"Bibi masuk saja duluan, kami akan menunggu"
"Terimakasih ya" ibu Eve masuk ke ruang rawat Eve.
"Apa yang terjadi padanya?" tanya Sou.
"Dia pingsan"
"Bukan itu-"
"Hyperdantion , gejala berupa batuk terus-menerus, dada menjadi sesak, kepala pusing, penyakit ini bisa dibilang langka, hanya beberapa orang di dunia ini yang mengalaminya, obatnya juga belum ditemukan, kemungkinan ter-"
"Naru"
"Bibi, sudah selesai?"
"Iya, bibi mau menebus obat Eve dulu, dan..." ibu Eve menatap Sou.
"Namamu Sou kan? Bibi sudah dengar tentangmu"
Sou mengangguk.
"Ehh, bibi mengenalnya?"
"Yasudah, kalian temani Eve ya, terimakasih sudah membawa Eve"
Nqrse berjalan ke ruangan Eve.
"Kau tidak masuk?"
"Tidak"
"Yasudah" Nqrse membuka pintu kemudian masuk.
Ceklek
"Eve, kau sudah sadar rupanya"
Nqrse menghampiri Eve yang sudah siuman tengah berbaring, kemudian duduk di sampingnya.
"Bagaimana keadaanmu?"
"Hanya sedikit pusing..."
"Oh ya, Sou ada diluar"
"A-apa, jadi benar, mengapa kau mengajaknya?"
"Aku tidak mengajaknya tau! Dan tenang saja, yang membawamu ke rumah sakit aku kok" ucap Nqrse.
"Aku merepotkan mu lagi"
"Jangan bilang begitu, kau memang selalu merepotkan ku"
"Cih" Eve memalingkan mukanya ke jendela. "Tapi.." Nqrse mengantung ucapannya membuat Eve berbalik lagi menatapnya.
"Apa?"
"Aku tak keberatan" Nqrse tersenyum.
"Dasar!" Eve tersenyum juga.
"Hey, aku serius!"
"Dan, sudah kubilang kan jangan melewatkan pemeriksaan, kenapa kau sampai lupa sih? Apa perlu ku ingatkan setiap malam?! Kau tau sendiri kan, jika kau tidak-"
Eve memutar bola matanya. "Iya-iya, maaf..."
"Makanya-"
Iki wo suru dakede erai kimi ga eien-...
Ponsel Nqrse berbunyi.
"Hal-"
[HEY! KEMANA SAJA KAU HAH?! KENAPA BELUM PULANG?!]
Suara teriakan ibu Nqrse terdengar jelas sampai-sampai Nqrse menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"O-oka-san, maaf aku-"
[...]
"Iya, aku akan pulang" Nqrse mematikan telepon.
"Haah... maaf Eve, ibuku menyuruh pulang, kau tau sendiri kan jika ibuku marah akan bagaimana"
"Kau pulang saja, bisa-bisa rumahmu hancur lagi"
Emang bener, ibunya Nqrse hampir menghancurkan rumah waktu Nqrse ga pulang semalaman, untungnya bisa dihentikan.
"Hahah, cepat sembuh, jaa nee" Nqrse melambai kecil sebelum keluar.
"Oh, kau masih disini?" tanya Nqrse yang melihat Sou duduk di kursi tunggu.
"Aku...sedang menunggu jemputan"
Aneh sekali, bukannya Sou membawa mobil sendiri? Begitulah kira-kira batin Nqrse.
"Kebetulan, aku mau pulang, kau bisa temani Eve sampai ibunya datang?"
Sou berfikir sejenak. "Baiklah"
"Terimakasih, kau cukup membantu"
Nqrse meninggalkan Sou.
Sou membuka pintu, membuat si surai hijau kembali membuka matanya. Niatnya ingin tidur sambil menunggu ibunya.
"S-sou? Kau belum pulang?"
"Aku diminta Nqrse untuk menemanimu" jawab Sou kemudian duduk di kursi samping kasur.
Eve hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kau tidak apa-apa?"
"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit pusing"
Setelah itu hening, tak ada yang berbicara baik Eve maupun Sou.
"Kau sudah lama tinggal di New York?"
'Eveee kenapa kau menanyakan itu?!!'
"Cukup lama"
Tok tok tok
Pintu diketuk, kemudian dibuka, menampilkan seorang suster membawa sebuah troli (?) berisi makanan.
"Permisi" ucapnya.
"Saya mengantar makanan untuk saudara Eve" suster itu menaruh nampan berisi makanan rumah sakit dan minuman.
"Kalau begitu saya permisi, silahkan dinikmati" lanjut suster itu kemudian pergi keluar.
TBC
Bingungmaudiapainpasdirumahsakit :)
Maap pendek :)
Mood sy turun drastis :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas (SouEve)
Fanfiction{HIATUS!} Warning: (Yaoi, Shounen-ai) Don't like don't read! Sebuah perahu kertas membuat kedua insan itu saling jatuh pada pesona masing-masing. Cast: Sou, Eve, and others Fanfic pertama yg gw tulis ◕ ᴥ ◕