Aku mempercepat langkahku menuju ke halte bus. Aku memang sempat memikirkan kondisi tangan Sangwoo sebelum akhirnya tersadar kalau aku harus segera menemukan kerja sampingan untuk biaya kuliah dan kosku.
Ternyata menjadi anak kuliahan tidak seseru yang kupikirkan. Tak boleh ada waktu yg terbuang sia-sia hanya untuk bersenang² semasa kuliah ini. Aku memperlambat langkahku sesampainya di halte. Ku langkahkan kaki ku ke dalam bus dan men-tap kartu bus ku. Ku duduk di kursi kedua setelah supir.
Kutatap dalam mentari yg lambat laun turun meninggalkan warna jingga yang indah di angkasa.
Indah, ucapku pelan
Seorang nenek yang duduk di belakangku tiba² berkata. "Ya, memang indah. Disaat-saat seperti ini memang langit terlihat sangat indah," beliau menoleh kearahku.
"Kau anak sekolahan ya?" Tanyanya padaku sembari tersenyum lembut
Kubalas senyumannya dan berkata 'iya' kepada nenek itu. Kami berbincang-bincang mengenai biaya hidup di seoul dan kerja sampingan ku. Bis yang aku tumpangi terhenti di halte yang dekat dengan tempatku ingin mengajukan surat bekerja. Aku berdiri dan sebelum aku turun aku mengucapkan terima kasih atas waktu dan bincang²nya.
Aku bergegas menuju ke tempat tersebut, by the way tempat aku ingin melamar pekerjaan berupa cafeé yaaa. Aku menarik tuas pintu. Ku edarkan pandangan di sekeliling cafè.
Bau kopi tercium sangat kuat sedari aku masuk ke cafè ini. Ruangannya cukup besar dengan design yang cukup unik. Cafè ini memasang banyak sekali AC, suhunya di setting dengan suhu ruangan, jadi tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Ku buka bibirku dan ku keluarkan suara ku..
"Halo, aku ingin mengajukan pekerjaan, aku lihat ada tanda 'dicari pegawai' di depan kaca...." belum sempat ku lanjutkan kata²ku, ku lihat ada Jiwon yg beranjak ingin pergi keluar cafè. Wajahnya terlihat terkejut mengetahui ada aku disini.
"Loh! Kok lo ada di sini?" Tanya Jiwoon dengan menunjuk ke arahku. "Kamu kok ada disini?" Tanyaku balik.
"Lo engga liat gw lagi megang apaan?Gw kesini buat mesen kopi, ada kerjaan gw nanti malem," ucapnya santai.
Mengetahui kalau Jiwoon ternyata sudah ada pekerjaan aku pun terkejut, memang sih Jiwoon tampan dan terlihat berwibawa.... tapi kenapa kerjanya saat malam?
"Emang kerja apa? Jadi model kah? Atau manager?" Ku dekatkan diriku dengan tangan mengepal. Mataku berbinar ingin mengetahui pekerjaannya. Siapa tau aku juga bisa bekerja di tempat kerja nya.
"Lo engga perlu tau. Lo pengen kerja di cafè ini kan? Mau gw panggilin manager nya atau gimana?" Suguhnya padaku. Mendengar itu aku hanya mengangguk mengiyakan.
Jiwoon lalu tersenyum dan berjalan menuju ke karyawan cafè lalu menanyakan dimana managernya. Salah satu karyawan tersebut memanduku dan Jiwoon ke arah ruangan manager.
Sekarang aku tengah berdiri di depan ruangan manager. Ini adalah momen yg menentukan apakah aku akan diterima di cafè ini atau tidak. Kesempatan sudah di depan mata.. tapi... kenapa badanku bergetar...?
Nyaliku menciut saat berdiri di ruangan itu. Tubuhku tiba² bergetar dan seluruh kakiku terasa lemas. Hingga Jiwoon tiba² memegang tanganku. Tangan Jiwoon yg besar seakan menyelimuti seluruh tanganku.
"Hey, lo pasti bisa. Lo harus bisa, engga perlu takut," bisiknya kecil di telingaku. Menimbulkan warna merah di wajahku. Ku tatap wajahnya dan berkata " Thanks udh support aku,aku udh baikan sekarang kamu bisa lepasin tangan aku? Aku akan masuk ke ruangan ini, "
Jiwoon melepaskan genggamannya dan mempersilahkan aku masuk.
Hatiku bergetar...
Ini bukan cinta kan?Ps:Hai! Thanks buat yang udah vote. Btw disini aku pengen tanya, lebih baik y/n diganti dengan nama karakter lain atau tetep y/n?
KAMU SEDANG MEMBACA
My double sided boyfriend(ReaderXOh SangwooXJiwoon)
FanfictionY/n seorang mahasiswa perkuliahan di korea yang tengah menempuh hidup barunya setelah di buang oleh orang tuanya sedari kecil. Ia menemukan sesosok pria yang ia kira sosok yang bisa membantunya mengubah hidupnya.. tetapi di balik senyum pria itu...