Eps. 4

173 36 2
                                    

Taman tepi sungai,
Aku bersepeda kembali ke rumahku, namun ku belokkan stang sepeda ku menuju taman tepi sungai dimana banyak orang yang bersepeda, berlari atau sekedar piknik dan jalan-jalan.
Suasana disana cukup ramai karena hari mulai sore.
"Hahhh-----apa maksud ucapannya tadi? Siapa Denis?"
"Kau memanggilku?"
"Astaga"ucapku yang sontak terjatuh dari sepeda yang ku kayuh.
"Ouhh----kau tak apa-apa?"tanyanya yang jongkok di sampingku.
"Kau ini---tak bisakah kau tak membuatku terkejut?"
"Kau tiba-tiba memanggilku"
"Siapa yang-----aku tak memanggilmu"
"Aku mendengar ada nama Denis dalam ucapan mu"
"Tidak, tapi----kenapa kau selalu ada dimana-mana? Kau menguntit?"ucapku menutup dada.
"Aigeee kau pikir aku punya banyak waktu untuk mengikuti mu?"
"Benar juga, lalu----apa yang kau lakukan disini?"
"Aku joging setiap sore disini, lalu aku melihat mu"
"Aaaa begitu"
"Kau mau tetap duduk disitu?"
"Hm? Ahhh itu----"
"Sini"ucapnya mengulurkan tangan kanannya dengan lembut.

Ku raih tangannya dengan perlahan, namun seketika aku teringat akan ucapan dari Zhong Jian (Hong An).

"Berhati-hatilah dengan pria itu"

"Ada apa?"tanya Denis memiringkan kepala.
"Hm? Aaaa tidak, aku bisa berdiri sendiri" ucapku beranjak namun langkah ku kembali terjatuh. "Aghh---aahhh sekarang apa?"
"Kakimu terkilir, aku akan----"
"Tak perlu"
"Hm?"tanyanya sembari mendirikan sepedaku
"Aku----bisa mengurus diriku sendiri"
"Kau pikir aku percaya? Kau berdiri saja--"
"Kau bisa pergi"ucapku mencoba beranjak namun hampir terjatuh lagi sesaat sebelum Ia menahan tubuhku.
"Kau tidak baik-baik"ucapnya menggendong ku lantas mendudukkan ku di bagian belakang sepeda.
"Apa yang kau lakukan?"
"Ayo kita bersepeda sebentar"ucapnya mulai mengayuh sepeda namun kembali terhenti. "Kau tak mau pegangan?"
"Hm?"
"Pegangan erat, kau bisa terjatuh lagi"
"Iya"jawabku ragu lantas berpegangan.
"Ayo"ucapnya mulai mengayuh.

"Hahhh----" Aku menghela nafas panjang.
"Kenapa?"tanyanya melirik ku sekilas.
'Tak apa"
"Aku suka suasana disini"
"Hm?"
"Kita akan mampir ke minimarket dan membeli plester penghangat untuk kakimu"
"Oh"
.
.
Disisi lain, diwaktu yang bersamaan.
Beberapa pria dengan pakaian serba hitam melompat diantara pohon-pohon yang cukup lebat.
Aku kini duduk di bangku taman dekat minimarket, sedangkan Denis berlari masuk ke minimarket untuk membeli barang.

Krasakk---krasakkk----
Ku dengar suara dari balik semak-semak yang tak jauh dariku. Ku dirikan diriku dengan perlahan untuk melihat arah dari suara itu.
Langkahku sempoyongan karena kakiku yang terkilir, namun ku bulatkan tekat untuk melihat keadaan.

Krasakk---krasakkk----
Suara itu semakin jelas terdengar, terdapat sebuah bak tempat sampah besar berwarna kuning disana.
"Halo? Apa ada orang?"tanyaku memastikan saat ku dengar suara nafas seseorang yang tersengal-sengal, dengan seketika suara itu pun menghilang. Langkah ku terhenti saat aku berdiri tepat di samping bak sampah dan menatap kearah bawah "Aaaaaaaaaaaaaaa" teriakku dengan kencang dan membuat ku tersungkur ke belakang.

Betapa terkejutnya aku saat melihat seorang wanita yang sudah tewas dengan luka lebam di tubuhnya dan bekas cekikan di lehernya.
Namun penglihatan ku tertutupi seketika saat seseorang memelukku. Begitu hangat dan nyaman, Ia membelai rambutku dengan lembut sembari berkata,
"Jangan di ingat, tak apa itu bukan salahmu"ucapnya.
"Zhong Jian?"panggilku dengan getir.
"Tidurlah"ucapnya menepuk pundakku dan aku pun tak sadarkan diri.

Ia mulai mengangkat ku dan membawa ku pergi entah kemana.
.
.
"Sonya? Sonya?"panggil Denis mencariku. Namun sosokku tak kunjung ditemukan olehnya. "Apa yang terjadi dengannya? Aku tadi mendengar Ia berteriak, Sonya dimana kau?"

"Aaaaaaaaaaaaaaa"lagi-lagi suara seorang wanita berteriak.
Denis segera menuju tempat wanita itu berteriak, kali ini seorang pelayan wanita yang ketakutan melihat mayat di samping bak sampah. Beberapa orang ikut berkumpul dan segera menelfon polisi.

Asp : #2 Dinding PembatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang