06 : pertemuan kembali dengan dia

22 15 3
                                    

1 jam 30 menit pertempuran pun selesai, dan hanya menyisakan aku dengan Dux yang sedang berdiri sambil merapihkan rambut nya yang berantakan dan basah karena hujan. "sekarang hanya menyisakan aku dan kau bocah", Dux mulai menghampiri diriku yang sudah berantakan ini.

"ya akhirnya", ucap ku dengan napas yang sedikit berat. "ingat perjanjian kita bocah, kalau aku menang kau serahkan gangster mu yang bernama Cruz itu, dan jika kau yang menang kau boleh mengambil 3 gangster ku", aku mengabaikan perkataan Dux dan mulai berlari kearah nya untuk memulai penyerangan, Dux dengan sigap menggelak pukulan ku yang sudah mulai melemah ini. "sepertinya kau sudah mulai lelah bocah, hahahaha", Dux menangkis tendangan yang nyaris mengenai muka nya. Perkelahian dengan Dux berlangsung dengan hebat walaupun aku sudah selelah ini tapi sisa tenaga ku masih lumayan banyak.

"asal kau tahu bocah selama pertarungan tadi aku hanya menggunakan sepertiga dari seluruh kekuatan ku, hahaha matilah kau dan Cruz akan menjadi milik ku"

"jangan sombong dulu bangsat!"
Hanya butuh sekitar 50 menit aku kalah dari pemain UFC itu, ya gila saja jika aku berhasil mengalahkan Dux, aku saja habis mengalahkan 300 orang sendirian. Aku sudah terkapar bersama 500 orang lebih disertai dengan rintik hujan kecil, semua sudah berakhir kini aku hanya memimpin kelompok mafia pagata, hahaha aku sudah terlalu percaya diri pada akhir nya aku kalah juga, seharus nya aku mendengarkan kata kata sahabat ku kemarin.

7 bulan kemudian setelah kejadian di pelabuhan mati sektor 2. Cruz sudah di tangan Dux, kelompok yang aku bangun secara susah payah ketika masih duduk di bangku kelas satu smp hilang begitu saja. "sudah lah Re, gak usah dipikirin mending sekarang lu fokus ke kuliah dulu", Isnin yang duduk di sebelah ku memulai pembicaraan ketika dosen di depan sedang menjelaskan materi kuliah. "gimana gua mau fokus kalau Cruz diambil begitu aja ama Dux."

aku memelankan suara takut terdengar oleh dosen. "yaudah nanti begitu kelas selesai kita pergi ke cafe lu kaya biasa sambil bikin rencana buat tarik lagi kelompok Cruz ke tangan lu", pak Dosen mulai melirik kearah kami berdua yang sedang mengobrol santai, kami pun langsung menghentikan pembicaraan itu.

Sesampai nya di cafe aku sangat tidak percaya aku melihat Syam yang sedang duduk di kursi favorit nya tepat di samping jendela cafe yang lumayan besar itu. Sudah dua tahun lama nya aku tidak melihat Syam datang kemari. Isnin mulai mengedipkan sebelah mata nya kode untuk mendekati Syam.

"Syam?", aku mulai bediri di samping Syam yang sedang mengetik laptopnya dangan jari jemari yang cantik itu. "ya?", saat Syam mendongak ke arah ku aku melihat jelas muka Syam yang sangat cantik itu, sial ini sudah ketiga kali nya aku ingin terbang.

"masih inget gw gak Syam?"

"Tore?"

"hahaha iya ini gw Tore"

Syam langsung bangun dari duduk nya dan mulai memeluk ku, shit! apa ini? Apa ini hari keberuntungan ku?. "aku sangat rindu dengan mu Re", Syam memeluk ku sambil meseteskan air mata nya, Isnin dan barista cafe yang sedang berdiri di meja kasir hanya melihat ku dengan Syam berpelukan hingga terharu, aku pun membalas pelukan nya dengan perlahan.

"iya gw juga kangen sama lu Syam", ucap ku lembut sambil tersenyum.
Aku dan Syam lansung berbincang hangat.

"jadi Syam lu kuliah di mana?", aku mulai membuat topik baru.

"di sektor 3"

"dekat dong?"

"ya...lumayan lah"

"lu pindah apa gimana?"

"iya gw pidah pas ayah gw harus kerja di luar negri 2 tahun lalu dan baru sekarang balik lagi"

Aku mengajak Syam pergi jalan jalan di sore hari dengan motor Vespa berwarna hitam. "gimana kalo kita ke taman aja Syam?", aku bertanya dengan nada yang sedikit keras berusaha mengalahkan suara angin. Syam hanya mengangguk lembut di pundak ku.

CRUZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang