01

124 45 31
                                    

       Sepeda berwarna merah yang ku kendarai melaju pesat menuju sekolah yang berada didalam perkampungan, tak jauh dari rumah.

Hari ini alarmku mati yang membuat aku terburu buru menuju sekolah hingga telat. “TORE !! kamu telat lagi, ini udah ke 7 kali nya kamu telat, sekarang kamu berdiri di lapangan sampai jam pelajaran ke satu selesai,” bu Siti yang sambil berdiri di depan pagar terlihat marah karena keterlambatan ku ke sekolah. Aku pun memarkirkan sepeda ku di lapangan lalu mulai berdiri dengan pasrah.

     Jam pelajaran ke satu selesai dan aku pun mulai masuk ke gedung sekolah yang berwarna coklat, berbentuk kastil kerajaan yang sangat luas, tapi sedikit kusam dan berdebu dikarenakan kurang perawatan.

Lalu aku mulai naik ke lantai dua menuju kelas XllB. “hi Tore..laki laki tukang terlambat hahaha,” sahabat ku bernama Isnin meledek ku dari bangku depan, “berisik,” ujarku.

Guru mulai masuk kelas. Jam pelajaran kali ini adalah pelajaran matematika, ya, aku sedikit mahir dalam menghitung, dari aljabar, bangun ruang dan lain lain.

Sambil menyatat dan mendengarkan bu Siti yang sedang menjelaskan materi aku diam diam melirik kearah teman perempuan sekelasku yang duduk di barisan kedua dari depan yang bernama Syam.

Ya dia cantik berkulit halus putih dan wangi, bukan hanya fisik nya tapi hati nya juga, dia sering membantu ibu kantin, membersihkan kelas, membantu guru, dan lain lain. Coba saja dia jadi istri ku di masa depan nanti, pasti sangat indah, “Tore!,” suara bu Siti mengacaukan lamunan indahku.

“ Saya tau kamu pintar matematika tapi saya tolong kamu perhatikan kedepan terlebih dahulu!,” bu Siti yang sedang menjelaskan terlihat jengkel hingga membuat kaca mata nya sedikit terperosot ke hidung.

      Jam pelajaran ke dua pun selesai, “hooaaaamm,” sesaat aku menguap dikarenakan mengantuk, “Tore..Tore...di mana gak di mana ngantuk mulu,” Isnin sahabatku dengan paras putih, dan berambut belah pinggir itu langsung duduk di sebelahku dan memulai pembicaraan,

“ya orang ngantuk mau gimana?”

“eh Re, tadi kan bu Siti ngasih tugas kelompok, nah anggota kita kurang satu gimana nih?”

“Hmm”

“Heh jangan tidur mulu ngapa, nanti kalo Bu Siti tau anggota kita kurang satu gimana?”

“Hmm bilang aja kalo dighosting ama anggota sendiri”

“Mana ada ghosting ghostingan di kelompok, tolol”

       Isnin terlihat kesal karena candaan ku. Aku mendengar langkah kaki menuju ke meja ku, seperti nya perempuan.

“eh Tore aku dengar kelompok mu kurang satu ya, aku boleh gabung gak?,” sebentar seperti nya aku kenal suara ini di suatu tempat, siapa ya? Begitu aku angkat kepala ku dari meja tak ku sangka itu suara Syam.

Perempuan terpopuler di sekolah dan perempuan incaran ku juga. Bagai mana bisa putri raja ini ke meja ku?, dan bagaimana bisa dia tertarik bergabung ke kelompokku? “boleh banget kok apa lagi yang masuk cewe cantik eh maksud nya baik,” isnin menyelak mulai mengambil kesempatan.

“heh yang ditanya tuh gw bukan lo,” syam terlihat ketawa mendengar pembicaraan aku dengan Isnin. “yaudah Syam aku tulis dulu nama lo di buku tugas,” aku mulai mengeluarkan buku tugas dari tas. “ok dah, makasih ya Re, oiya kamu kalo nanti malem ada acara gak? Kalo gak ada kita bisa ketemuan kan?,” lah sejak kapan? Sejak kapan aku sekolah di sini selama hampir tiga tahun dan baru kali ini diajak ketemuan ama perempuan yang populer di satu sekolah.

“e..bis bisa kok Syam, kebetulan jadwal aku kosong banget nanti malem”

“ok nanti malem ya jam delapan, jangan sampai telat,” Syam pun meninggalkan meja.

“aku rasa kau akan telat nanti malam Re hahaha,” Isnin mulai meledek ku lagi, Jika saja kelas ini sepi mungkin buku tugas yang se tebal buku novel ini sudah kendarat kemuka dia sedari tadi.

       Malam nya dengan gugup disertai rasa bahagia aku pun berangkat menuju tempat yang dijanjikan oleh Syam dengan menggunakan motor kebanggaanku yaitu motor jenis harley berwarna hitam dengan sedikit modif di bagian spion dan knalpot, dan aku yang sudah rapih menggunakan jaket sukajan yang sedang tren akhir akhir ini, dengan bawahan celana levis.

Terlihat Syam sedang duduk di sofa persis di samping jendela cafe sambil mengenakan kaos hitam lengan panjang dengan rambut yang diikat yang membuat dia begitu sangat cantik sekali, bagaikan rembulan purnama bercahaya di malam hari.

Setelah memarkirkan motor kebanggan ku, aku mulai masuk dan duduk berhadapan dengan Syam,”apa aku telat Syam?,” aku bertanya gugup.

“gak kok Re, kamu gk telat malah kecepetan.”

Syam menjawab dengan tersenyum sambil melepas ikatan rambut nya, Yang membuat hatiku ingin terbang sampai ke atas langit menuju bintang bintang.

“oh gitu, kirain aku telat, oiya Syam apa yang mau diomongin sampe ngajak janjian gini?”

    
“itu Re,kalo boleh... mau gak lo minjemin motor lo buat pacar gw, soal nya lusa depan gw sama pacar gw mau jalan jalan, bareng anak motor tapi motor dia malah rusak dan dia belum ada duit buat benerin motor,” seketika hati ku yang tadi berbunga bunga bagaikan bunga mawar berubah menjadi bunga bangkai.

Tau gitu aku gak usah repot repot mandi dan memakai minyak wangi kalau ujung ujung nya hanya sekedar meminjam motor.

Sudah lah aku terlalu berharap sehigga hati ku menjadi sakit. “Yaudah nih kunci nya,” jawab ku dengan cuek.

“tapi Re... aku kan gk bisa naik motor jenis gigi”

“yaudah sini gw anterin.” Dengan perasaan sedikit kecewa aku keluar dan mulai menyalakan motor. Lagian Ngapain aku sedih? Itu hak dia, lagian aku juga bukan siapa siapa nya dia.

Selesai mengantar, Syam pun berterimakasih dan aku pulang dengan jalan kaki, karena motorku sudah aku pinjamkan ke syam sambil disertai rasa sedih.

“Bos, ngapain malam malam ada di sini?,”

Anak buah ku yang kebetulan lewat mendatangi ku dengan menaiki mobil jenis matic yang sedikit mewah sambil membuka kaca mobil.

“diam kau botak, aku sedang menjadi sad boy,”

“bagaimana bos geng motor bisa menjadi sedih?”

“entahlah tak, aku hanya kecewa karena cinta”

    “cinta? Kau baru sekali bos kalau saya sudah berkali kali dikecewakan oleh perempuan, kata perempuan yang pernah aku temui ‘kamu terlalu baik’, ‘kamu itu preman aku gak suka’, padahal mereka hanya mencari yang punya rambut, tapi yasudah lah yang berlalu biarlah berlalu, jodoh itu takdir jadi tidak perlu terlalu dicari”

“iya...btw tak, gw gak dikasih tumpangan nih?”

    “gak dulu bos saya buru buru mau ada janji ama temen, yaudah bos saya duluan ya,” mobil matic warna hitam itu pun melaju cepat meninggal kan ku yang sedang kehujanan ini.

“Yeuu anak buah gak guna,” gumamku. Hujan semakin deras mau tidak mau aku pun meneduh di halte bus, aku tidak mau merepotkan anak buah ku untuk menjemputku hanya karena hujan.

     

CRUZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang