Eps. 6

110 34 17
                                    

Eungggg----
Eungggg----
Suara erangan yang cukup pelan namun penuh dengan kesakitan. Aku mendengar sekilas sebelum langkah ku memasuki gerbang rumahku.

Aku berbalik dan mengecek sekitar. Suara itu semakin terdengar dengan jelas diiringi suara orang-orang berbicara.
"Permisi, ada apa?"tanyaku pada seorang wanita paruh baya.
"Ada anjing yang hampir tertabrak mobil, tapi untung saja ada pria yang menolongnya. Walau anjing dan pria itu terluka sedikit tapi tak cukup parah"
"Ah begitu"
"Anak muda itu sangat tampan, bukan hanya tampan tapi juga hati yang mulia" ucap wanita lainnya.

Aku berjalan membelah orang-orang yang mengitari pria itu. Dengan seorang gadis yang memberi minum pada sang anjing.
"Kau----"ucapku padanya.
"Sou---? Ahh temanku sudah datang, aku akan membawa anjing ini ke klinik hewan"
"Mwo?"
"Cepat, kau yang menyetir"ucapnya beranjak.
"Siapa kau menyuruh ku?"

"Aku bisa mengantar mu, aku sangat kasian melihat anjing yang malang itu" ucap gadis yang tadi memberi minum.
"Aku tak melihat kau begitu peduli" tegasnya.
"Ye?"
"Kau yang lebih dekat dengan anjing ini, tapi kau tak mau bergerak untuk menyelamatkannya. Jadi simpan saja rasa peduli mu yang palsu itu! Kau, cepat masuk!"ucapnya mendudukkan diri di dalam mobil.
"Sialan!"

"Kenapa semakin banyak gadis yang sangat murahan"sindir ku.
"Mwo?"
"Pergilah sebelum kau menjadi bahan pembicaraan"
"Kalian ini, aishhhh!!"

Ku dudukkan diriku di kursi kemudi.
"Apa ini?"
"Mwo? Jangan bilang kau tak bisa mengendarai Lamborghini"
"Sebenarnya----"
"Lihat aku"

Ia menunjukkan beberapa pengarahan sebelum akhirnya aku bisa menyetir dengan lancar.

.
.

Klinik Hewan,
"Untunglah Ia hanya terluka karena goresan, tak ada luka serius"ucap seorang dokter wanita.
"Hahh-----syukurlah"
"Kau bisa menaruhnya disini selagi masa pengobatan, aku akan mengembalikan anjing ini pada pemiliknya karena anjing ini memiliki kalung identitas"
"Iya baiklah, jaga dirimu baik-baik" ucapnya membelai anjing itu lembut.

"Kenapa pria ini terlihat sangat imut, aaaaaaaaaaaaaaa dia ternyata penyayang hewan. Aku sangat ingin mengelus kepalanya dan mencubit pipinya"gumanku dalam hati sembari menatap pria itu.

"Mwo? Kau terpesona denganku?"

"Ku tarik kata-kata ku tadi"gumanku dalam hati sembari memalingkan wajah.

"Jadi---kau mulai terpesona denganku?"
"Dari mana kau dapatkan kepercayaan diri seperti itu?"tanyaku heran.
"Tak ada yang bisa menolak ketampanan ku, aku tau itu jadi kau jujur saja"
"Heol, apa artis Korea selalu percaya diri seperti ini?"
"Sebenarnya-----aku bukan artis"
"Mwo?"
"Ahjuma selalu melihat ku di tv saat aku---- yeah dia mengira aku menjadi artis. Walau aku juga pernah membintangi beberapa drama yang ternama"
"Kenapa kau katakan itu padaku?"
"Entahlah, aku merasa----"
"I don't know and I don't care, bye"
"Kau----"

"Ahhh kepalaku sangat sakit"ucapku memijat kepala saat berpaling darinya.

"Ini hampir malam, tak mau ku antar pulang?"
"Aku bukan bayi"jawabku tanpa menoleh.

Apotik,
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Ah aku merasa sangat pusing akhir-akhir ini mungkin karena banyak belajar untuk ujian. Dan juga aku sedikit lelah, jadi bisa kau beri aku obat pusing dan obat tidur? Ah iya, dalam bentuk kapsul jangan tablet"
"Baiklah, tunggu sebentar"

"Boleh aku minta alkohol, dan perban?"
"Kau----"
"Mwo? Kenapa kau berbicara banmal padaku? Kita tidak saling kenal"
"Heol, baiklah----maaf Ahjussi"
"Ahjussi? Kau ini----hwaaa----aku masih muda"
"Terserah, itu----kenapa kau kemari? Kau mengikuti ku?"
"Mana mungkin, aku juga terluka"ucapnya memperlihatkan lengan kanannya yang tergores.
"Kau----baik-baik saja?"
"Iya----sedikit perih"
"Mau ku bantu mengobati?"

Asp : #2 Dinding PembatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang