bagian 7

10 6 5
                                    

Tak butuh waktu yang lama
Untuk aku mengenalimu

With you

"COWOK GUE" teriak Dinda begitu menggema dipenjuru kamar nya.

"Dinda, ada apa?" tanya Rosa sambil menggedor pintu kamar Dinda. Tadi ia sedang berada di dapur dan terkejut mendengar suara teriakan anaknya yang sangat mengejutkan sekali.

"Gak papa Bu," Dinda langsung membuka sedikit pintu kamarnya, hanya membolehkan sedikit cela saja .

"Trus tadi kenapa teriak?" Tanya Rosa

"Tadi tu, tadi Dinda lagi akting Bu, iya akting soalnya ada tugas teater dari kampus" ujar Dinda menyembulkan kepala nya.

"Kamu kenapa sih?" Rosa yang penasaran pun mendorong pintu anaknya , membuat terbuka luas.

"Kamu rapi gini mau kemana?"

"Ini, ini kostumnya untuk teater nanti Bu, supaya lebih menjiwai Bu, udah dulu ya , selamat malam" ujar Dinda dengan tergesa dan mencium pipi Rosa sebagai penutupnya dan langsung menutup pintu kamarnya.

__'_

"Huft, ini beneran Putra?" Dinda langsung mengunci pintu dan membuang nafas kasar dan beralih melihat kembali status seseorang, memastikan bahwa ia tidak salah melihat.

"Huft, ini beneran Putra?" Dinda langsung mengunci pintu dan membuang nafas kasar dan beralih melihat kembali status seseorang, memastikan bahwa ia tidak salah melihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini bener Putra, kok bisa sama Meli sih, jelas disitu lagi megang handphone kok bisa-bisanya dia gak bales chat gue. Jahat bener"

"AAAAAA, gue nangis" Dinda langsung menelungkup kan kepalanya diantara tumpukan bantal dan berteriak sekencangnya.

"Gue udah cantik gini.AAAA GUE BENCI LO PUTRA" boneka panda menjadi sasaran amukan Dinda , boneka itu diberikan Putra saat ia ulang tahun , hasil dari permainan capit boneka disalah satu pusat permainan.

"Gue jadi mirip kaya pengantin ditinggal lari, awas aja Lo gue bakal marah gak mau ngomong dan gak akan bales chat dari Lo," ujar Dinda dengan sesenggukan sambil menonjok kepala boneka tersebut, membayangkan jika itu adalah Putra.

"TAPI CHAT GUE AJA GAK DIBALES" Dinda kembali berteriak , memalangi nasib nya.

Drtt drttt drtt

Getaran dari handphone yang berada di ujung kasurnya membuat Dinda bangkit dan langsung mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat nama yang tertera.

"Halo"

"DIN, JADI GAK? GUE DAH SIAP NIE. BURUAN BAMBANG, GUE SAMPE BEKERAK NUNGGUIN LO" teriak Lia dari sebrang .

"KAGAK JADI" Dinda membalas berteriak dan langsung memutuskan panggilan sepihak .

"KAN PESAN GUE BELUM DIBALES, " Dinda kembali mengecek room chat yang masih tidak ada perubahan , pesan nya masih bercentang dua berwarna biru.

Dinda kembali menangis sesenggukan dan membenamkan tubuhnya diselimut tebalnya .

___'_'

Tok tok tok
"DINDA, BANGUN" teriak Rosa dengan menggedor pintu kamar Dinda. Sudah dari tadi dia menggedor tapi sama sekali belum ada tanda-tanda pintunya akan dibuka.

🐾walk with you🐾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang