Ku langkahkan kaki ku ke dalam bus bersama dengan Y/n. Kita memilih untuk duduk di bangku urutan ke 2 setelah supir. Ia duduk di samping jendela sedangkan aku di sebelahnya.
Setelah duduk ia sempat menatap ke arah jendela untuk beberapa menit dan tiba² kepalanya oleng ke sana dan kesini. Hingga akhirnya kepalanya terjatuh pelan di bahuku.
Seperti ada ribuan kupu² yang hinggap di perutku. Aku tersenyum dan merapihkan poninya yang berantakan.
Cantik.., Gumamku kecil
"Iya cantik banget kan,"
Suara itu muncul lagi.
"Apa mau lo?
"Menurut lo gimana? Dia udh ada di samping badan gw. Gw cuman but-"
"DIAM!" Teriakku yang membuat supir kaget dan menghentikan mobilnya sebentar.
"Kenapa dek? Kok marah²? Saya ga bilang apa² kok," ucap supir dengan nada bergetar.
"E-eh maaf pak. Tadi ada lalat ijo pak, yang bunyinya nyaring banget itu pak. Untung udh keluar tadi hehe," ucapku dengan nada tenang agar si supir tidak ketakutan.
"Owalahh. Bilang dong dek. Bikin saya kaget aja. Memang ada beberapa serangga yang suka masuk ke bis. Tapi cuman beberapa kok," jelas supir bus dan melanjutkan perjalanan.
"Lihat? Lo mudah banget marah, mudah banget kepancing. Orang kayak lo ga pantes jadi pacar dia,"
"Lo bisa diem ga?" Ungkapku sinis.
Suara itu terus memancingku untuk marah. Dengan cepat aku mendinginkan kepalaku agar dapat berfikir lebih jernih lagi. Tak lama bus berhenti di depan halte dekat kampus.
Aku membangunkan Y/n dan mengajaknya untuk turun dari bus. Aku tak sengaja melihat raut wajah Y/n. wajahnya pucat dengan alis yang turun. Menandakan ketakutan.
Apa dia kebangun pas gw lagi teriak?
Apa dia bakal ngejauhin gw?
Gw musti gimana?Beribu pertanyaan muncul setelah aku melihat wajahnya. Kami hanya berdiam²an selama perjalanan ke kampus. Aku tau kalau aku harus memulai topik, tapi tidak ada topik yang muncul di otakku.
"Umm, kamu tau kelasnya ada dimana?" Tanya Y/n memulai topik.
Alhamdulillah, akhirnya ada topik. Gumamku pelan
"Itu disitu, bentar lagi sampe," jawabku. Lalu hening lagi...
Untuk mempercepat waktu aku pun berlari kecil. Y/n juga mempercepat langkahnya. Sempat aku lirik Y/n, wajahnya masih pucat. Aku pun menghentikan langkahku dan berbalik ke arahnya.
"Lo gapapa?" Tanyaku
"Iya gapapa kayaknya," balasnya pelan dengan wajah yang memerah."Kayaknya?"
Aku mengangkat tanganku dan menyentuh dahinya dengan punggung tanganku.
Panas..
"Lo demam. Mending lo pulang aja. Mau gw anterin?" Tawarku yang di tolak mentah².
"Gw pengen ngampus, ini baru hari pertama. Pasti banyak hal yang penting," ucapnya. Dengan segala energi yang ada ia melangkahkan kakinya menuju ke kampus. Tapi langkahnya terlihat lunglai...
Aku hanya mengekorinya dari belakang. Berharap tidak ada kejadian buruk yang terjadi. Sesaat kami sudah menginjak koridor kampus, tiba² ia terjatuh. Dengan sigap aku menangkapnya. Walaupun ia memakai hoodie ku, bisa kurasakan kalau badannya ikut memanas
Untungnya koridor masih sepi, jadi aku tidak sungkan untuk menggendongnya. Karena waktuku sedikit, aku pun berlari menuju uks. Tetapi sesaat sampai disana, pintunya ditutup.
Sial!
Aku kembali berlari lagi. Kali ini menuju ke rumah sakit terdekat. Badan Y/n sebenarnya enggak berat² banget tapi aku kekurangan nafas karna udara dingin.
Sesampainya di luar gerbang kampus, aku mencari2 taksi yang memungkinkan lewat. Beruntungnya ada 1 taksi yang segera menepi setelah melihat kalau aku membawa seorang gadis yang sudah tepar.
"Pak, ke rumah sakit terdekat. Cepetan ya pak!" Ucapku sesaat memasuki taksi. Badan Y/n sudah mulai terasa panas di tanganku.
"Siap, mau lewat jalan yang mana dek?" Tanya driver di waktu yang engga tepat
"Jalan mana aja deh pak yang penting nyampe! Kalo bisa sih ngebut. Calon pacar saya udh tepar nih," tukasku yang dibalas anggukan oleh si driver. Yang membuatku terkejut adalah si driver beneran ngebut sampe ke rumah sakit.
Sesampainya di depan rumah sakit aku segera menghampiri salah satu tenaga medis disana. Tak membutuhkan waktu yang lama, Y/n segera dibawa ke UGD dan di periksa. Aku yang tak bisa apa² mengekori dan berharap kalau ia baik² saja.
"Bapak jangan masuk dulu ya sebelum kami izinkan," kata salah satu suster yang keluar dari UGD.
Sekarang aku hanya bisa berjalan bolak balik di depan UGD.
Tuhan tolong dia..
KAMU SEDANG MEMBACA
My double sided boyfriend(ReaderXOh SangwooXJiwoon)
FanficY/n seorang mahasiswa perkuliahan di korea yang tengah menempuh hidup barunya setelah di buang oleh orang tuanya sedari kecil. Ia menemukan sesosok pria yang ia kira sosok yang bisa membantunya mengubah hidupnya.. tetapi di balik senyum pria itu...