08 : tanding ulang

12 3 1
                                    

Entah apa aku yang sudah lama tidak latihan atau memang latihan bela diri jiujitsu ini sangat berat. Hah... aku sangat lelah. Ini saja baru minggu ke 2 tapi rasanya badan ini seperti habis di tabrak oleh 5 mobil truk sekaligus.

"Ayo lah Re, ini hanya permulaan belum ke inti latihannya, and you punya waktu 2 minggu lagi kan?", pak Tener mulai memotivasi diriku yang sudah kelelahan sehabis joging. "Tore, Tore, lu baru joging aja udah cape", Isnin datang sambil membawa 3 botol air mineral.

"Hah....hah...kalo, kalo joging biasa gw bisa, ini joging 5 kilo meter bolak balik anjing!",
Mereka berdua mulai tertawa.

Dua minggu berlalu. Waktunya sudah tiba, saatnya aku mengambil kembali kelompok yang sudah aku bangun setengah mati itu, dengan bermodalkan latihan seperti tentara selama 1 bulan. Kini aku akan mengalahkan Dux si raja UFC.

Aku pergi ditemani dengan Isnin dan saat aku datang ke tempat yang dijanjikan ternyata itu hanyalah tempat bar bawah tanah, tempatnya para penjahat, pelacur, bandar narkoba berkumpul.

Ketua yakuza sudah terlihat sudah duduk di lantai dua menunggu pertarungan berlangsung sambil meminum segelas wine ditemani dengan ketua ketua lain nya. Ternyata banyak juga yang datang, ada dari bagian barat, dan timur. Yaitu kelompok Vider di bagian barat, dan kelompok Veter di bagian timur.

Semua orang bersorak rusuh begitu aku masuk ke dalam ring tinju. Aku mulai melepas pakaian dan hanya menyisakan celana pendek yang pendeknya hanya sampai di bawah dengkul.

Dux mulai memasuki ring tinju. "Tore...aku tidak mau kamu menyesal, jadi kalau kamu mau batalin pertandingan aku izinin sekarang juga, gimana?"

"cukup basa basinya Dux, mulai pertandingan nya sekarang", aku memasang hand di sebelah kanan dan kiri.

Wasit pun menjelaskan peraturan pertarungan. Tidak boleh adanya senjata, bebas menggunakan ilmu bela diri apa saja, pertarungan akan berlangsung selama 30 menit, bentakan tangan ke lantai tanda menyerah.

3,2,1, "TING!", pertarungan dimulai dengan sengit. 5 pukulan sudah kuterima, dan baru 3 pukulan yang du terima Dux. Sangat susah untuk mencari celah saat bertarung dengan atlit UFC, seperti bertarung melawan beruang buas.

5,7,9, 15 pukulan sudah kuterima. Mukaku sudah penuh dengan darah, tapi tekatku tak akan pernah musnah. Aku mulai memasang kuda kuda kembali, dan mulai bersiap siap untuk menerima serangan berikutnya.

Keadaan seketika terbalik Dux yang tadi nya sudah sombong, dan sudah merasa dia akan menang tiba tiba terkunci di bagian leher. Bos yakuza yang tadi nya terlihat bosan, langsung berdiri serius.

"Apa yang kau lakukan keparat?!", cih ternyata bos yakuza itu bertaruh untuk Dux. 5,4,3,2,1, hentakan pun mau tidak mau dilakukan Dux, sebelum dirinya bertemu dengan yang maha kuasa.

"Pemenangnya adalah.... Sognatore...!!" Wasit mengangkat tangan kananku, hahaha aku ingat sekali saat itu entah aku yang sudah lelah apa memang benar benar ayahku ada di dalam bar itu sambil bertepuk tangan dan menangis haru atas kemenanganku.

Selesai pertarungan wasit menawarkan pengobatan tapi aku menolak, aku hanya sibuk mondar mandir di sekililing bar untuk mencari ayahku.

"Lu ngapain sih Re?", Isnin datang menghampiriku yang sedari tadi hanya mondar mandir tidak jelas.

"Hmm, gak, gua mau jalan jalan aja"

"Oh..yaudah nih minum dulu, dari tadi lo kan belom minum"

"Ah, iya, makasih , Nin"

3 anggota B datang menghampiriku dan Isnin yang sedang duduk santai di dekat barista. "Misi Re, si Dux mau ketemu, sudah ditunggu di ruang VIP", ucap salah satu anggotanya.

Istirahat sudah cukup, saatnya persetujuan kontrak.

"Tore....ah, mungkin gw gak sopan manggil Tore doang, saat nya gw manggil lo tuan Sognatore", Dux hanya duduk sambil memutar mutarkan gelas yang berisi wine.

"Terserah mau lo manggil gw Tore atau Sognatore, sekarang yang penting balikin geng gw!"

"Hahaha, santai santai, sini duduk duduk kita minum dulu"

"Gw gak minum barang haram kaya gitu, oiya pantes aja lo kalah orang tiap hari minum nya beginian", Dux tertawa dan dia tidak terpancing emosi hanya mengakui bahwa dirinya memang kalah karena terlalu sering meminum minuman keras.

"Sekarang semua anggota Cruz sudah gw kirim pulang ke sektor 3, dan kalo ada apa apa lo bisa telepon gw. Ini kartu nama gw", saat itu aku kurang sudi menerima kartu nama itu, tapi Isnin menyarankan untuk menerima nya.

Saat sudah sampai di cafe terlihat banyak sekali anggota anggota Cruz memenuhi cafe. "KETUA!", semua anggota menyambut kedatanganku dengan serentak.

"Hari ini kita pesta merayakan kemenangan ketua, ketua yang traktir horee..!!!", Isnin asal bicara agar suasana makin meriah.

Kami berpesta kecil kecilan di cafe sampai malam tiba. Semua pulang terkecuali aku dan Isnin yang masih tepar di atas sofa. "Akhirnya semua telah usai", gumam Iky si barista cafe sambil bertolak pinggang memegang sapu.

Aku dan Isnin bangun mulai membantu Iky membersihkan cafe. "Congs atas kemenangannya Re", Iky memberikan segelas kopi hitam kepadaku sehabis membereskan cafe yang sangat berantakan.

"Ah, hanya melawan Dux bukan apa apa, hehe", gurauku.

"Emang lo gak tau kalo Dux itu tangan kanan dari salah satu singa kembar?"

"Hah!?"

"Iya, lo tau kan kokoh Avan. Nah Dux itu tangan kanan nya kokoh Avan"

"Berarti gw kekuatan setara dengan kekuatan tangan kanan 7 singa kembar?" Tanyaku sambil tersenyum gembira bukan main.

Terimakasih yang masih setia membaca wp Cruz!!🥳🥳

Maaf banget ya rada lama up nya, karena keluarga author lagi pada sakit🙏.

Jadi mohon maaf sebesar besarnya buat para readers karena sudah menunggu lama hampir satu bulan lamanya.🙏



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRUZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang