Setelah mengantarkan Eve ke rumahnya, Sou dan ibunya pun pamit pulang.
"Ka-san, tadaima" ucap Eve.
"Okaeri, Eve-sama"
"Bibi, ka-san belum pulang?" tanya Eve.
"Belum, mungkin hari ini nyonya akan pulang agak larut, dan Eve-sama, diantar siapa?"
"Eve diantar oleh teman Eve"
"Wah, Eve-sama sudah punya teman? Itu bagus"
"Iya, namanya Sou, dia baik- oh, Eve lupa mengembalikan jaket Sou"
"Tidak apa-apa, kalian akan bertemu lagi besok kan?"
"Benar"
"Nah kalau begitu, jaketnya bibi cuci ya, dan makan malam sudah bibi siapkan di meja, silahkan dinikmati"
Eve menyerahkan jaket Sou pada bibi.
"Terimakasih bibi, dan...sabunnya jangan terlalu banyak ya, Eve tidak mau bau Sou hilang" ucap Eve polos.
Bibi tersenyum kecil. "Baik Eve-sama"
.
.
.
Eve terlahir di keluarga yang kaya. Namun lahir di keluarga kaya tidak menjamin hidup akan bahagia, bukan?
Meskipun kehidupan Eve terbilang sangat didambakan, namun orang tua Eve tak pernah meluangkan waktunya untuk Eve.
Sejak ayah Eve meninggal dunia, ibunya semakin gila bekerja demi bangkit dari kesedihannya tanpa memperhatikan anaknya.
Hari esok, hari yang ditunggu-tunggu oleh Eve, karena ia akan bertemu lagi dengan teman pertamanya.
Dia segera bersiap-siap untuk berangkat ke taman kanak-kanak nya.
"Eve-sama, ini jaketnya sudah bibi cuci"
"Terimakasih bik"
"Eve-sama ayo sarapan dulu"
"Tidak usah, Eve makan roti saja, dadah bibi" Eve mengambil sebuah roti kemudian bergegas masuk ke mobil.
[Pulang sekolah]
Senyuman masih terukir di wajah Eve, dia melangkahkan kaki kecilnya dengan senang, menuju bangku taman, tempat pertama kali ia bertemu dengan Sou.
"Aku harap aku bisa terus bersamamu Sou"
Eve sampai di bangku taman.
Dirinya menemukan sebuah surat bertuliskan namanya beserta sebuah perahu kertas.
Eve melihat sekitar, memastikan apakah ada yang mencari atau mengambil surat ini.
Tapi tak ada yang kunjung mengambil surat itu.
Eve duduk, kemudian membuka surat itu.
Teruntuk Eve
Hai Eve, ini Sou, aku yang menulis surat ini.
Semoga saja yang mengambil surat ini adalah Eve.Maaf ya, aku tidak bisa menemui mu hari ini. Padahal kita baru kenal sehari.
Aku menulis surat ini karena aku ingin minta maaf denganmu, maaf ya, aku mungkin tidak akan bertemu denganmu lagi.
Sepulangnya aku sehabis mengantarmu pulang, ibuku memberitahu ku bahwa ayahku baru saja mengalami kecelakaan, dan di harus dirawat di luar negeri.
Dan kami juga harus ikut merawat ayah di luar negeri, sampai ayah sembuh.
Sekali lagi maaf dan terimakasih ya, aku senang sekali bisa bertemu dengan Eve, walau kita baru saja kenal, tapi aku sudah menganggap mu sahabatku.
Maafkan aku, aku tidak bisa menepati janjiku padamu, aku tidak bisa membuat perahu kertas bersamamu, padahal aku sudah janji.
Oh ya, aku membuatkanmu sebuah perahu, maaf jika jelek, karena aku buru-buru tadi.
Kuharap Eve sehat-sehat saja. Aku pasti akan menemui mu lagi, entah kapan, lagipula aku masih ada hutang janji padamu.
Salam hangat
'' Sou ''Eve mengambil perahu kertas itu.
Disitu tertulis.
"Sou dan Eve"

KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas (SouEve)
Fanfiction{HIATUS!} Warning: (Yaoi, Shounen-ai) Don't like don't read! Sebuah perahu kertas membuat kedua insan itu saling jatuh pada pesona masing-masing. Cast: Sou, Eve, and others Fanfic pertama yg gw tulis ◕ ᴥ ◕