"Astaga!" Pekik cowok jangkung yang baru saja memasuki ruangan gelap seperti tak berpenghuni ini.
"Jangan bilang dari semalem lu gak tidur dan duduk diem kaya orang bego gitu." Selidik Doyoung tak habis pikir.
Ya benar pria itu Doyoung. Pagi-pagi sekali tadi Jennie menghubunginya, Doyoung awalnya merasa aneh ketika Jennie menghubunginya langsung karena biasanya Jennie tak pernah menghubunginya sendiri namun selalu melalui sekertarisnya.
Pagi tadi, tersirat jelas kekhawatiran dari nada bicara Jennie. Ya walaupun wanita itu tak bicara banyak, ia hanya minta tolong untuk mengecek keadaan Taeyong sembari membawakannya makanan dan meminta Doyoung memastikan sendiri jika ada makanan yang masuk ke tubuh Taeyong. Karena Jennie yakin pasti Taeyong tak makan apapun sejak kemarin.
Doyoung memang tak tahu apa yang terjadi. Namun ia yakin, ada masalah yang tak sepele dibalik ini semua. Tak lupa Jennie memberi tahu kode masuk baru apartemen Taeyong yang sempat diganti pria itu.
"Bener ternyata lo belum makan apapun dari kemaren?" Ucap Doyoung ketika melihat ada makanan yang sama sekali tak tersentuh di meja. "Lo udah gila?" Kali ini nada suara Doyong menjadi lebih tinggi, kesal bukan main.
Namun Taeyong masih tetap pada posisinya, tak bergerak sama sekali atau hanya sekedar melirik Doyoung.
Doyoung pun berjalan mendekat, membuka bungkusan makanan yang dibawanya.
"Gue ngerti mungkin lo lagi banyak masalah, walaupun gue gatau persis apa aja. Tapi tolonglah lo harus jaga kesehatan lo sendiri." Ucap Doyoung agak melunak.
"Ini udah gue bawain lo sarapan. Tadi pagi-pagi banget Jennie hubungin gue minta tolong buat anterin sarapan buat lo."
Mendengar nama Jennie disebut, Taeyong bergerak refleks melirik Doyoung.
Mengerti arti pandangan Taeyong padanya, Doyoung pun kembali melanjutkan. "Iya Jennie ngehubungin gue nyuruh mastiin kalo lo habisin ni makanan. Dari suaranya kedengeran banget kalo dia khawatir sama lo."
Taeyong masih diam namun tampak berfikir mengenai ucapan Doyong barusan.
"Jadi lo gausah banyak tingkah, cepet habisin sarapan lo sebelum gue ngamuk." Ucap Doyong galak.
Taeyong tahu Doyoung sedang tidak bercanda saat ini.
Walau ia tidak memiliki selera makan sama sekali, Taeyong pun memaksakan dirinya untuk memasukkan makanan itu ke perutnya. Ia hanya tak ingin membuat Jennie semakin khawatir.
Setelah memastikan bahwa Taeyong memakan sarapannya melalui pesan yang baru saja masuk dari Doyoung, Jennie pun sedikit bernafas lega dan mencoba untuk fokus pada pekerjaannya lagi.
Jennie sudah menghubungi Taeyong pagi ini, menanyakan kabar pria itu apa sudah lebih baik namun belum juga mendapat balasan.
Ia tahu betul Taeyong tak mungkin berlaku seperti ini tanpa alasan.
Namun untuk sekarang, ia hanya akan menunggu sampai Taeyong siap untuk memberitahunya apa yang sebenarnya terjadi.
Dan betapa senangnya Jennie ketika tiga hari berikutnya setelah sama sekali tak bisa dihubungi, Taeyong akhirnya mengirim pesan lebih dulu padanya. Hanya dua kata namun bisa membuat Jennie ingin melonjak kegirangan.
"Let's Meet".
Jennie pun segera menghubungi Hanbin untuk membatalkan jadwal apapun setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PRAGMA" Taeyong & Jennie
FanfictionCinta Sejati? Omong kosong. Bagi Jennie cinta haruslah rasional, realistis, dan penuh perhitungan. Taeyong percaya bahwa cinta adalah sebuah permainan. Dalam hidupnya ia menerima begitu banyak cinta, tapi tak pernah benar-benar mencintai sampai ia...