11 [Sangwoo POV]

236 39 4
                                    

"Apa mau lo?" Ujar perempuan itu.

"Santai,, kita kenalan dulu. Gw Sang-"

"Woo, Oh Sangwoo. Ga perlu kenalan. Gw udah tau nama lo," timpal perempuan itu.

Ia merapihkan pakaiannya. Menepuk-nepuk siku dan pahanya untuk menghilangkan debu yang menempel.

"Jadi? Lo kesini buat apa?" Ucap perempuan itu, masih dengan tatapan tajamnya.

"Gw belom kenalan sama lo. Yang gw tau, lo sahabatnya Y/n kan?" Tanya ku memastikan.

"Iya, gw sahabatnya. Lo ga perlu tau nama gw. Pergi lo jauh-jauh dari sini!" Cecarnya. Perempuan itu lalu berjalan melewatiku dan mendorong pintu darurat.

Meninggalkanku sendirian di dalam lorong ini. Ku hiraukan sikapnya yang arogan itu. Aku berjalan menaiki tangga hingga sampai di lantai tempat Y/n dirawat.

"Perempuan itu, dia arogan sekali"

Kuhiraukan bisikan itu. Hingga akhirnya, iblis dalam diriku berkata,,

"Apa kau tidak berniat menyingkirkannya?"

Langkahku terhenti sempurna, ku tatap  dinding di depanku dengan penuh amarah. Ku tahan amarahku sembari menghembuskan nafas.

"Diam," Ucapku tajam. Berharap ia bisa berhenti membisikkan hal-hal yang tidak masuk akal kedalam kepalaku. Bisikan itu terhenti, aku sempat bingung, tapi dilain sisi aku lega karna tidak ada bisikan lagi.

Sesampainya dilantai yang dituju, aku melangkah keluar dan menyusuri lorong hingga akhirnya sampai di depan pintu kamar Y/n. Aku mengetuk pintu kamar itu.

....

Tak ada jawaban

Aku menghela nafas sembari berkata,,
"Gw taro belanjaannya disini. Y/n jaga diri lo baik-baik. Jangan memforsir tubuh lo lebih dari ini. Ga baik buat kesehatan lo"

Ku cantelkan belanjaan itu di gagang pintu. Lalu beranjak pergi dari rumah sakit itu. Meninggalkan mereka berdua.

Apa masa laluku seburuk itu sampai-sampai sahabat Y/n membenciku?

Ku gelengkan kepalaku, berusaha untuk membuang pemikiran itu jauh-jauh. Jika aku terus terusan berfikir seperti itu, iblis itu akan kembali mengambil alih tubuhku.

Aku berjalan menuju ke lift terdekat. Memencet tombol turun kebawah dan menunggu sembari melihat handphone.

//Ting//

Pintu lift terbuka. Nampak seorang pria dengan paras menawan dan bertubuh besar. Tengah memandang ke arah yang sama denganku.

Mata kami bertemu. Tatapan yang awalnya santai berubah menjadi serius. Pria itu beranjak dari posisi awal dan mendorong pundakku ke belakang menggunakan tangan kanannya.

Sosok itu berjalan keluar lift, sembari berhadapan dengan ku. Ahn Jiwoon, menyudutiku, tidak memberikanku celah untuk keluar.

"Ngapain lo disini?" tanyanya.
"Gw yang harusnya nanya ke lo. Lo ngapain disini?" cecarku.
"Denger ya. Gw udah denger kejadian kemaren. Gw disini mau mastiin Y/n tetep aman, terlindung dari bahaya. Terutama dari cowo kayak lo!" bentaknya

"Brengsek!"

Ku lemparkan tinjuku kearah wajah tampannya itu. Tak kuasa ku tahan lagi amarahku. Kesabaran masing² orang berbeda-beda. Kali ini, aku sudah cukup sabar menghadapi orang² macam dia.

Tak terima, ia membalas tinjuku. Tepat mengenai perutku.

Bajingan ini!

Pertarungan pun tak terhindari. Kami membalas pukulan satu sama lain. Seorang wanita muncul dari salah satu bilik, berteriak sambil berkata "HEI, ADA APA INI?!"

Lorong yang tadinya sepi menjadi ramai. Keluarlah penghuni dari masing² bilik di rumah sakit ini. Termasuk Y/n dan sahabatnya.

Seluruh pasien panik dan menelfon pihak rumah sakit untuk memisahkan kami berdua. Tanpa sadar mataku melirik Y/n. Dengan ekspresi kaget ia menutup mulutnya sambil membawa barang belanjaan yang tadiku taruh di gagang pintu. Sedangkan sahabatnya,, ia memasang ekspresi dingin. Seakan sudah tau kejadian ini akan terjadi.

Apa ini sudah direncanakan?

Fokusku buyar. Satu pukulan mendarat tepat di wajahku. Aku tersungkur ke lantai. Dengan pikiran yang kacau aku bangkit kembali. Memasang wajah kesal dan berjalan cepat kearah pintu darurat yang tadi ku lewati. Ku tabrakkan pundakku ke tubuh Jiwoon. Tubuhnya tersentak kecil. Ia membuka mulutnya.

"MAU KEMANA LO BRENGSEK?!" teriak Jiwoon

Aku berjalan melewati kerumunan dengan tatapan marah. Menahan semua emosi yang menggumpal di dada. Ku dobrak pintu darurat yang bertuliskan exit itu dan menuruni tangga dengan cepat.

Aku memukul-mukul dinding untuk melampiaskan emosi yang sudah ku pendam.

Bajingan itu, akan ku buat ia sadar dengan posisinya saat ini

Tanpa sadar, iblis yang ada di dalam diriku sudah mengambil alih ragaku..

Ps: Halo readers my double sided boyfriend! Author kembali lagi setelah lama hiatus! Terima kasih karena sudah mendukung cerita ini melalui komen atau vote! Author akan lebih sering upload pada tahun ini. Stay tuned and happy reading^^❤❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My double sided boyfriend(ReaderXOh SangwooXJiwoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang