Ku lepaskan tanganku dan membiarkan ia pergi masuk ke ruangan itu. Jujur aku agak tertarik dengannya. Wajahnya terlihat polos dan tak berdosa,pipinya juga tembem banget.
Ku langkahkan kaki ku keluar dari cafe. Memikirkan dia yang akan mencari pekerjaan. "Padahal masih muda, semester 1 pula," gumamku kecil. Aku tak ambil pusing sebenarnya. Kita kan hanya sekedar teman...Iya kan???
Kan???
Masa gw suka sama orang yang baru ketemu sekali sih??
Astaga Jiwoon. Kendaliin diri lo
Aku menatap langit². Hembusan angin dingin yang membelai wajahku seakan memberitahuku kalau hari semakin larut.
Kakiku terhenti saat kekhawatiran muncul di benakku. Kepalaku otomatis turun.
Anak itu bakalan baik² aja ga ya? Udah agak malem juga nih. Perlu gw anterin pulang ga ya...?
Ahh dia pasti bisa pulang sendiri.
Pikirku dan melanjutkan langkahku. Tapi terhenti lagi setelah otak ini membayangkan hal² yang sering terjadi bila seorang wanita berjalan pulang sendirian.
"Asu lah"
Ku balikkan tubuhku dan berlari menuju cafe tadi. Ku edarkan pandangan di depan toko. Siapa tau anak itu sudah keluar. Mataku belum menangkap tubuh perempuan yg kucari.
Apa masih di dalem ya? Masih di wawancara kah?
Ku pegang handle pintu dan di sambut oleh beberapa barista. Dari pada aku gabut ga ngapa²in, aku pun memesan 1 hot chocolate yang segera di dibuat oleh barista tersebut.
Di salah satu sudut ruangan cafe itu ada 4 bangku dengan 1 meja yang ukurannya minimalis jadi tidak memakan banyak tempat, dengan pemandangan yang menyegarkan mata.
Gila kata² gw terlalu dramatis. Sadar Jiwoonnn, lo ga sedramatis ini .
"Atas nama Jiwoon?" Ucap salah satu barista yang membuat pandanganku mengarah ke barista tersebut. "Ah, iya saya," aku mengangkat tangan agar barista itu dapat melihatku. Aku berjalan ke arahnya dan mengambil pesananku lalu duduk di sudut ruangan. Yg ada 4 kursi itu loh..
Pikiranku masih terpaku pada Y/n. Anak pendiam yang duduk di sebelahku saat pertama ngampus. Ku tatap ke luar jendela dan mendapati sesosok pria yang familiar di mataku.
"Kayaknya gw pernah liat dia. Tapi dimana ya?" Gumamku halus. Ku sipitkan mataku untuk memperjelas pandanganku. Lampu jalan yang remang² membuat mataku sulit melihat wajah pria itu.
Mengenakan hoodie hitam dengan badan besar dan tegap berjalan ke arah cafe ini. "Itu siapa sih anjir? Maju dikit kek supaya bisa liat muka lu," gumamku lagi. Selang beberapa menit pria itu terdiam di tengah lampu jalan yang sedang menyala.
Menampakkan wajahnya yang putih dengan kantung mata besar dan rambut kuning.
Sangwoo?
Aku dan pria itu saling menatap...
Hingga sebuah tangan kecil menyentuh bahuku dan mengagetkanku. "Ngapain disini?" Tanyanya yg spontan membuatku membalikkan badan. "Eh udahan?" Tanyaku balik sembari sesekali melirik sangwoo.
"Udah tapi hasilnya bakal keluar seminggu lagi. Kamu nungguin aku?" Y/n kemudian menarik salah satu bangku di depanku dan duduk di hadapanku.
Jantungku berdebar kencang
Perutku terasa ada kupu²nya
Anak ini kenapa selalu bikin gw dag dig dug sih?
Mata kita saling bertatapan hingga sebuah ketukan dari kaca yg mengagetkanku.
"Eh, sangwoo?" Ucap Y/n kaget dan segera beranjak keluar cafe. Aku mengikuti di belakangnya dan berhadapan dengan sangwoo.
Wajahnya seakan menandakan kalau ia lega dan tenang setelah melihat Y/n. Rasa yang tak pernah kurasakan tiba² muncul.
Sangwoo lalu menatapku dengan pandangan dingin. Seakan ingin memulai perang.
Jadi ini yang namanya cemburu?
KAMU SEDANG MEMBACA
My double sided boyfriend(ReaderXOh SangwooXJiwoon)
FanfictionY/n seorang mahasiswa perkuliahan di korea yang tengah menempuh hidup barunya setelah di buang oleh orang tuanya sedari kecil. Ia menemukan sesosok pria yang ia kira sosok yang bisa membantunya mengubah hidupnya.. tetapi di balik senyum pria itu...