Eps. 5

140 31 4
                                    

Tae Kyung,
Adalah nama pria yang melapor pada Zhong Jian (Hong An).
Ia segera menyisir wilayah sekitar bersama dengan rekan lainnya untuk mencari anak kecil dengan kamera yang di kalungkan di lehernya.

"Sir, sepertinya kita harus berpencar"
"Iya, kalian berdua ke Barat, kalian berdua ke Utara dan aku sendiri akan ke Selatan" jawab Tae Kyung.
"Baik"

Mereka segera berpencar saat hari mulai malam.

"Kemana pria itu?"tanyaku yang berhenti di persimpangan. "Hahh----lagipula kenapa aku harus khawatir? Dia kan polisi"ucapku berbalik untuk kembali ke tempat sebelumnya.

Namun langkahku terhenti seketika dan pandanganku mengarah pada jalan kearah selatan. Terlihat sangat gelap walau sebenarnya hari belum terlalu malam, bahkan lampu disana tak seterang lampu di beberapa jalan lainnya.
Aku menengok kanan dan kiri, namun seakan semuanya menjadi diam dan sunyi. Bahkan suara anjing yang berada di dalam sebuah rumah hanya seperti ketakutan akan sesuatu.
"Asap apa itu?"tanyaku yang melihat seakan ada asap hitam pekat di sepanjang jalan menuju selatan.

"Aagghhhhh"teriak seorang pria. Aku dapat mengenali suara itu yang tak lain adalah junior dari Zhong Jian (Hong An).

Tanpa berpikir panjang, aku segera berlari menuju sumber suara. Dapat ku lihat dari jauh, Tae Kyung sedang dicekik oleh seseorang dengan aura hitam pekat yang keluar dari tubuhnya.
"Lepaskan"ucapku yang masih berlari semakin kencang.

Ku ulurkan tanganku, sebilah pedang merah menyala keluar dan ku genggam erat. 3 orang itu menoleh padaku dengan ekspresi terkejut. Namun yang kulihat bukanlah manusia seperti normalnya, namun mereka berbulu dan bertanduk serta taringnya yang tak kalah panjang.

Syutttt-----
Kibasan pedangku menciptakan percikan cahaya merah. Mereka segera berlari dan melemparkan pria itu. Dua diantaranya terkena tebasan ku dan mati seketika, namun salah satunya berhasil kabur.
Aku melihat pria itu yang di lempar cukup tinggi, dengan sigap aku menangkapnya walau pada akhirnya kami terjatuh dan membuat ku luka cukup parah.
"Aghhh"ucap kami yang jatuh ketanah dengan cukup keras.
"Kau---kau tak apa-apa?"tanyanya khawatir.
"Sepertinya aku mematahkan tulang bokongku"
"Mwo?"
"Kemari"ucapku memukul lehernya membuat persendian di lehernya bergeser.
"Ahakk----uhukk----uhukk----kau gila?" tanyanya sembari berbaring kesakitan.
"Tulangmu bergeser, jika ku biarkan kau akan sulit bernafas"ucapku yang mulai lemas.
"Sebenarnya siapa kau----"
"Panggil Jian sekarang"ucapku lantas tak sadarkan diri.
.
.
Rumah sakit Hwang,
"Sir"panggil Tae Kyung pada Zhong Jian yang keluar dari ruang kamarku.
"Ada baiknya jika kau merahasiakan semua ini"
"Aku masih tak mengerti, dia----dia tiba-tiba muncul dengan pedang? Lalu---- dia juga, membunuh----"
"Tae Kyung!"
"Sir"
"Hah----sulit untuk menjelaskan semuanya, bahkan aku bingung darimana memulainya"
"Ye?"
"Ada baiknya jika kau sebaiknya lupa" ucapnya menyentuh kepala Tae Kyung.

"Jangan"ucapku yang berdiri sempoyongan.
"Sonya?"

Kami bertiga pun masuk kedalam ruang kamar yang ku tempati. Aku kembali duduk di ranjang sedangkan Zhong Jian (Hong An) duduk di kursi sofa dan Tae Kyung tetap berdiri.
"Sebenarnya ada apa ini?"tanya Tae Kyung memecah suasana sunyi.
"Aku juga tidak mengerti, dan ku yakin kau bahkan lebih terkejut dariku"ucapku.
"Apa maksudmu? Kenapa kau----kenapa kau bisa tiba-tiba muncul dengan pedang di tanganmu? Lalu----mayat 2 orang pria itu tiba-tiba menjadi abu"

"Tae Kyung"
"Ya Sir?"

"Yang kau lihat bukan seorang manusia" ucapku.
"Ye?"

"Iblis"
"Kau pikir aku akan percaya? Hahh--- sudahlah, kenapa kalian ini-----"

"Sudah ku bilangkan sebaiknya menghapus ingatannya"
"Menghapus ingatannya bukan berarti kau menghapus luka di partikel rohnya"ucap Denis seketika.

Asp : #2 Dinding PembatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang