Pintu terbuka dengan cepat, tampil sosok perempuan yang setengah shock. Sebuah tiang infus berdiri tepat disebelah perempuan itu, yang berarti ia sudah pulih, walaupun masih harus dirawat.
Wajahnya yang shock berubah menjadi marah. Alisnya mengerucut dengan mata disipitkan serta genggaman tangannya yang mengeras.
"Ngapain kamu disini?" Tanya Y/n cepat.
"Jenguk lo," Jawabku santai. "Gw boleh masuk?" Lanjutku.
"Tau darimana aku dirawat dikamar ini?" Tanyanya lagi.Situasi mendadak canggung..
Apa dia ga tau kalo gw yang bawa dia ke rumah sakit ini?
"Sahabat lo belom bilang emang?" Jawabku. Y/n menggeleng, dengan tatapan yang masih marah. "Gini, kemaren gw gotong lo ke rs ini karna lo tiba2 pingsan," Jelasku singkat.
"Terus?"
"Gw yang nungguin lu di kamar ini. Ga lama ada telfon dari sahabat lo. Pas dia udh sampai, sahabat lo langsung ngusir gw," Jelasku lagi.
Wajah Y/n mulai melemas, tidak seperti tadi. Ia mulai tenang dan membiarkanku masuk. Aku duduk di sebuah kursi di dekat Y/n sedangkan ia sibuk mencari sesuatu di mejanya.
"Dia udh biarin lo masuk. Ini kesempatan lo lho"
Suara itu muncul lagi. Membuat seluruh tubuhku menjadi tegang.Apa yang ia mau kali ini?!
"Ehm......aku lupa nitip ke Saera, buat beli makanan atau minuman. Aku mau beli ke minimarket rs. Gapapa?" Tanyanya canggung..
"Oh. Gw aja yang beli. Lo diem aja disini, istirahat aja supaya cepet sembuh. Oke?" Ucapku sembari bangun dari dudukku dan bersiap pergi.
"Ooh, oke. Tengkyu ya Wo," Kata Y/n tersenyum kecil.
Anjim! Damagenya ga ngotak
Aku mengangguk dan tersenyum tipis. Ku tarik kenop pintu dan pergi keluar. Sekarang sudah aman bila ingin berbicara dengannya.
"Kenapa keluar? Takut?"
"Menurut lo?"
Gw memutar arah ke sebuah pintu yang bertuliskan kata exit diatasnya. Alias pintu darurat. Dibalik pintu ini tak banyak orang yang berlalu lalang dan sangat mudah diakses dari pada toilet rumah sakit. Ku dorong pintu besi itu dan bersandar dibalik pintu itu.
"Mau lo apa?" Tanyaku
"Jangan sok suci Sangwoo, gw tau lo ga bakal ngelupain wanita itu"
"Lo bisa diem ga? Yang gw mau cuma kehidupan baru,,lembaran baru tanpa ada kekerasan," jelasku tajam.
Semenit kemudian tidak ada kata² lagi yang terdengar di kepalaku.
Apa dia sudah menyerah?
Kembali ke kenyataan,, aku berhenti bersandar dan kembali berjalan. Kali ini menuruni tangga sampai lantai dasar.
Aneh,,Di lorong lantai dasar ini ada sebuah belokan, tidak seperti tadi yang hanya berisi tangga. Tanpa ku pusingkan, aku mulai berjalan menyusuri belokan itu dan mendorong pintu keluar.
Kuedarkan pandangan, mencari letak pasti minimarket rumah sakit yg di maksud Y/n. Hingga akhirnya aku menemukannya setelah bertanya pada seorang perempuan di meja resepsionis.
//Klinung//Ku masuki minimarket itu. Pintunya menggunakan pintu sensor jadi saat aku berdiri didepannya, pintu itu langsung terbuka. Tipe² pintu Mall, tapi ini versi mininya. Aku mulai menyusuri setiap lorong, mencari teh dan beberapa makanan untuk Y/n.
"Mending teh kotak, Yakult atau Olatte ya?" Gumamku.
Kusadari sesosok perempuan berdiri di ujung lorong, tengah memperhatikan gerak gerikku. Aku melirik sedikit kearah perempuan itu dan ia menghilang secara misterius. Karena merasa diikuti, aku akan berusaha menjebaknya. Tetapi sebelum itu, aku harus memastikan apakah ia benar menguntitku atau tidak.
Ku putuskan untuk pergi ke kasir dan membayar semua belanjaanku, berharap perempuan itu hanya terpesona padaku. Aku berjalan keluar minimarket.
Nyatanya perempuan itu terus mengikutiku. Perempuan itu tidak menghilang tetapi menungguku keluar dari minimarket!
Seorang perempuan dengan topi hitam dan masker hitam yang bertengger di wajahnya. Ia berhasil menutupi hampir seluruh wajahnya agar tidak terlihat olehku, tapi penyamarannya tidak akan berlangsung lama karena setelah ini aku akan menjebaknya.
Aku berlari menuju ke pintu darurat dengan cepat. Yang tak kusangka ia bisa mengejarku.
Walau kakiku panjang, dia cukup cepat dalam mengejar langkahnya yang tertinggal lumayan jauh.
Aku memutar arah dan mendobrak pintu darurat. Pintu darurat ini tidak begitu berat, mungkin karena tubuhku yang besar, jadi bisaku dorong dengan mudah. Aku berdiri tepat di sebuah belokan 'aneh' yang tadi aku lewati. Menunggu perempuan itu untuk mendorong pintu darurat.
.
.
.//tap tap tap//
Sebuah langkah terdengar. Kusiapkan kakiku untuk mengganjal di bawah agar perempuan itu jatuh.
dan...
//DUAK!//
Suara seorang perempuan yang terjatuh dengan keras. Ia berusaha bangun. Topinya terlepas saat terjatuh dan maskernya terputus. Ia terbangun pelan dan menoleh ke wajahku dengan alis mengerucut dan mata yang ditajamkan.
Sebuah wajah yang familiar terpampang jelas di mataku.
.
.
."Halo, Sahabatnya Y/n. Kita ketemu lagi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My double sided boyfriend(ReaderXOh SangwooXJiwoon)
FanfictionY/n seorang mahasiswa perkuliahan di korea yang tengah menempuh hidup barunya setelah di buang oleh orang tuanya sedari kecil. Ia menemukan sesosok pria yang ia kira sosok yang bisa membantunya mengubah hidupnya.. tetapi di balik senyum pria itu...