= Selamat membaca =
_______________________
Pada gadis cantik yang memikat,
Aku ingin mengenalmu lebih dekat.Gadis yang selalu ku tatap dengan lekat dari balik jendela. Setiap hari, sudah empat minggu lamanya.
Aku tidak tau apa yang dia miliki, hingga membuat ku tak bisa mengendalikan diri.
Aku senang memperhatikan nya setiap pagi. Melihat bagaimana posisi ia duduk, bagaimana cara ia membolak balik majalah yang ia baca, membenarkan letak kaca mata bulat nya, atau cara dia minum secangkir minuman, yang tak luput dari pengawasan.
Gadis itu disana setiap pagi, dibalkon kamar nya yang sepi, di jam yang sama, bahkan menit yang sama setiap hari nya. Melakukan kegiatan yang sama, berulang-ulang. Namun aku tak pernah bosan memperhatikan nya.
Aku tak tau siapa namanya, umur nya berapa, kuliah atau bekerja. Yang jelas semenjak ia pindah ke depan rumah ku, dan menjadi tetangga ku, dia sudah menarik semua perhatian ku. Hingga aku rela duduk disini selama satu jam setiap hari, hanya untuk memperhatikan gerak gerik nya.
Tapi aku bukan penguntit ya.
Aku bahkan pernah menunggu dan memperhatikan nya seharian, tentunya dari balik kaca jendela kamar ku. Aku bahkan rela tidak mandi seharian agar aku bisa tetap fokus memperhatikan nya.
Namun ada hal aneh yang mengganggu fikiran ku, aku tak melihat nya keluar rumah sama sekali. Mobil nya masih terparkir disana, tak bergerak walau hanya satu inci. Pintu gerbang rumah nya masih tertutup rapat, bahkan saat malam kondisinya masih tetap sama. Tapi ketika pagi, dia kembali duduk disana, mengulang hal yang sama.
Ya Tuhan, siapa gadis itu?
__
"Kamu itu bengong terus kerjaan nya Gre, hobi nya liatin jendela, jadi telat terus kan sekolah nya" sang mama berteriak seperti biasa, sementara Gracia hanya menunjukkan cengiran nya.
"Hehe iya ini mandi" jawab Gracia lalu segera kabur ke kamar mandi sebelum sang mama mengadakan ceramah dadakan.
Gracia bergegas menuju sekolah, sudah dipastikan hari ini dia telat lagi. Entah sudah berapa kali Gracia di tegur, keluar masuk ruang BK, bahkan di jemur di lapangan. Gracia tak peduli, Gracia hanya peduli pada gadis itu.
Gadis di balkon sebrang kamar, yang semakin membuat hati nya gusar.
__
"Dia tadi pagi pake baju tidur warna Maroon" ucap Gracia dengan mata berbinar "Cantik nya udah kaya bidadari dari surga.. ya ampun Anin, meninggoy gue lama-lama"
Yang dipanggil Anin hanya memutar bola mata nya malas "Loe pernah ke surga?" Ledek Anin "lebay banget heran" lanjutnya.
"Ck!!! Perumpamaan nin, ga bisa banget di ajak gesrek"
"Lagian ya, loe tuh tiap ngajak gue ketemu di cafe ini, yang loe bahas cuma cewek itu mulu, bosen gue denger nya"
"Lu mah Nin, kan gue cuma bisa cerita sama loe doang. Lagian gue kayanya udah suka sama dia, bawaan nya senyum terus kalo inget dia"
"Demi apa loe suka sama dia?" Tanya anin dengan tatapan tak percaya "namanya aja loe gak tau"
"Duh aduh abin, serius. Gue suka sama dia, bahkan gue udah jatuh cinta sama dia, sejak pertama kali gue liat dia duduk di balkon kamar nya"
"Loe sehat kan?" Tanya Anin lagi sambil menempelkan tangan nya di kening Gracia, membuat Gracia berdecak
"Ck!! Rese"