Hampir saja Jennie melonjak kaget ketika mendapati Hanbin masuk ke ruangannya dengan tergesa-gesa.
"Kamu bisa kan sebelum masuk ketuk pintu dulu?" Gerutu Jennie kesal.
Tak meladeni ucapan Jennie, Hanbin masih sibuk mengatur nafasnya kasar. "Thatseu Not Importante Miss." Ucapnya dengan nafas yang terpotong-potong. Hanbin sudah sengaja mengambil kelas bahasa Inggris agar tidak selalu kena marah atasannya itu.
"Ini— ini jauh lebih importan." Kata Hanbin sembari menunjuk ponselnya berulang-ulang.
Dengan cepat Hanbin pun memberikan ponselnya pada Jennie, yang berisi berbagai artikel berita yang trending pagi ini.
Dan tentu saja betapa terkejutnya Jennie ketika berbagai artikel yang mempertanyakan tentang keberadaan ayah Taeyong menjadi tajuk utama.
Memang Jennie tidak tahu pasti tentang hal yang bersangkutan dengan Ayah Taeyong karena pria itu juga tak pernah membicarakannya dan Jennie juga tak pernah bertanya. Jennie paham benar jika hal itu sangat sensitive untuk Taeyong seperti halnya pertanyaan mengenai ibunya untuk Jennie.
Tanpa banyak pikir Jennie segera mengambil tasnya untuk beranjak. Namun belum juga melangkah, Hanbin lebih dulu menghentikannya.
"Miss Jennie mau kemana?" Ucapnya cepat.
Jennie menatap Hanbin galak.
"Miss gak lupa kan kalau sepuluh menit lagi kita harus berangkat meeting sama investor penting dari China." Kata Hanbin panik. Tentu saja ia tahu jelas seberapa nekat atasannya itu.
Jennie berdecak kesal. "Is that important now?" Jennie sudah hampir melangkah sebelum kalimat dengan penuh permohonan dari Hanbin terdengar.
"Important dong miss. Ntar boss besar bisa ngamuk." Raut wajah Hanbin kini benar-benar panik setengah memelas.
Ya benar, hari ini Jennie memiliki pertemuan penting dengan beberapa investor besar dari China. Jika ia sampai menggagalkan pertemuan hari ini semua perjanjian investasi senilai puluhan juta dolar itu terancam batal.
Entah berapa jam yang lalu matahari sudah turun ke peraduan. Namun, Jennie baru saja keluar dari ruang meeting hotel karena rapatnya yang ternyata memakan waktu lebih lama.
Jennie langsung mencari keberadaan Hanbin. Sejak pagi tadi Jennie berusaha menghubungi Taeyong namun pria itu tak bisa dihubungi. Maka dari itu Jennie menyuruh Hanbin untuk terus menghubungi manager Taeyong hingga mendapatkan kabar pasti, bahkan Jennie menyuruh Hanbin untuk bertanya langsung pada CEO agensi hiburan tersebut.
"Gimana?" Tanya Jennie tanpa basa-basi ketika melihat Hanbin muncul dari ujung koridor.
Tampak ragu, akhirnya Hanbin pun buka suara. "Emm—anu, saya sudah tanya managernya berkali-kali tapi masih belum tau keberadaan Taeyong dimana."
KAMU SEDANG MEMBACA
"PRAGMA" Taeyong & Jennie
FanfictionCinta Sejati? Omong kosong. Bagi Jennie cinta haruslah rasional, realistis, dan penuh perhitungan. Taeyong percaya bahwa cinta adalah sebuah permainan. Dalam hidupnya ia menerima begitu banyak cinta, tapi tak pernah benar-benar mencintai sampai ia...