memukul kepalanya dengan keras supaya kecoa itu pergi. Namun bukannya pergi pria itu malah yang kena hingga membuat pria itu jatuh sakit dan trauma dengan yang namanya kecoa.

"Kenapa?!"

Rere yang mendengar teriakan Langit sangat kencang langsung berlari kearah kamar Langit, di lihatnya keadaan kamar Langit sangat berantakan bantal dan guling terlempar kemana-mana selimut di bawah, beberapa buku dan barangnya berjatuhan.

"Langit, lo dimana?!" tanya Rere saat tak melihat Langit di dalam kamar.

Namun terdengar gemetar yang berasal dari lemari. Fiks. Pria itu pasti bersembunyi di dalam lemari. Punya laki tubuh aja yang gede sama modal tampang, tapi mental kek yupi. Cuman sama kecoa aja takut.

Ceklek.

"Langit," panggil Rere saat melihat Langit dengan keadaan meringkuk memeluk lututnya. "Langit, serius itu lo?! Hahaha ...." tawa Rere pecah saat Langit mendongkakkan dan memperlihatkan wajahnya yang sudah banjir dengan air mata.

"Rere!"

Grep!

Jantung Rere seperti berhenti saat tiba-tiba Langit memeluknya dengan erat, namun detik berikutnya detak jantungnya berpacu lebih cepat dari sebelumnya. Tanganya menjadi gemetar saat ingin memegang bahu Langit.

"Langit, serius deh. Masa lo takut sama kecoa! Itu cuman kecoa." Rere kembali tertawa dan melupakan perasaan aneh tadi.

"Ya semua juga punya ketakutan masing-masing, termasuk gue!" sahut Langit ngegas, pria itu masih memeluknya.

"Langit! Lo mau ngebunuh gue?! Lepasin pengep tau gak Lo!!!" marah Rere saat Langit mengeratkan pelukannya.

"Ya usir dulu, kecoanya! Baru gue lepasin!" jawab Langit.

"Eh bocil! Gimana gue mau usir kecoanya, kalau Lo masih meluk gue!" sungut Rere seraya tertawa kecil.

"Bocil! Bocil! Kita cuman beda beberapa bulan yah!" marah Langit tak mau mengalah, dan melepaskan pelukannya. "Cepetan usir kecoanya!"

"Ya mana, kecoanya?!" tanya Rere seraya mencari-cari keberadaan kecoa yang sudah merusak ketenangan seorang Langit Adhitama Andara.

"Tuh! Itu, Re! Sebelah sana. Itu Rere di kolong tempat tidur!" teriak Langit greget dan menunjuk-nunjuk saat retinanya tak sengaja melihat kecoa yang berada di kolong tempat tidur.

"Iya, iya. Slow respon!" tukas Rere kesal karena Langit terus berteriak.

Dengan hati-hati Rere berjalan kearah kasur, kecoanya sedang diam di sana tanpa bergerak. Rere memang tidak takut dengan hewan seperti itu, karna sejak kecil dulu sikapnya sangat nakal, dan bandel. Dan menurutnya, 'Mencoba hal baru' itu kata yang di lontarkan sejak kecil.

Rere yang sudah memegang kumis kecoa sontak membuat Langit gembira dan bersorak melihat aksi Rere yang sama sekali tidak takut dengan kecoa, Rere yang tidak suka dengan kegembiraan Langit dan bohlam kuning tiba-tiba terlintas di otaknya. Rere tersenyum tipis.

"Nih, re. Buang kecoanya kesini!" titah Langit membuka kaca jendela yang semuanya tertutup karna hari sudah larut.

"Kalau gue gak mau, gimana?" tanya Rere diiringi seringai.

"Udah deh Re, cepetan buang. Liat tuh langit juga mendung, bentar lagi hujan. Kalau hujan pasti kecoanya makin banyak," tutur Langit menceramahi Rere.

"Tapi gue nya gak mau. Gimana dong? Dan malah gue pengen ngasih ke Lo, nih! Nih!" Rere terus memperlihatkan kecoa itu pada Langit, dan sontak saja membuat pria itu kembali berteriak.

"Re, plis! Gue takut sama kecoa. Bener deh, nanti lo bakal yang susah!" peringat Langit. Namun Rere masih saja memaju-majukan kecoa ke hadapannya.

_______The Young Marriage_______


Update untuk hari ini, maaf yah klw telat update.

Soalnya'kan aku juga udh ngasih tau lagi ujian.

Biasakan untuk vote yah guys. Gak susahnya kok, cuman tinggal pencet bintang pojok kiri

The Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang