Part 22

8 4 4
                                    

Happy Reading!

Enjoy!

~0~

Keesokannya nara bangun dengan keadaan yang lebih segar dari kemarin.

Nara melihat aska yang tertidur sambil duduk disamping brankarnya, menatap aska dengan tatapan sedih.

Sambil ia mengulurkan tangannya mengelus kepala aska, disusul air mata yang menetes. Dengan cepat ia menyekanya.

Aska yang merasa terganggu perlahan mulai membuka matanya.

"Masih ada yang sakit?" tanyanya ke nara.

Nara mengeleng-gelengkan kepalanya tanda tidak.

Aska seketika mengingat perkataan dokter semalam.

Flashback on.....

"Saya harap anda bisa membujuk nara untuk kemotrapi" ucap dokternya menaruh harapan ke aska.

"Ha, maksudnya?" tanyanya.

"Jadi nara mengidap penyakit kanker otak yang berada distadium 2 menuju 3" jelasnya.

Aska mendengarkan dengan seksama, ia syok mendengar kabar ternyata nara mengidap penyakit begitu.

"Apakah itu membahayakan dok?" tanya aksa masih dengan keadaan syoknya.

"Sangat bahaya, apalagi sekarang akan memasuki stadium 3"

"Sudah berapa lama dia mengidap penyakit ini dok" tanya aska dengan jantung yang tak berhenti berdetak dengan cepat. Ia khawatir sekarang.

"Sudah sekitar 2 tahun lalu" jelas sang dokter.

"Cegah sebelum semakin merajalera" ujar sang dokter.

"Nara sangat susah untuk diajak kompromi"

"Padahal sudah saya bujuk untuk melakukan berbagai cara supaya tidak semakin menjadi-jadi. Tetapi dia tidak mau" jelas sang dokter.

Flashback off....

"Kak" panggil nara.

"Eh iya, kenapa" tanya aska.

"Seharusnya nara yang tanya kakak kenapa melamun" tanya nara.

Aska hanya menggelengkan kepalanya.

Hening...

"Kenapa kakak baik sekarang?" tanya nara yang merasakan perubahan aska.

"Ga" jawab aska dengan muka datarnya.

"Dasar kek kevan banget abang satu ini" batin nara.

Disisi lain,

Minggu pagi ini kevan ingin menghabiskan waktunya di kasur saja. Ia sedang malas mau kemana-mana.

Saat ia sedang asik melihat-lihat foto-foto di galerinya. Ia di kagetkan dengan suara ketokan pintu dari luar kamarnya.

"Siapa" tanyanya.

Forse questa è la fine-VanavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang