Scene 09 : Katanya Bincang Santai

200 40 18
                                    

Usai menerima pesan berantai yang mengejutkan sekaligus bikin senewen, Ashita bergegas ke luar rumah untuk menelpon ayahnya anak-anak alias Atreo. Dia menitipkan anak-anak pada keenam ibu muda di dalam. Sengaja keluar, biar enak kalo misal kelepasan mengumpat.

Ashita menatap layar ponsel pintarnya yang menampilkan nomor Atreo cukup lama sebelum akhirnya betulan memulai panggilan. Nada dering lelaki itu terdengar beberapa detik setelah panggilan dimulai, membuat dengusan Ashita terdengar. Lagu yang dipakai sebagai nada deringnya adalah lagu yang pernah Atreo nyanyikan di hari pernikahan mereka dan setiap ulang tahun Ashita serta anak mereka, Remember Me dari film animasi Coco.

Tak lama, panggilan terhubung dan suara bariton milik Atreo terdengar. "Halo."

"Gak usah basa-basi, langsung ke inti yang mau kamu omongin aja."

Helaan napas yang begitu lelah terasa sampai ke Ashita, namun dia enggan mengakui. "Bisa gak kamu bicara baik-baik sama aku, Ci? Aku gak mau ribut sama kamu, please."

"Dengan kamu minta ngobrol kaya gini aja udah aku anggap cari ribut, Atreo. Jadi, apa? Kamu mau bilang apa? Waktuku gak banyak, aku harus urus Adya sama Kirana." Ia sengaja menekan intonasi di kalimat terakhir, agar Atreo segera menyelesaikan urusannya.

"I missed our kids."

"Of course you will, Atreo." Mata hazel Ashita melirik dua buah hatinya yang asyik main pasir dengan Sachi. Senyum terbit tetapi nampak ingin tenggelam, pedih. "Tapi kamu sendiri yang memilih buat meninggalkan mereka, terima aja anggap sebagai hukuman karena berbuat jahat ke anak yang belum paham apa itu dosa."

"Ashita Soteria."

"Apa?"

"You doesn't have to be this way, kita bisa bicarakan semua baik-baik."

"Terakhir kali aku bisa bicara baik-baik sama kamu, waktu aku tanya kamu masih mau bertahan sama Tavisha atau sama anak-anak."

"Kamu tau aku gak punya pilihan waktu it—"

"Kamu tau aku gak punya pilihan waktu it—"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu punya, Atreo." Sebulir air mata terjun bebas menyapu kalut di wajah Ashita, lalu memanggil kawanannya di detik selanjutnya. "Kamu punya pilihan, tapi kamu gak cukup berani memilih selain Tavisha. You could've had it all but you choose her, thats why you left us."

Divya dan lima ibu muda lainnya sampai berdiri memantau dari dalam rumah. Ekspresi mereka kurang lebih mirip meski tidak serupa, khawatir juga kesal. Nayla malahan sampai menggigit kuku-kukunya yang baru kemarin di-manicure. Thala dan Rahma berangkulan, Soja nemplok di kaca, Ody hanya bersedekap tanpa bicara apa-apa, dan Divya berulang kali menyugar rambut.

"Ashita nangis," ujar Ody menahan emosi. "Darn it, Atreo."

Rahma menoleh, menunjukkan wajah seolah menyetujui perkataan Ody. Sementara Thala berseru, "Udah gue duga, kaga bisa didiemin bentar emang si Teo!"

Get Ready With Us : FamancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang