= Selamat membaca =
________________________
Gadis cantik penuh percaya diri melangkah dengan pasti, hati nya membuncah luar biasa mengingat rencana yang sudah ia susun sedemikian rupa. sesekali mata nya melirik ke arah diri nya sendiri, memastikan penampilan nya sudah sangat menawan sore ini.
Bibir mungil nya sesekali bersenandung, mendendangkan alunan nada merdu, sesuai dengan hati nya yang sedang di mabuk rindu.
Kunci mobil di tangan kanan, Segenggam bunga mawar di tangan kiri. oh ayolah senyum nya kembali mengembang sempurna, hatinya bersorak gembira. Rasanya ia sudah tak sabar membayangkan bagaimana reaksi dari seseorang yang akan menerima bunga ditangan nya ini.
Tanpa membuang waktu ia segera masuk ke mobil kesayangan nya, mengemudikan dengan hati-hati agar tidak terjadi hal-hal di luar kendali.
Semilir angin berhembus tenang
senja indah di langit menjulang
segenggam mawar merah merekah
mengantar langkah dengan senyum indah
Mobil sang gadis berhenti di sebuah Taman yang sudah mereka janjikan.
Dengan tergesa sang gadis yang biasa di panggil Gracia segera keluar dari mobil nya.
Gracia melangkah menuju sebuah tempat dimana mereka akan bertemu. Di ujung taman yang akan menjadi saksi bisu.
Waktu temu memang 30 menit lagi, namun Gracia sengaja datang lebih awal karena ia sudah tak sabar bertemu sang pujaan hati.
Gracia kembali melihat penampilan nya, tak lupa memastikan bunga yang di bawa nya masih segar seperti pertama kali ia beli.
Tangan kanan Gracia merogoh saku celana nya, memastikan juga sesuatu yang di siapkan nya sebulan yang lalu sudah ia bawa.
Betapa sempurna nya malam ini bagi Gracia.
Dalam hidup nya, Gracia tak pernah merasa sebahagia ini. Segugup ini dan bahkan sesalah tingkah ini. Entahlah, tapi ia merasa bahwa keberuntungan nya akan datang malam ini. Dan sudah Gracia pastikan bahwa gadis paling cantik bernama Anindita akan menerima pernyataan cinta Gracia.
Ya Tuhan.. maafkan Gracia. tapi hal ini sungguh membuat Gracia bahagia.
Gracia semakin gugup saat waktu temu semakin dekat, sekitar 10 menit lagi Anin akan datang menemui Gracia. Gracia akan segera berlutut di hadapan Anin, memberikan bunga serta hadiah yang ia bawa. Setelah itu Gracia akan memeluk Anin dengan erat lalu menjatuhkan ciuman hangat di kening gadis itu.
Semua hal tersebut sudah berputar di fikiran Gracia, baru membayangkan nya saja jantung nya sudah menggedor hebat, bagaimana kalo nanti hal itu di realisasikan oleh Gracia?.
Semoga Gracia tidak bersikap bodoh di hadapan Anin nanti.
Gracia menyusuri ke arah sekitar taman, mata nya bergerak ke sana kemari mencari sosok yang di tunggu nya sejak tadi.
Angin berhembus kencang, udara dingin langsung menyerbu tubuh Gracia yang saat ini hanya mengenakan kemeja lengan pendek tanpa jaket yang melindungi.
Tangan kiri Gracia kembali terangkat, kedua mata nya menatap jarum jam dengan lekat.
Sudah pukul 19.00, namun keberadaan Anin belum juga Gracia rasakan.
Ia masih tersenyum sambil menahan gemuruh jantung nya yang masih berulah.