Part 18 - Satu pihak?

8 4 0
                                    

Happy Reading!

Enjoy!

"Cinta bertepuk sebelah tangan itu ga enak yah ternyata"

~

Tutt...tuttt..

Sambungan telepon terhubung.

"Halo" sapa penelepon.

"Iya, gimana?" tanya dari sebrang sana.

"Selamat sampai tujuan" jawab sang penelepon.

"Bagus, awasi terus"

"Mereka lagi berusaha mencelaka kan nara sekarang" peringat sang penjawab dari sebrang sana.

"Baik tuan"

Pippp......

Telepon kedua pihak terputus.

Disisi lain,

"Ma ara boleh pindah sekolah ga?" tanyanya sambil tiduran dikaki mamanya.

"Kesekolah kak aska" lanjut ara.

"Bunda si terserah kamu sayang"

"Coba tanya papa kamu dulu"jawab mamanya.

"Oke ma" jawabnya.

Tok... tok....

Ketukan pintu terdengar.

"Masuk" jawab pemilik ruangan.

Cleck......

Setelah itu, ara menyembulkan kepalanya masuk sedikit.

"Papa"panggilnya.

"Iya sayang" jawab papanya.

Ara mulai jalan memasuki ruangan papanya.

"Pa, ara mau nanya boleh ga?" tanya ara saat telah duduk didepan meja kerja papanya.

"Iya sayang? mau nanya apa?hmm" jawab papanya sambil mengarahkan pandangannya ke ara.

"Jadi gini pa" jelas ara mulai berbicara.

"Ara boleh pindah sekolah ketempat bang aska ga"tanyanya hati hati takut papanya tidak menyetujui.

"Kenapa pindah?" tanya papanya.

"Ara pengen coba suasana baru aja pa, dan lagi disana ada bang aska yang bisa jagain ara" ujarnya menjelaskan.

"Yaudah, kalau itu mau kamu. Lusa kamu udah bisa masuk sekolah itu, nanti papa selesain semua data-data yang harus diurus" ujar papanya panjang lebar.

"Benaran ni pa?" tanya nya tak percaya.

"Iya benar sayang, apa sih yang ga buat kamu anak kesayangan papa" ujar papanya tersenyum.

Dengan segera ia memutari meja kerja papanya dan beralih memeluk papanya dan berkata.

"Makasih pa, ara sayang papa" ujarnya disela-sela pelukan dengan papanya.

"Iya sayang" ujar papanya sambil mengelus rambut ara.

"Yaudah sekarang kamu keluar dulu yah"

"Papa masih banyak kerjaan yang harus diselesaikan" ujar ayahnya lembut.

"Siap pa" ujarnya lalu berlalu dari sana.

Cleck... Pintu tertutup.

Setelah kepergian ara, papanya langsung mengurus semuanya dan mengirimkan semua berkas melalui email.

Forse questa è la fine-VanavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang