It's been two week since the last time Jennie meet Taeyong in the airport. Semua pemberitaan sudah mereda, atau bakan sudah tak terdengar lagi. Agensi Taeyong dengan cepat mengkonfirmasi membantah dengan tegas bahwa semua berita itu tidak benar, Taeyong hanya bertemu dengan teman lamanya di Paris. Walau tentunya banyak pula yang tak percaya.
Namun semua pemberitaan itu sama sekali tak menggoyahkan popularitas seorang Lee Taeyong. ia masih aktif wara-wiri di berbagai stasiun televisi. Tak lama Taeyong juga akan mengeluarkan album barunya. Itulah mengapa Taeyong berkali-kali lipat lebih sibuk dari biasanya. Namun tiap harinya Taeyong tetap menyempatkan waktunya untuk mengubungin Jennie walau hanya sekedar kalimat singkat seperti "i miss you".
Jennie seringkali dibuat jengah akhir-akhir ini karena seringkali mendapati Taeyong tidak tidur sama sekali di studionya. Hampir saja ia akan menculik Taeyong dan menyuruhnya tidur satu hari penuh jika ia tidak ingat betapa cintanya Taeyong dengan pekerjaannya terutama musik.
Seperti pagi ini, puluhan artikel berita dengan headline nama Taeyong muncul dimana-mana memberitakan albumnya yang akan rilis besok.
Namun betapa dibuat terkejutnya Jennie melihat siapa yang baru saja memasuki ruanganya-
"Dad-
How can you being here?"
Pria paruh baya yang masih terlihat begitu tegas dan menawan itu pun tersenyum sembari berjalan mendekat ke arah Jennie.
"Of course I can. This is my company." Ucapnya enteng.
"No-
I mean-"
"Miss you my daughter." Ia pun memeluk Jennie yang masih begitu terkejut di tempatnya.
Kini ayah dan anak yang sudah lama bertemu itu pun sudah duduk berhadapan di ruangan Jennie. Gadis itu sudah lebih bisa mencerna apa yang terjadi.
"Okay, so- lets talk. At first-
Ngapain Daddy disini?"
"I think I already say it before, I miss my only daughter."
"No dad, I know you very well. Daddy gak mungkin terbang jauh-jauh dari US if you just miss me, your the type that ask me to go to you if its happen."
Tuan Kim pun tertawa ringan. "I forgot that you know me well than I know me."
"So-" Ucap Jennie menyelidik.
"Ada beberapa masalah di perusahan lain yang harus ditinjau langsung. Lagian udah lama juga daddy ga ke Korea. And then-"
"then?"
Tuan Kim mengubah posisinya menjadi lebih serius. "It's that true?"
Deg- Jennie merasa jatungnya berhenti saat itu juga. He already knows.
Jennie melengos menghindari tatapan tajam ayahnya.
"I don't understand."
Ayahnya tertawa mengejek. "Of course you understand my darl."
Jennie menghembuskan nafas kasar.
"Okay, you already know and what's the point we talking about that." Jennie membalas tatapan ayahnya tak kalah tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PRAGMA" Taeyong & Jennie
FanfictionCinta Sejati? Omong kosong. Bagi Jennie cinta haruslah rasional, realistis, dan penuh perhitungan. Taeyong percaya bahwa cinta adalah sebuah permainan. Dalam hidupnya ia menerima begitu banyak cinta, tapi tak pernah benar-benar mencintai sampai ia...