Yaa jadi begitu.
Ashita, Adya, dan Kirana ikut bersama Atreo ke apartemen Atreo. Walau tentu saja, hampir ada perang yang pecah di tengah banjir menghadang. Adimas melarang, tapi tidak bisa lebih lanjut.
Mau adu otot sampai bonyok pun, Atreo akan menang. Sadar diri aja gitu, Atreo suaminya Ashita sedangkan dia hanya teman. Meski hingga kini perempuan dua anak di depannya itu ogah mengakui Atreo masih jadi suaminya.
“Kalo ada apa-apa langsung kasih tau gua.”
Atreo berdecak malas, “Ashita pergi sama gue, bukan sama Sumanto.”
“Ya justru itu dia. Mending-mending dia pergi sama Sumanto, seenggaknya Sumanto udah tobat gak kaya lo.”
“I’m her husband, for the God’s sake!”
“Dih, pede banget ngaku-ngaku gitu? Lupa lo punya dosa sebanyak apa ke Asih, Adya sama Kia?”
“Adimas—”
Ashita menarik lengan kiri Atreo, berupaya menahan terbitnya keributan lebih lanjut. Malu. Malu sama anak-anak dan malu sama tetangga. Urusan dirinya yang tidak punya suami saja masih hangat dibicarakan ibu-ibu.
“We’d better go. Kasian Adya sama Kia, dari tadi kecapekan beres-beres.” Iris hazelnya menatap Adimas lalu tanpa kata ia masuk ke dalam mobil Atreo.
Adimas hampir mendengus sebal jika Ashita tidak kembali menghampiri untuk memeluknya sekilas. Ia berujar, “Maaf ya, makasih udah mau direpotin sama gue dan anak-anak.”
“Jangan mau kalo diajak macem-macem sama si kampret.”
Atreo langsung memasang gesture mengajak ribut, matanya melotot dan satu telunjuknya teracung ke depan muka Adimas. “Gak usah memprovokasi istri orang, pikirin tuh kehidupan percintaan lo yang lebih suram dari pemakaman umum.”
“Deh, berisik amat nih bapak-bapak satu.” Tidak ambil pusing, Adimas main membuka pintu belakang mobil sebelah kiri di mana Adya dan Kia alias Kirana berada. “Adya, Ayah Didim titip Kia sama Ibu ya? Kalo ada apa-apa, langsung kasih tau Ayah Didim oke, Jagoan?”
Keduanya lalu melakukan gerakan adu kepalan tangan layaknya brader-brader masa kini yang hobi nongkrong. Melihat itu Atreo jelas makin panas, pemirsa. Jadilah dia langsung menutup pintu tanpa permisi.
Hasilnya? Kepala Adimas tergencet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Ready With Us : Famancy
Ficción GeneralFamancy /fa. man. cy/ n. The art of loving your family in returns. | WARNING | Cerita ini mengandung konten tak masuk akal yang bisa membuat perut kalian sakit dikarenakan kebanyakan tertawa atau bisa juga sakit mata karena kebanyakan menangis. © 20...